Malam Yang Dinanti

21.2K 1K 29
                                    

Seperti judul di atas ehem ... Ehem...😂✌️ Yang gak suka boleh di skip tapi tidak ada ehem...ehem...tau kan? 😂
.
.
.
.
.

Malam sudah tiba. Setelah makan malam bersama Risha terlebih dahulu menuju kamar sedangkan Arya? Ia harus ke ruang kerjanya karena ada beberapa laporan yang harus ia cek. Semenjak kejadian tadi, Risha banyak diam, tidak ada yang berubah sama seperti beberapa hari ini saat Risha mencoba menjauhi Arya. Arya paham, mungkin Risha membutuhkan waktu agar bisa seperti dahulu.

Setelah selesai pekerjaannya, Arya melangkah menuju kamarnya. Ia juga sudah merasa ngantuk karena jam sudah menunjukkan pukul 10 malam.

Sampai di kamar Arya tersenyum melihat Risha yang tertidur di kamarnya, ia kira Risha akan tidur di kamarnya dulu. Arya membelai lembut wajah Risha.

"Maafkan saya sudah sering menyakiti kamu. Saya akan berusaha agar tidak kembali menyakiti kamu dan tidak membuat kamu kecewa."

"Mas." Risha membuka matanya dan memegang tangan Arya.

"Maaf, saya gangguan tidur kamu?"

Risha menggelengkan kepalanya. "Aku belum tidur dari tadi. Aku nunggu kamu," jawab Risha.

"Ada yang ingin kamu bicarakan?"

Risha kembali menggelengkan kepalanya. "Sha hanya ingin minta maaf soal kejadian sore tadi. Maafkan Sha sudah berani meminta Mas menceraikan, Sha." Risha bangun dan duduk di atas kasur.

"Jangan meminta maaf. Kamu tidak pantas mengatakan maaf." Arya ikut duduk di samping Risha. "Terima kasih kamu sudah memberikan Mas kesempatan untuk berjuang bersama," ucapnya lagi.

"Dan berhenti mengatakan hal itu, sudah berapa kali Mas berterima kasih dan jangan meminta maaf lagi." Risha mencium punggung tangan Arya sangat lama. Setelah kejadian tadi Risha merasa tidak nyaman dengan Arya, ia juga mendiamkan Arya. Risha merasa bersalah apalagi tadi ia sudah terbawa emosi.

"Sha berharap hubungan kita semakin membaik, Mas."

"Saya harap juga begitu, Sha. Semoga Allah tidak berniat memisahkan kita dalam waktu yang singkat, semoga Allah izinkan kita hidup lebih lama sampai nanti kita jadi kakek nenek."

"Aamiin," jawab Risha.

Tiba-tiba mereka saling bertatapan.

"Kemarin saya mengatakan tidak akan menyentuh kamu namun, sekarang apakah boleh saya menarik kembali ucapan saya itu? saya ingin dan saya merasa bersalah tidak pernah menyentuh kamu. Jadi, bolehkah saya mendapatkan hak itu?" tanya Arya meminta persetujuan Risha.

Dengan wajah bersemu Risha mengangguk pelan sambil menundukkan kepalanya.

"Benarkah?" tanya Arya memastikan.

"Iya, Mas. Aku siap tapi aku takut," ucap Risha tertunduk.

Arya memegang dagu Risha. "Jangan takut. Saya tidak akan menyakiti kamu."

Risha menggigit ujung bibirnya. "Iya, Mas."

"Terima kasih."

"Kamu kembali mengatakan itu, terima hukuman dari aku." Risha langsung mengecup bibir Arya membuat Arya sontak dengan apa yang Risha lakukan.
Entah, keberanian dari mana yang membuat Risha berani memulainya.
Arya tidak hanya diam, ia memulai melumat bibir Risha dengan lembut. Menyalurkan rasa cinta dan sayangnya pada Risha.

Mereka berdua sudah berbaring di atas kasur. Tangan Arya mulai bergerak melepaskan kancing baju namun, tiba-tiba Risha menahan tangannya.

"Kenapa?" tanya Arya dengan suara parau.

Risha Dan Misi (Tamat)Donde viven las historias. Descúbrelo ahora