YOUR HEARTBEAT : BAB 17

2.2K 216 9
                                    

Dua jam aku bersiap dari mandi dan berdandan. Aku gugup akan bertemu dengan papa Arya. Aku takut reaksinya akan seperti pertama dia bertemu denganku waktu itu. Kubuang jauh-jauh pikiran jelekku. Aku manarik nafas dalam dan menghembuskannya.

Kubuka paper bag yang diberikan Gavin padaku. Mini dress yang cantik berwarna putih dan bermotif polkadot silver. Aku langsung memakainya. Arya benar-benar tau seleraku. Iya karena sudah hampir dua bulan kami bersama.

 Iya karena sudah hampir dua bulan kami bersama

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Aku bersiap dan keluar dari kamar. Gavin membuka pintu untukku "silahkan nona" katanya. Aku masuk ke mobil dan kami berangkat.

Sepanjang perjalanan aku mengehela nafas panjang. Aku sangat gugup sekali. Perasaan campur aduk menjadi satu didadaku. Arya apa ini adalah langkah yang tepat untuk kita.

Mobil berbelok ke rumah elit di ujung jalan. Rumah itu bergaya america modern berwarna cream. Halamannya sangat luas dan terdapat kolam air pancur ditengahnya. Mobil-mobil mewah berjajar rapi di garasinya yang luas. Taman di kiri kanan rumah menambah kesan mewah rumah itu. Astaga seperti istana. Aku susah menelan ludahku sendiri. Kucoba untuk menghela nafas lagi dan mengeluarkan perlahan. Tenang manda. Suamimu ada di dalam. Kamu pasti bisa dan semua akan baik-baik aja.

"Nona silahkan masuk. Tuan muda dan orang tuanya sudah menunggu." Gavin membuat jantungku semakin berdegup kencang. Aku mengangguk dan mengikuti langkahnya.

Aku masuk ke dalam rumah Arya. Design interiornya memang tak diragukan lagi. Membuat aku terpana seperti saat pertama aku ke kantor Arya. Aku duduk di ruang tamu seperti yang Gavin katakan. Kulihat bingkai besar di dinding dengan gambar keluarga Arya. Suamiku sangat tampan disana. Eh kemana dia. Apa dia tidak tau aku sudah datang. Tiba-tiba kedua telapak tangan menutup mataku. Kuraba tangannya dan aku mengetahui jika itu Arya. "Aryaa.. ini gak lucu ya" kataku.

"Yah ketauan" katanya lagi. Arya melepas tangannya. Dan aku berbalik menatapnya. Aku terkejut. Karena wajah Arya memar disana-sini. Apakah ini perbuatan papanya waktu itu. Aku menitikkan air mata melihatnya. Ku sentuh memar dipipinya. Arya menggapai tanganku yang mengelus lembut memarnya. "Kamu kenapa bisa kayak gini ? Ini semua pasti gara-gara aku ya Arya ?" Kataku.

"Sssttt...jangan bilang begitu baby. Aku gapapa" katanya lagi sambil menghapus air mataku. "Heyyy jangan menangis. Kita akan makan malam bersama orang tuaku untuk pertama kalinya. Baby kamu cantik" katanya lagi. "Si jony jadi mau jenguk sangkarnya" imbuhnya. Ku cubit perutnya. "Aduuh aduuhh sakit baby" aku tertawa bersama dengannya dan aku memeluk Arya. Suara detak jantungnya yang selalu bisa membuat aku tenang.

Degdeg degdeg

Aku memjamkan mata meresapi setiap irama detak jantung itu. Arya aku sangat mencintaimu. "Baby kenapa kamu kurus begini sih ?"

"Emang kenapa kalo aku kurus. Kamu gak suka ?"

"Iyaa berarti aku harus kerja keras lagi biar badan kamu mengembang sempurna" katanya dengan senyuman genitnya.

Your Heartbeat (END)Where stories live. Discover now