Seme Sakit Demam : BingQiu

1.9K 284 61
                                    

"Hiks."

Luo Binghe menangis.

"Sudah, jangan menangis," ucap Shen Qingqiu sambil meletakkan kompres hangat di atas dahi Luo Binghe.

"Tapi ... aku tidak percaya, aku tidak bisa membuatkan Shizun sarapan." Tangis Luo Binghe semakin menjadi kala ia mengingat kembali bagaimana Shen Qingqiu sarapan mie cup ketika ia bangun tidur. "Bisa-bisanya aku gagal menjaga kesehatan Shizun! Huweeeeeeeeee!!!!" teriaknya.

Satu tangan Shen Qingqiu menyentil hidung mancung Luo Binghe, sementara satu tangannya lagi menutup telinganya yang terasa tuli akibat teriakan Luo Binghe. "Berisik."

"Aw!" Luo Binghe meringis.

Shen Qingqiu berkata, "Bukan masalah untukku makan mie cup. Yang masalah adalah kesehatanmu sekarang ini. Bisa-bisanya kamu jatuh sakit tanpa seizinku."

"Ma, maaf ...."

Mata Luo Binghe berkaca-kaca, hendak menangis lagi sebelum Shen Qingqiu kembali berkata, "Aku tidak suka ya dengan anak cengeng."

Luo Binghe batal menangis. Sekuat tenaga ia tahan air matanya.

Melihat bagaimana kekasihnya berusaha untuk tidak menangis, Shen Qingqiu menghela napas. "Sudah. Itu bukan salahmu kalau kamu jatuh sakit."

Luo Binghe menggeleng. "Tidak, ini sala---"

"Diam." Shen Qingqiu menyela.

Luo Binghe diam patuh bak anak baik.

"Yang salah itu aku. Aku tidak memerhatikanmu dengan baik sampai kamu jatuh sakit." Shen Qingqiu membelai kepala Luo Binghe dengan lembut. "Maafkan aku, Binghe."

Luo Binghe tertegun. Wajahnya yang memerah semakin merah ketika ia tergugah mendengar kekasihnya meminta maaf.

Dengan bibir bergetar, Luo Binghe bergumam, "Shi ...."

Akan tetapi, sebelum ia selesai bicara, Shen Qingqiu telah berdiri dari duduknya. Ia melipat lengan kemeja panjangnya hingga siku dan berkata, "Jadi, hari ini aku yang akan memasak. Kamu istirahat saja hari ini."

Luo Binghe terdiam. 'Eh? Shizun? Memasak?'

Jiwa Luo Binghe tiba-tiba berada di luar angkasa.

Kemudian, pria itu keluar dari kamar mereka, pergi menuju dapur.

Seketika Luo Binghe melompat dari tempat tidurnya. Berlari secepat mungkin untuk mencegah tragedi terjadi. "SHIZUN, STOP! BERHENTI!" teriak Luo Binghe panik.

Shen Qingqiu yang baru saja memakai celemek, berbalik. "?"

"Apa? Binghe, kenapa kamu di sini? Aku, kan, sudah bilang untuk istirahat."

Luo Binghe cepat-cepat menghampiri Shen Qingqiu. Ia berkata, "Shizun, Shizun jangan memasak. Oke?"

"Ke---"

"Ingat kejadian dua bulan lalu?"

Shen Qingqiu kemudian mengingat kembali apa yang dimaksud Luo Binghe. Ia ingat dan bergumam "Ah" tanpa sadar.

Dua bulan lalu, Shen Qingqiu yang sibuk dengan pekerjaannya, merasa kehausan dan ingin minum. Sebenarnya, ia bisa saja meminta Luo Binghe untuk membawakannya minuman tanpa harus ia repot-repot ke dapur. Namun, pada hari itu Luo Binghe sedang ada kerja kelompok dengan dua teman laknatnya yang tak usah disebut siapa. Jadilah, Shen Qingqiu mengambil sendiri air minum di dapur.

Sayangnya, air minum habis. Dan Shen Qingqiu terlalu malas untuk pergi keluar hanya untuk membeli sebotol air. Akhirnya, Shen Qingqiu berinisiatif memasak air sendiri.

Sambil menunggu air matang, Shen Qingqiu kembali bekerja di ruangannya.

Terbenam dengan pekerjaan, Shen Qingqiu lupa dengan air yang ia masak. Ia hendak ke dapur, tetapi ia dikejutkan dengan suara ledakan.

Ternyata, air yang ia masak, sudah mengering dan mengakibatkan teko yang kepanasan itu meledak. Beruntung ledakan itu tidak parah, hanya saja bagian dapur mereka perlu diperbaiki selama beberapa waktu.

Sejak saat itu, Shen Qingqiu menjauh dari dapur.

"Biar aku yang masak," ucap Luo Binghe.

"Tidak boleh, kamu sakit," balas Shen Qingqiu. Ia mungkin tidak berbakat dalam memasak, tetapi bukan berarti ia membiarkan orang sakit memasak.

"Tapi, nanti ..." tiba-tiba Luo Binghe berkata, "Begini saja. Aku yang memberi instruksi, Shizun yang memasak. Bagaimana? Cukup adil, kan?"

"...." Shen Qingqiu sejujurnya masih tidak setuju.

Namun, melihat puppy eyes Luo Binghe, akhirnya ia menerima.

Luo Binghe menghela lega.

Tidak ada korban dan Shen Qingqiu bisa memasak dengan normal.

Hore~

END

Adik dan Bapak hamba pernah gitu. Mereka masak air, tapi lupa sampai airnya habis dan teko gosong setengah. Untung gak meledak :')

03 Juni 2021

Love DoveyWhere stories live. Discover now