31. Peringatan dari Vika

604 54 8
                                    

Jangan lupa vote sebelum membaca

HAPPY READING🤍

Seluruh murid SMA Dirgama tampak berjalan dengan cepat menuju kelasnya masing-masing,setelah baru saja upacara dinyatakan selesai dan dibubarkan. Keluhan keluar dari mulut para gadis berseragam putih abu-abu itu. Tentu saja tentang upacara yang berlangsung sangat lama. Yang membuat mereka berdiri kepanasan dan mendengarkan pidato Kepala Sekolah yang sangat panjang dan tidak ada habisnya.

"Kenapa sih kalo upacara pidatonya panjang banget?! Rel kereta aja kalah panjang," ujar Nadin yang sejak tadi menggerutu kesal karena kakinya terasa sangat pegal.

"Ngga bisa apa dipersingkat? Atau ngga,minimal jangan lebih dari 15 menit gitu."

"Sama,gue juga kesel. Udah panas,pegel,keringetan. Kenapa ngga upacara di aula aja yang ada AC-nya," Sara menimpali.

"Harusnya tadi gue pura-pura pingsan aja. Kan enak tuh rebahan di UKS, tinggal merem doang," ucap Nadin sambil membayangkan dirinya yang sedang berbaring di ranjang UKS.

"Kaya baru ikut upacara aja kalian," ucap Nara mengomentari.

"Emangnya lo ngga cape,Ra? Ngga panas? Ngga pegel?" kata Nadin berturut-turut.

"Cape lah. Tapi gimana lagi? Udah kejadian kan," Nara menjawab.

"Ni lagi satu anak. Diem-diem aja." Nadin menyenggol lengan Lova yang berjalan di sebelahnya.

Lova yang semula pandangannya sedang mengarah ke depan menengok ke arah Nadin. "Terus gue harus apa?"
kata Lova dengan nada santainya.

Nadin berdecak."Ya ngeluh kek! Bilang pegel gitu,cape,panas. Atau gimana rasanya. Jadi manusia kaya robot aja lo!"

"Udah bener Lova ngga ngeluh. Malah lo paksa. Lo yang aneh!" kata Sara.

Nadin menarik napas panjang sambil mengelus dadanya. "Kenapa sih kalian susah buat diajak ngeluh bareng? Punya temen ngga ada perasaan kompaknya sedikitpun."

Nara melirik ke arah Sara dan Lova sambil mengerutkan dahinya. Ketiganya saling bertatapan dengan raut wajah aneh.

"Harusnya gue yang ngomong gitu. Punya temen ngga ada warasnya sedikitpun," balas Sara.

"Maksudnya gue ngga waras gitu? Lo ngatain gue gila?!" ujar Nadin sewot.

"Lagi PMS lo? Marah-marah mulu perasaan."

"Ngga tau!" kata Nadin sembari melipat kedua tangannya di depan dada dan menampilkan wajah cemberutnya.

Nara,Lova dan Sara hanya tertawa melihat kelakuan Nadin.

"Gue ke toilet dulu,deh." Nara mengehentikan langkahnya.

"Mau gue temenin?" tawar Sara.

"Ngga usah. Pasti udah pada cape. Kalian duluan ke kelas aja."

"Ya udah jangan lama-lama. Nanti keburu gurunya masuk," kata Lova yang dibalas anggukan Nara.

👑 👑 👑

Nara menatap pantulan dirinya di cermin. Merapihkan rambutnya sebelum masuk ke kelas.

"Gerak cepet juga lo ngejar Alfa."

Nara menoleh ke belakang. Menatap seseorang yang baru saja berbicara dengannya. Begitupun dengan orang tersebut, tampak sedang memperhatikan Nara dari atas sampai bawah.

"Cantik? Engga juga," ucapnya dengan nada sinis.

"Body? Biasa aja," lanjutnya.

ALFA'S QUEENWhere stories live. Discover now