Bagian 33

3.7K 413 29
                                    

"Arka!"

"Woy, Arka!

"Astaghfirullah! Arka! Lama-lama, lo gue santet!"

Matanya menatap ke seluruh penjuru Rumah papa. Prilly benar-benar kesal dengan tingkah laku Livia yang semena-mena, bahkan mengirimi foto Ali saat bersama Livia, itu dulu bukan sekarang.

Prilly melempar tas selempang sembarangan, ia berlari ke lantai dua, tempat Arka bersemayam. Tanpa permisi sama sekali, Prilly langsung menyelonong masuk ke dalam kamar Arka.

Tanpa rasa kasihan, Prilly langsung menendang Arka hingga tersungkur ke lantai.

"Anjir, apaan sih, kak?! Ganggu tidur gue banget lu!" sembur Arka tak terima. "Siapa yang ngendaliin perusahaan Papa sekarang? Lo atau orang lain?" tanya Prilly to the point.

Dahi Arka mengerut, Arka bersila dan menatap sang kakak serius. Arka tentu heran dengan sang kakak yang sebelumnya tak pernah mau tahu tentang perusahaan yang dulu papa kembangkan, bahkan Prilly menolak untuk mengurus perusahaan.

"Walau pun gue masih Mahasiswa, gue bantu kelola perusahaan Papa, terus dibantu sama Om Hilman," tutur Arka.

Prilly tersenyum lalu tertawa membuat Arka menatap Prilly ngeri. Ada yang aneh dengan kakaknya ini yang seperti orang--

Kesetanan.

"Pipi lo kenapa?"

Otomatis Prilly langsung meraba pipinya yang terkena tamparan dari Edward. "Biasa kenapa cium genderuwo," balas Prilly santai.

Prilly menghampiri Arka lalu menarik tangan Arka. "Buruan, gue mau lo ikut gue ke kantor, gue mau ketemu sama Om Hilman, karena gue yakin lo gak bakalan setuju tentang pemutusan kontrak sama perusahaan Adhitama Group," ujar Prilly membuat mata Arka melebar seketika. "Kalo itu gue setuju banget sama lo," balas Arka setuju.

Arka berdiri dan menatap kakaknya. "Terlebih gue kurang suka sama kinerjanya yang aah--susah dijelasin. Intinya perusahaan itu semakin semena-mena sama perusahaan Papa, sedangkan Papa selalu bantu saat perusahaan itu diambang kehancuran," lanjut Arka.

Prilly kembali tertawa, rasanya ia tak sanggup membayangkan wajah mengenaskan Edward saat melihat perusahaan tersayangnya malah diputus kontrak oleh AR Company. Prilly menarik tangan Arka kembali agar segera ke kantor utama milik mendiang papa yang kini dikelola oleh Arka.

Arka menahan membuat Prilly langsung menoleh.

"Bang Al udah tau tentang ini? Gue gak mau lo malah punya masalah sama suami lo, kak," kata Arka tenang.

Prilly berjinjit lalu membisik, "Dia gak bakalan tau, selagi lo diem," bisik Prilly.

.

Prilly berjalan angkuh memasuki kantor yang dikelola oleh Arka dan Tuan Hilman. Rasanya ia semakin tak sabar melihat wajah memohon Edward yang memintanya untuk tidak memutuskan kontrak itu.

Prilly bersama Arka tetap mempertahankan wajah angkuh saat semua karyawan berbaris hormat menyambut kedatangannya.

"Lo yakin?"

"Yakin."

"Gue jadi gak sabar."

Arka tersenyum devil, sudah lama ia ingin menghancurkan perusahaan yang sering kali mengambil untung sendiri. Rasanya Arka benar-benar melihat wajah mengenaskan Edward saat ia dan Tuan Hilman memutus kontrak kerja sama kedua pihak dan melaporkan Edward atas kecurangan berbisnis, serta korupsi.

MY DOCTOR [END]Where stories live. Discover now