VL¹² - Mommy Wolfy

30.7K 4.5K 831
                                    

Tepat pada jam sepuluh malam pesawat sudah terbang kurang lebih delapan jam.

Nyatanya, pergantian warna langit sama sekali tak mengusik tidurnya sepasang pengantin baru itu. Bahkan keduanya sama-sama tak sadar akan posisi mereka sekarang.

Velyn berada di atas, menindih tubuh Arthur yang terlentang di bawah. Dada bidang milik Arthur tentunya dapat dijadikan Velyn sebagai bantal.

Tak lama kemudian, mata Velyn perlahan-lahan terbuka. Ia mengerang merasakan kepalanya begitu berat dengan pusing yang lebih mendominasi. Pandangannya yang semula kabur, samar-samar mulai terlihat jelas.

Hal yang pertama kali Velyn rasakan ialah, kulit bertemu kulit.

Detik selanjutnya Velyn spontan menjauhkan kepalanya, lalu mendongak ke atas. Mata dan mulutnya pun sontak terbuka lebar ketika melihat wajah damai Arthur yang masih terlelap.

"WHAT THE FUCK ARE YOU DOING?!!" pekik Velyn bergegas melompat turun dari kasur.

Suara teriakan Velyn berhasil membangunkan Arthur dari tidurnya. Dengan santainya Arthur mengerjapkan matanya beberapa kali sebelum kelopak mata itu kembali tertutup.

"ARTHUR!!!"

Merasa kesal karena diabaikan, Velyn pun langsung menarik kedua kaki Arthur membuat pria itu terseret jatuh dari kasur.

Bruk!

"ARGH!!!" Arthur refleks memegang bokongnya yang terasa sakit akibat benturan keras mengenai lantai. "ARE YOU CRAZY?!!"

Tanpa basa-basi lagi, Velyn melangkah mendekati Arthur. Ia menundukkan kepalanya, menatap Arthur tajam.

"Kenapa kita bisa tidur bersama di atas ranjang? Apa yang kau lakukan padaku?" tanya Velyn serius.

Tiba-tiba saja terlintas ide di kepala Arthur untuk mengusili Velyn. Ia pun segera mengubah ekspresinya menjadi sedih.

"Kita sudah terlanjur melakukannya," lirih Arthur.

Mendengar perkataan Arthur, Velyn nekat mengangkat kakinya naik, lalu mendaratkan kaki itu tepat di bagian aset berharga milik Arthur.

Untuk kedua kalinya Arthur menjerit kesakitan. "AAARGHH!!!"

"Katakan kalau itu semua bohong," bantah Velyn masih dengan keadaan menginjak milik Arthur.

"YA YA, TADI AKU HANYA BERCANDA," jawab Arthur berteriak. "Sekarang singkirkan kaki mu!!"

Velyn menghela napas lega. Ia kemudian menjauhkan kakinya dari milik Arthur, beralih duduk di sebuah sofa yang letaknya tak jauh dari ranjang kasur.

Duduk dengan kaki yang terbuka, kedua siku Velyn bertumpu pada bagian paha, menopang kepalanya upaya memijat-mijat pelipis yang semakin terasa pening.

Melihat keadaan wanita itu membuat hati Arthur sedikit luluh. Akan tetapi, mengingat kejadian barusan dimana Velyn berani menginjak benda yang paling berharga itu membuat Arthur langsung tersadar.

"Itu kutukan karena telah durhaka kepada suami," tukas Arthur sebelum ia melangkah menuju kamar mandi.

Arthur melengkungkan bibirnya ke bawah ketika melihat kedua kakinya yang tengah melangkah sambil mengangkang. "Astaga, aku terlihat seperti jalang yang hilang keperawanan."

•••

Lewat jendela pesawat, Velyn dapat melihat indahnya gumpalan awan putih. Satu jam lagi pesawat akan mendarat di Rotterdam.

Sungguh Velyn merasa bosan berlama-lama di dalam pesawat ini. Sudah lebih dari tiga jam ia duduk di kursi sembari memandangi langit lewat jendela. Bahkan sekarang ia merasakan pantatnya sedikit kram akibat terlalu lama duduk.

VELUNA [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang