Flashback

54.2K 9.4K 600
                                    

"Siapa yang menyuruh kamu?" tanya Aizar lagi.

"Nona Afra, Tuan, nama lengkapnya Afra Nabila Pratama," jawab pria itu.

"Mana mungkin dia mela—"

Aizar mengangkat tangannya meminta Shaka untuk diam.

"Apa rencana dia selanjutnya?" tanya Aizar, serius.

"Dia akan menjebak Arshaka dan menghancurkan rumah tangganya, Tuan."

___________________________________________

09.00 WIB

Shaka berada di kampus Aizha, ia baru saja mengantar istrinya. Shaka tak langsung pulang, ia memikirkan permintaan Arghi tadi pagi, rasanya ada hal yang janggal, apalagi saat ia teringat perkataan pria itu, Afra akan menjebaknya untuk menghancurkan rumah tangganya.

Apakah itu hari ini?

Jika memang dugaannya benar, ia sungguh tak habis pikir karena wanita itu menggunakan adiknya untuk memuluskan rencana jahatnya.

Shaka mengambil ponselnya, ia menghubungi Aizar untuk membicarakan hal ini, ia tidak mau masuk dalam perangkap Afra.

"Assalamu'alaikum, Iz."

"Wa'alaikumsalam. Apa?! Gue lagi sibuk."

Shaka menjauhkan ponsel dari telinganya, ia mendengus pelan, selalu saja pria itu membuatnya jantungan, entahlah bagaimana nasib pasien nya jika nanti dia sudah resmi menjadi dokter.

Boleh gak sih gue berdoa dia gak lulus jadi dokter?_batin Shaka.

"Arghi minta gue nemuin Afra nanti sore," ujar Shaka to the point.

"Oh," balas Aizar, "cewek itu mau jebak lo," lanjut Aizar dengan tenang.

"Hah? Maksud lo?" tanya Shaka.

"Ck! Masa lo gak ngerti? Otak lo masih berfungsi, kan?"

Nada bicaranya sih biasa saja, tapi sungguh ucapan itu membuat Shaka jengkel.

"Dia gunain adik lo buat memuluskan rencananya. Sebaiknya lo kasih tahu si Arghi kebenarannya, gak ada gunanya perjuangin cewek kayak dia, kebaikannya cuma topeng."

"Bagaimana lo tahu?"

"Mata-mata gue yang bilang."

Mata-mata yang di maksud Aizar adalah pria yang waktu itu dia tangkap, dan kini berpihak padanya.

Shaka termenung, ia sudah menduganya, tapi tetap saja ia terkejut, bisa-bisanya Afra memanfaatkan kebaikan adiknya.

"Shak? Lo masih hidup, kan?" tanya Aizar membuyarkan lamunan Shaka.

"Ya hidup lah!" balas Shaka berdecak kesal, bisa gak sih cowok itu gak bikin ia darah tinggi, sehari saja?

Terdengar kekehan pelan dari seberang sana.

"Ke rumah gue sekarang! Ada yang mau gue bicarain."

"Rumah bokap lo, bukan rumah lo!"

🍁🍁🍁

Shaka sudah sampai di rumah Alka, ia langsung masuk dan di arahkan ke ruang kerja yang biasa Alka gunakan.

Aizar sedang duduk di kursi utama sambil membaca beberapa berkas yang di serahkan informannya.

Aizar menutup berkas itu begiti Shaka duduk di depannya, mereka hanya berdua, menunjukkan jika ada hal yang benar-benar serius untuk dibicarakan.

"Dia akan buat seolah-olah lo 'berhubungan' dengannya, mungkin dia bakal bawa lo ke suatu tempat, disisi lain dia meminta Aizha buat datang ke tempat itu," ujar Aizar.

"Sangat klasik," ucap Shaka.

Aizar mengangguk, "tapi cukup kuat untuk membuat rumah tangga lo hancur."

Shaka menahan napasnya, membayabgkannya saja Shaka tidak kuat, bagaimana bisa ia berjauhan dengan Aizha, tidak bertemu sehari saja sudah membuatnya gila.

"Kamu tahu penjahat peniru?" tanya Aizar.

Shaka diam.

"Sebuah tindak kejahatan yang biasanya terjadi dengan metode dan pola yang sama, salah satunya seperti yang dia rencanakan, terdengar biasa bagi orang awam, tapi karena hal itu justru kejahatan seperti ini sering digunakan, baik dalam dunia nyata maupun cerita fiksi," jelas Aizar.

Shaka mengangguk membenarnya, saking biasanya hal seperti ini membuat orang-orang tidak terlalu tertarik, dan hal ini justru membuat si pelaku lebih leluasa, kasus baru justru membuat orang tertarik untuk mencari tahu lebih dalam, dan kejahatannya akan diingat selamanya.

"Dalam hal seperti ini, ada motif tersendiri kah?"

Aizar mengangguk, "ketika mereka melakukan kejahatan tiruan, biasanya mereka merasa berada dalam level yang sama dengan penjahat aslinya (orang yang melakukan kejahatan pertama kali), ada kepuasan tersendiri, dan biasanya hal seperti ini hanya dilakukan oleh penjahat pemula," balas Aizar tersenyum smrik di akhir kata.

Mereka sama-sama diam, sibuk dengan pikirannya masing-masing.

"Jadi ... apa yang harus kita lakukan?" tanya Shaka.

"Bukan kita, tapi Lo."

"Gue?" tanya Shaka menunjuk dirinya sendiri.

"Hemm," jawab Aizar, "seperti keinginannya, lo harus temuin dia."

Shaka membelalakkan matanya, "ogah! Enak aja, kalau gue di apa-apain gimana?! Kata, Lo, kan—"

"Diem dulu! Gue belum selesai ngomong, Shaka!"

Shala terpaksa diam walau hatinya sangat dongkol.

"Gue sudah susun rencana, lo temuin dia, bersikaplah seolah-olah lo gak tahu apa-apa, apa yang dia kasih, Lo, terima saja, sisanya biar gue yang urus, kita ikutin permainan dia," jelas Aizar.

"Terus kalau dia kasih gue sesuatu gimana? Kalau gue di grepe-grepe gimana?! Lo mau tanggung jawab!" Shaka benar-benar kesal, masalahnya rencana Afra itu sangat menjijikkan baginya.

Aizar memutar bola matanya jengah, "dia gak mungkin kasih lo obat perangsang! Ya kali di tempat umum dikasih begituan, palingan lo dikasih obat tidur."

"Ya tapi kan tetep aja setelah itu—"

"Dia gak bakal perkosa lo, gue jamin! Di sana ada mata-mata gue, kalo sesuatu terjadi gak sesuai rencana, kita ganti ke plan B."

"Plan B?" tanya Shaka, bingung.

"Gue arahin satpol PP buat grebek tempat itu."

"Shit!!"

Nah kan, kelepasan. Tapi justru Aizar malah tertawa melihat Shaka terkenan.

"Lalu Aizha?"

Aizar mengembuskan napasnya, "itu urusan gue, lo tinggal akting yang bagus saja, buat dia percaya, seolah-olah rencananya berhasil."

Dengan berat hati Shaka mengiyakan, semoga saja Aizar tidak sampai menggunakan plan B.

"Tapi, Iz, apa tujuan dia melakukan hal ini? Kenapa dia berencana bunuh gue, bahkan sekarang dia mau ngehancurin rumah tangga gue," tanya Shaka, serius.

Setiap hal pasti ada alasannya, dan ia ingin tahu alasan Afra melakukan hal ini, jika hanya masalah cinta, rasanya tidak mungkin sampai sejauh ini.

Aizar meyandarkan tubuhnya dan bersedekap dada.

"Ada satu hal lagi yang harus gue pastikan, gue akan kasih tahu begitu semuanya terpecahkan."

Tbc.

Ovi itu suka film/drakor tentang kriminal, action, jadi tanpa sadar imajinasinya ovi masukin ke dalam cerita.

Tapi karena ovi gak ahli dalam merangkai cerita bergenre action, akhirnya ceritanya kurang menggigit 🤣 jadi gak jelas gitu, ceritanya berbelit-belit haha.

Maafkan cerita sayah yang masih banyak kekurangan ini, wkwk

Salam sayang 🥰

Tasikmalaya, 9 Juni 2021
Srisovia

Kiblat Cinta ✓Where stories live. Discover now