Kebenaran 2

67.5K 10.7K 1.5K
                                    

"Shaka."

"Hemm?"

"Kamu yakin mau nemuin wanita itu?" tanya Aizha sedikit khawatir, bagaimana pun juga ia takut suaminya kenapa-napa, demi Tuhan ia tidak mau jadi janda.

Shaka melihat kegelisahan di wajah Aizha, ia memegang tangan istrinya dan mengecupnya.

"Aku harus tahu apa maunya dia, terlebih aku gak mau dia mengusik rumah tangga kita lagi," balas Shaka dengan lembut, "kamu tidak usah khawatir, aku kan tidak sendiri."

"Tapi—"

Cup.

Shaka mengecup bibir Aizha, tenang saja ia yakin istrinya tidak akan ngamuk.

"Percaya sama aku, aku gak akan biarin kamu jadi janda," ucap Shaka sambil mengerlingkan matanya.

"Ish, lagi serius juga!" ketus Aizha.

Shaka tertawa, ia kemudian mengambil kunci motornya dan bersiap pergi.

"Sudah yah, aku berangkat dulu. Kamu juga harus siap-siap, nanti Aizar jemput."

Aizha mengangguk, ia mengambil tangan kanan Shaka dan menciumnya, semoga saja semua berjalan sesuai rencana, dan semoga saja Afra tidak berbuat nekad.

Shaka melajukan motornya, ia pergi ke tempat yang sudah di janjikan dengan Afra, bukan di sebuah bangunan kosong atau semacamnya, namun di restoran mewah di belahan ibu kota, dan tanpa Afra ketahui semua ini atas perhitungan dan rencana Aizar.

Sampai di restoran, Shaka langsung di arahkan ke sebuah private room yang ada di restoran itu, namun rasanya ada yang janggal, kenapa tidak ada pengunjung lain seorang pun?

Ah tidak salah lagi, ini pasti ulah kakak iparnya.

Entahlah berapa banyak uang yang Aizar keluarkan untuk menyewa restoran ini, yang bahkan untuk bisa menggunakan private room nya saja harus di pesan setidaknya dari 2 minggu sebelumnya.

Ceklek.

Shaka masuk, yang pertama mencuri perhatiannya bukanlah keberadaan Afra, melainkan interior ruangan yang begitu mewah.

Shaka masuk, yang pertama mencuri perhatiannya bukanlah keberadaan Afra, melainkan interior ruangan yang begitu mewah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ini sih bisa di gunain buat makan-makan satu RT," gumam Shaka.

Shaka menormalkan raut wajahnya, ia berusaha tidak pecicilan, bisa berantakan rencana mereka jika ia malah slengean.

Terlihat Afra yang tengah duduk dengan santainya di salah satu kursi, Shaka kemudian duduk di kursi lainnya.

Cukup lama mereka terdiam, Shaka beberapa kali melirik Afra yang malah memainkan kuku-kukunya, perlu digaris bawahi jika Shaka tidak seperti Arghi yang selalu menjaga pandangannya.

Shaka memutar bola matanya jengah, semakin ke sini ia semakin yakin jika Afra pengidap DID ( Dissociative Identity Disorder ) atau lebih dikenal sebagai kepribadian ganda.

Kiblat Cinta ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang