Spin Off 6 : Kisah Tentang Anak Yang Tidak Diinginkan (Pluem's Birthday Story)

698 39 1
                                    

Kamar rawat inap nomor 154 terasa dingin karena pendingin ruangan, namun New tetap berkeringat karena gelisah. Bayi yang baru saja ia lahirkan tiga jam yang lalu masih tertidur lelap di tempat tidur bayi yang diletakan di tempat tidurnya namun New masih belum mau untuk menggendongnya, tidak sampai ia tahu hasil yang sedang ia tunggu. Pandangannya terus melihat pintu kamar karena New tidak mau ia tertidur saat perawat memasuki kamarnya.

“Tuan New?” New langsung turun dari tempat tidur saat ia melihat pintu kamar terbuka dan masuk seorang perawat wanita. “Tolong jangan turun, anda masih dalam pemulihan..” perintah perawat saat melihat New hendak berjalan ke arahnya.

“Bagaimana dengan hasilnya?” tanya New langsung pada inti pembicaraan.

“Kami sudah mencocokkan DNA bayi anda dengan sampel DNA yang anda berikan, hasilnya…” New merasa waktu berhenti sebentar karena ia tidak bisa mendengar kalimat suster selanjutnya.

“Maaf, apa?”

“Saya bilang hasilnya kedua DNA tersebut mempunyai 98% kecocokkan…” air mata New langsung keluar saat ia mendengar hasilnya.

“Benarkah???!!” kedua tangan New meremas lengan perawat yang membuat sang perawat kaget. New tertawa senang kemudian ia melihat ke arah sang bayi. “Bisakah kau mengambilnya untukku? Aku ingin menggendongnya…” 

Sang perawat mengambil bayi New kemudian memberikannya kepada New. “Tolong pegang lehernya…” New mengikuti arahan perawat dan kini ia tersenyum lebar melihat anaknya.

“Anakku… anakku dengan Kao…” ucap New dengan pelan. “Aku tidak bisa mendapatkan hatinya tapi setidaknya aku mendapatkan darah dagingnya…” New mencium pipi sang bayi dengan pelan agar sang bayi tidak terbangun. “Terima kasih telah menghapus mimpi burukku, nak…” New kembali mencium bayinya.

“Kau sudah memberinya nama?” tanya sang perawat.

New menganggukan kepalanya. ”Pluem, aku ingin memberinya nama Pluem karena ia membawa kebahagiaan untukku…”

“Baiklah kalau begitu, selamat istirahat…” sang perawat pamit kemudian keluar dari kamar, meninggalkan New yang kini dengan senang menghabiskan waktu berdua dengan anak sulungnya.

Meski sang perawat sudah memberikan hasilnya, namun New masih menunggu seseorang. Tipis memang harapannya senior New datang untuk menjenguknya namun tidak ada salahnya berharap, bukan?

New sedang bermain dengan pipi saat pintu kamar kembali terbuka.

“Kak Ka…” New terhenti saat ia melihat orang yang masuk ke dalam kamarnya bukanlah orang yang ia tunggu. “Tay…”

“Hai New, aku datang untuk menjenguk…” Tay dengan kemeja putih dan sweater coklatnya masuk ke dalam ruangan sambil membawa tas berisikan makanan ringan. “Aku tahu kau pasti lapar jadi aku bawa makanan saja…”

“Hm, terima kasih Tay…” ucap New sambil tersenyum ramah. Kecewa memang karena New berharap Kao lah yang datang namun New tidak ingin memperlihatkannya kepada Tay.

“Apakah ini bayinya?” tanya Tay sambil menghampiri tempat tidur.

“Iya, kau ingin menggendongnya?” tanya New kemudian menyerahkan Pluem kepada Tay. Tay tersenyum lebar saat ia menerima Pluem dalam gendongannya terlebih Pluem bergerak mendekat ke arah dada Tay seakan-akan mencari kenyamanan.

“Huwa!” Tay sendiri terkejut dengan sikap Pluem. “Aku pikir ia akan menangis…”

“Ia tidak terlalu rewel hingga sekarang.” ucap New sambil memperhatikan Tay menggendong Pluem. Senyuman kecil New buat karena merasa Tay sudah cocok menjadi seorang ayah. “Kau sudah siap menjadi seorang Ayah sepertinya.” komentar New.

PermulaanWhere stories live. Discover now