Chapter 11

983 85 2
                                    

Nanon berjalan melewati perawat dan dokter Rumah Sakit sambil tersenyum. Meski Chimon melarangnya untuk pergi ke kamar istirahat pribadi Daddy dan Abangnya, Nanon tetap menuju kesana. Nanon tidak suka jika ia harus berbagi tempat istirahat dengan orang asing. Jika ia dapat tempat istirahat pribadi, kenapa tidak digunakan? Lampu kamar mati saat Nanon membuka pintu kamar istirahat pribadi Daddy dan Abangnya. Ada seseorang di kamar, alis mengerutkan alisnya ketika sadar ia tidak mengenali orang itu. "Siapa kamu?" tanya Nanon dingin.

Wanita yang ditanya Nanon, yang saat itu sedang duduk di atas kursi menoleh ke arah Nanon sambil tersenyum. "Oh, Nanon? Kau datang kemari?"

"Siapa kamu?" tanya Nanon masih dengan nada dingin.

"Oh.. New belum memberitahu? Tak heran sih aku baru saja kembali dari New York kemarin malam dan belum sempat memesan hotel jadi aku tidur disini dulu." Wanita itu berjalan menghampiri Nanon yang masih menatapnya dingin. "Salam kenal, Nanon. Namaku Sara. Aku kekasih New selama tujuh tahun..." tatapan Nanon semakin dingin saat mendengar kalimat Sara. "Aku tahu seharusnya New yang memperkenalkan kita, tapi sudah terlalu lama tapi kamu masih belum mengenalku tentu saja aku kaget jadi aku memperkenalkan diriku sendiri." Sara masih tersenyum dan Nanon masih terdiam.

"Terus kenapa kamu masih disini?" tanya Nanon.

"Huh? Ooh.. aku akan menginap beberapa malam disini, karena bisa lebih hemat dan bisa ketemu New kapan saja."

"Tapi tidur disini tidak nyaman loh..."

"Ah, tidak apa-apa..."

"Tidak, aku nya yang kasihan..." Nanon lalu merogoh tas selempangnya untuk mencari sesuatu lalu memberikannya kepada Sara. "Tidur disini saja, gak usah bayar ini hotel punyaku soalnya."

"Punyamu?" tanya Sara takjub. "New memang cerita anak bungsunya punya usaha dimana-mana. Aku pikir dia membual, ternyata beneran. Akan ku kabari New kalau aku pindah."

"Ah, tidak usah.. Biar aku saja, tante. Daddy pasti lagi sibuk banget sekarang. Tante ke hotel langsung saja biar bisa istirahat ya."

"Oh, baiknya kamu.." Sara pun mengambil koper dan tas tentengnya lalu berjalan keluar kamar. "Sampai jumpa lagi, Nanon." Tangan Sara mengelus rambut Nanon lalu pergi meninggalkan Nanon.

Nanon tersenyum melihat kepergian Sara lalu mengambil telepon genggamnya. "K, ada 134 sedang menuju hotel, kamu urus ya." ucap Nanon dingin.

K, salah satu kaki tangan Nanon menjawab. "Siap, Tuan."

"Panggil tukang bersih-bersih juga buat kamar Daddy di Rumah Sakit dan Apartemen Daddy. Bersihkan jangan sampai ada noda atau DNA 134 tersisa. Saya tidak suka."

"Baik."

Nanon lalu menutup teleponnya. Ia mengambil cairan alkohol yang ia simpan di tas lalu menyemprotkannya ke rambutnya, berharap sudah tidak ada bakteri di rambutnya. Nanon sekarang tahu alasan kenapa ia tidak boleh kemari. Abang menyembunyikan sesuatu dan Nanon sekarang mengetahuinya. Nanon keluar kamar lalu berjalan menuju ruang istirahat bersama para Dokter, tempat janjian ia dengan Abangnya dan Chimon.

Suasana hati Nanon sedang buruk. Padahal tadinya ia senang ingin memperkenalkan Ohm kepada abangnya, namun sekarang ia marah pada abangnya. Seharusnya ia marah pada Daddy, namun Nanon terlalu sayang dengan Daddy nya sehingga Nanon tidak bisa marah. Nanon melihat Pluem dan Chimon sudah berada di ruangan. "Halo, Non." sapa Chimon saat melihat Nanon memasuki ruangan. "Baru datang?" tanya Chimon lagi namun Nanon tetap tidak mau menjawab.

"Dek..." Pluem merasa ada yang aneh dengan Nanon pun mulai memanggilnya.

"Sejak kapan Abang tahu?" tanya Nanon tiba-tiba.

PermulaanWhere stories live. Discover now