Dandelion 30

34 20 0
                                    

Ri El mendengus sebal dalam perjalanan menuju kantin. Pergantian pasangan saat pesta dansa semalam jujur saja membuat dia kaget sekaligus meradang, pasalnya Alex berdansa dengan gadis lain yang menurut Ri El lebih cantik darinya. Itulah mengapa dia seharian murung, ditambah Alex semakin senang melihat pacar barunya cemburu.

Langkahnnya terhenti membuat Dara mengeryit heran. "Kenapa tidak tertera di undangan bahwa akan ada sesi tukar pasangan di dalam dansa," geramnya mengingat kejadian semalam, bahkan Ri El segera menyeret Alex sebelum acara dansa berakhir. "Itu sangat buruk. Pesta yang Won buat adalah pesta terburuk."

Dara menganguk mengiyakan terlebih setelah tatapan Kian semalam yang membuatnya bergidik ngeri. Namun, syukurlah malaikat maut itu tidak melakukan sesuatu yang buruk padanya.

"Ya, ya aku setuju," jawab Dara. Dirinya juga merasa kesal, karena sempat berdansa dengan Kian.

"Lain kali akan kubuat pesta, lalu hanya aku dan Alex yang akan menari di atas pangung semalaman," usulnya pada Dara, kemudian mendudukan diri di bangku kantin.

"Ide bagus," komentar Dara dari sebrang meja. Setidaknya Dara setuju pada khayalan Gadis itu kali ini, meskipun hal itu belum tentu terwujud.

"Kau tau, Alex meminta nomor ponsel gadis itu!" rengek Ri El berkali-kali seraya menghentakkan tubuhnya tidak beraturan. "Menyebalkan sekali."

"Tenanglah aku akan memukulnya jika dia berani selingkuh darimu," ujar Dara mencoba menenangkan Ri El seraya memutar bola matanya malas. Sudah tiga kali dia bercerita tentang ini semalam dan Dara tidak menyangka Gadis itu akan menceritakannya lagi.

Seorang Gadis mendekat dari kejauhan saat tidak sengaja melihat Ri El dan Dara di pojok kantin sedang asik mengobrol. Dia mendekat ragu, lalu tertahan saat Ri El mendelik padanya. "Hai Dara!"

Dara menoleh, mata amber milik Gadis itu selalu Dara rindukan, senyum manis terlukir di wajahnya. "Boleh aku bergabung?"

"Ya silahkan!" jawab Dara.

Jieun duduk di samping Ri El dengan nampan makanan miliknya yang sudah berisi makanan.

Ri El mendengus. "Huft, Dara aku harus pergi sekarang. Aku melupakan sesuatu, anak-anak dari anggota paduan suara akan berkumpul hari ini dan aku harus ada di sana sebelum bell masuk berbunyi!" ungkap Ri El dengan tergesa. Dia beranjak dengan mengangkat nampan miliknya.

"Kenapa tiba-tiba sekali?" komentar Dara tidak ingin sahabatnya pergi begitu cepat. "Hanya sebentar saja, kan?"

Ri El mengedik. "Aku tidak tau." Ri El berlalu, tapi berhenti dan menoleh pada Dara. "Berhati-hatilah!" Dara menganguk mendengar peringatan darinya.

Mata indah Dara masih mengekori Ri El yang keluar dari area kantin. "Apakah, kalian tidak saling mengenal?"

Jieun yang sedang fokus memakan makanannya pun menoleh. "Ah, tidak. Sepertinya Ri El anak yang sibuk!" Dara menganguk mendengarnya. "Ohh, iya semalam, apakah kau datang ke acara ulang tahun Won?"

Dara mendongak. "Ah, tentu saja, bagaimana denganmu?"

Jieun bungkam selama beberapa detik, lalu tidak lama tersenyum. "Aku terlambat datang."

Dara menganguk. "Ah, mungkin karena itulah aku tidak melihatmu semalam!"

Simpul tipis terulas di bibir Jieun. "Iya mungkin karena itu," tukas Jieun seraya menyuap makanan ke mulutnya.

"Ohh iya, bukankah kau sekelas dengan Won?" tanya Dara penasaran. Dirinya ingin tau lebih jauh tentang pria bermata hazel itu, mungkin Jieun tau sedikit tentangnya jika memang benar dia teman sekelas Won dia dapat mengulik sedikit informasi darinya. Jieun bergeming membuat Dara bingung. "Jieun? Kau tidak apa-apa?"

Dandeliar ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang