14
Ane memarkirkan motornya di garasi samping, berjejer dengan dua mobil mewah, di rumah ini penghuninya hanya empat orang, tetapi mobil yang mereka miliki ada lima. Ini adalah rumah teman Tante Riza, yang memintanya menjadi guru privat anaknya yang berusia lima tahun.
"Maaf, mis Ane, Tasya belum pulang dari les balet, ibu sedang menjemputnya, silahkan tunggu di ruang belajarnya saja." Kata perempuan berusia 25 tahun, yang akrab di panggil Mbak Cus, asisten rumah tangga keluarga Pak Hartomo.
"Baik, Mbak, saya tunggu di taman saja ya?" jawab Ane, lalu melangkah ke depan duduk disebuah taman.
Runah ini selain bentuknya mewah, ada taman asri di depan, Ane pun duduk di bangku kursi taman.
Tidak lama seorang lelaki, bertubuh tinggi yang usianya seumuran Barra, berpakaian rapih dengan menjinjing tas, mungkin berisi laptop, berjalan mendekat, setelah memarkirkan mobil Avanzanya di garasi.
"Maaf, mbak, boleh duduk di sini?" tanyanya, menunjuk bangku kosong di sebelah Ane.
"Oh, silahkan Mas." Ane mempersilahkan.
"Saya menunggu Pak Hartomo, sedang perjalanan ke sini, saya sungkan menunggu di ruang tamu,lebih enak di taman." ujarnya tersenyum, wajahnya terlihat ramah. Ane hanya balas mengangguk.
Sembari menunggu Tasya, Ane membuka buku, membaca materi manajemen pemasaran, lusa akan mulai UTS.
Lelaki di sebelahnya pun langsung membuka tasnya dan mengeluarkan laptop.
"Maaf, mbak, boleh tahu namanya?" Lima menit setelah mereka sama-sama saling terdiam karena fokus dengan kegiatan masing-masing.
"Anerly Dimitri, panggil Ane," kata Ane, memperkenallkan diri.
"Saya Jodi Batara, biasa dipanggil Odi," balas Odi. "Mbak Ane nunggu juga?" tanyanya.
"Iya, saya guru privateTasya."
"Oh, kuliah?" tanyanya lagi.
"Iya, mau masuk semester empat."
Dengan manggut-manggut, "Sama dengan adik bungsu saya." Lelaki itu pun kembali fokus ke laptopnya.
"Mis Ane .... " panggil Tasya, berlari menghampirinya dan Ane pun berdiri menyambutnya.
"Hallo Tasya, sudah pulang les baletnya?"
"Maaf ya mis, lesnya telat, karena kita mau perform di JHCC, jadi latihannya lama."
"Oh, tidak apa, yuk kita langsung masuk." Ane menggandeng Tasya.
"Saya tinggal ya Mas." Ane berpamitan, dibalas anggukan dan senyum tipis.
Bersamaan Ane pergi, Ibu Hartomo berjalan ke arah mereka.
"Mas Jodi tunggu di dalan saja yuk, Bapak lima menit lagi sampai."
Lelaki itu mengangguk lalu membereskan laptopnya.***
"Ayo, kak Tasya bisa susun kalimat, Bibi Dara ada buku satu." Ane menjejerkan kartu-kartu baca di meja kecil.Tasya mulai menyusun sesekali terlihat keningnya berkerut mencari kartu.
"Alhamdulillah, Tasya hebat loh!"
"Maaf ya mis Ane, ganggu sebentar." Seorang laki-laki berusia 35 tahun masuk bersama lelaki yang duduk di taman bersamanya."
"Papa mau apa kesini?" tanya Tasya.
" Papa mau renovasi ruangan ini bukan hanya bisa untuk belajar, tapi bisa juga buat perpustskaan. Biar koleksi buku Tasya dan Kakak Vanes tidak berantakan, punya rumah."

YOU ARE READING
TAKDIR CINTA
RomanceAnerly Dimitri, biasa dipanggil, Ane. Perempuan yang dibesarkan di panti asuhan nekad menikah tanpa restu dengan Barra Sakala, anak dari seorang donatur tetap panti. Andra sahabatnya di masa kecil yang sedang belajar di luar negeri berharap Ane men...