Chapter Two

513 69 9
                                    

Pandangan pertama kekasih adalah seperti sang jiwa yang digerakkan di atas permukaan air, dialirkan ke langit dan ke bumi.

(Kahlil Gibran)

Union Bank Of Shanghai

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Union Bank Of Shanghai

Tiga Bulan Sebelumnya

(Flashback start)

Matahari bersinar redup di siang musim gugur  saat Chen Yuzhi melangkah santai melintasi pelataran gedung perkantoran. Ini interview yang ke sekian kali dalam satu bulan dan dia tidak berharap banyak pada hasil interview sebelum-sebelumnya, begitu juga hasil hari ini.

The first impression is the result, begitu kata orang pintar.

Chen Yuzhi mungkin memang pintar tetapi kecerdasan emosinya sedikit dipertanyakan. Meski pun tampan dengan penampilan memukau, tinggi 183 cm dan berkulit putih, dia memiliki sifat canggung dan inferior yang terkadang cukup menyulitkan, kadangkala dia tidak mampu mengontrol sifat itu sehingga malah menggiringnya pada insiden yang memalukan.

Interview hari ini di Union Bank of Shanghai, kawasan French Consession, berakhir memalukan. Karena terlalu gugup, dia menumpahkan segelas air di meja manager personalia dan tumpahannya membasahi beberapa file penting.

Setelah itu, dia tidak ingin mengingatnya lagi.

Chen Yuzhi meremas tali sling bag yang tersampir di bahunya. Masih dengan setelan gaya barat memukau karena bermaksud menawan staff personalia, dia berjalan tergesa-gesa menuju sebuah kafe di pinggir gedung itu.

Chen Yuzhi menyadari beberapa orang yang berpapasan dengannya menatapnya dalam dan lama, Sebagian malah sempat memutar leher sampai melintir. Kebanyakan adalah para gadis. Yuzhi merenung sambil terus berjalan, wajahnya datar menutupi seribu emosi yang berkecamuk dalam dirinya.

Apa para gadis itu menatapku karena aku sangat tampan?
Atau mereka menemukan sesuatu yang aneh dalam diriku

Tapi tidak mungkin, aku sudah berpenampilan sesempurna mungkin jadi pasti mereka menatapku bukan karena aku aneh, tapi karena aku menawan.

Langkahnya semakin tergesa. Jantungnya berdebar tak karuan karena alasan yang tidak diketahuinya. Kemampuan bersosialisasinya memang tidak terlalu baik, tapi tidak sampai harus seburuk ini.

Di depan kafe itu ada sebatang pohon sakura berbunga ungu.
Menyentuhkan telapak tangan ke dada, Chen Yuzhi menghentikan langkah dan bersandar pada batang pohon itu, kepalanya berputar mengawasi sekitarnya. Sepasang mata bulat beriris gelap mengerjap-ngerjap.

𝐑𝐨𝐬𝐞 𝐨𝐟 𝐒𝐚𝐦𝐚𝐫𝐤𝐚𝐧𝐝 (𝐘𝐮𝐞𝐳𝐡𝐢) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang