°REGRET°

38 10 1
                                    

Karya: _glucklich

Breaking news: Seorang siswi berumur 18 tahun ditemukan tewas tergantung di sebuah ruang kelas. Penyebabnya masih belum diketahui.

Plip!

Aku melempar remote TV dengan asal. Jujur, aku kesal dan marah pada diriku sendiri yang tidak bisa membantu Rima. Hingga membuatnya lebih memilih mengakhiri hidupnya.

Salsa, aku pamit, ya. Aku lelah. Terima kasih atas semuanya. Jaga dirimu.

Aku meremas ponselku. Air mataku jatuh ketika membaca ulang pesan terakhir dari Rima. Penyesalan menjalar di hatiku. Semuanya sudah terlambat. Aku teringat akan apa yang sudah menimpa Rima.

***

"Rim, bersihin, gih! meja gue kotor!" suruh Sheila sambil menunjuk mejanya. Rima ingin menolak, tetapi terlalu takut. J,adi dengan terpaksa, Rima menurut. "Aku ambil lap dulu," ucap Rima sambil beranjak.

"Ngapain pakai lap? Pakai baju lo lahh!" ucap Sheila. Jika sudah seperti ini, mau tak mau, Rima menurut saja. Kalau tidak, mereka akan melakukan yang lebih parah dari ini.

Pernah suatu kali Rima menolak menggantikan temannya piket. Namun, dirinya justru dijambak, dipukul, disiram air bekas pel, bahkan menyiram Rima dengan sampah. Gadis itu juga diseret dan dikurung di gudang semalaman.
Rima membersihkan meja Sheila dengan lengan bajunya. mereka yang melihat itu hanya tertawa. Bahkan ada yang merekamnya. Jika boleh jujur, Rima ingin pindah sekolah. Namun, orang tuanya tidak percaya dengan alasan Rima. Bahkan, terkesan tidak peduli.

Salsa yang baru saja datang, sangat terkejut melihat itu. Dengan cepat, Salsa melempar kasar tasnya, tidak peduli apakah ada barang berharga di dalamnya atau tidak.

"Apa-apaan ini?!" teriaknya. Hening, tidak ada yang berani menjawab Salsa. Tentu saja, karena Salsa adalah ketua kelas di sini dan sangat disegani.

Salsa menarik kasar tangan Rima dan beralih menatap tajam Sheila. "Kalau meja lo kotor, bersihin sendiri. Masih punya tangan sama kaki, kan?" Setelahnya, Salsa menyeret Rima pergi.

"Bu, saya mau melaporkan adanya penindasan di kelas saya," ucap Salsa tegas. Namun, respons sang guru sungguh di luar dugaan.

"Kamu jangan mengarang cerita. Di kelas kamu itu banyak anak dari orang penting di sekolah ini. Tidak mungkin mereka menindas murid lain," ucap sang guru dengan entengnya.

"Bu, Jangan karena mereka anak orang penting, Anda jadi berat sebelah."

"Cukup! Saya ada jadwal mengajar, silakan pergi," finalnya dan mengusir paksa mereka.

"Salsa, terima kasih sudah menolongku. Tapi lain kali, jangan lagi," pinta Rima yang justru membuat Salsa bingung.

"Maksudnya?"

"Kamu pura-pura aja nggak lihat aku. Karena, aku akan semakin ditindas kalau ada yang belain aku," ucap Rima pelan.

"Kenapa lo nggak laporin mereka ke polisi?" tanya Salsa. Rima dengan cepat menggeleng.

"Percuma. Orang tua mereka pasti akan melakukan apa saja untuk membela anaknya, tidak peduli benar atau salah." Jeda sesaat. "Aku harap, ini terakhir kali kamu belain aku," sambung Rima lalu meninggalkan Salsa.

Sesuai permintaan Rima, Salsa berpura-pura tidak melihat apa pun yang Rima alami. Walau sejujurnya, Salsa ingin sekali melaporkan mereka ke polisi. Jadi, diam-diam Salsa merekam aksi mereka.

***

Kring!

Bel istirahat berbunyi nyaring. Semua murid berhamburan keluar kelas menuju kantin, begitu pula dengan Salsa dan Rima. Salsa berjalan tepat di belakangnya, mengawasi gadis rapuh itu diam-diam.

"Woy, Rim! Beliin gue bakso!" teriak seorang cowok yang berada di pojok kantin. Itu membuat Rima mengurungkan niatnya untuk makan dan beranjak untuk membelikan cowok itu bakso. Tentu saja dengan uang jajan Rima.

Tak lama, Rima kembali dengan semangkuk bakso di tangannya. Cewek itu berjalan cepat karena perutnya sudah sangat lapar. Tadi pagi, dirinya tidak sarapan karena orang tuanya sudah pergi bekerja tanpa berpamitan atau sekadar meninggalkan sarapan untuknya.

Pyarr!

Dengan iseng, seseorang menjulurkan kakinya. Sesuai dugaan, Rima tersandung dan jatuh. Bakso yang tadinya ada di tangan, kini jatuh berantakan. Sontak saja, Rima menjadi bahan tawaan seisi kantin.
Rima merintih kesakitan, kuah bakso yang masih panas itu menyiram kaki dan tangannya. Namun, tidak ada yang peduli. Yang dilakukan Rima saat ini hanyalah menunduk sambil menahan tangis.

Salsa melihat Rima berlari menuju toilet dan segera mengikutinya. Samar-samar, terdengar isak tangis Rima dari dalam toilet. Sedetik kemudian, Salsa mendengar Rima merintih kesakitan.

Dengan panik, Salsa berlari memasuki toilet dan terkejut dengan apa yang dilihatnya. Rima menyayat tangannya sendiri hingga mengeluarkan darah. Salsa merebut paksa cutter itu.

"Lo ngapain?!" bentaknya. Salsa menatap tangan Rima, dia semakin terkejut ketika melihat banyak bekas luka sayatan di sana. Salsa meringis, tidak bisa membayangkan betapa sakitnya itu jika terkena air.
"Sejak kapan?!" tanya Salsa dengan nada mengintimidasi. Rima hanya menunduk tanpa mau menjawab.

"JAWAB?!"

"Tiga tahun lalu," jawab Rima pelan. Cengkraman tangan Salsa mengendur. Sangat terkejut mengetahui fakta itu.

Salsa paham, alasan seseorang mengidap self-injury atau menyakiti dirinya sendiri adalah ketika seseorang mengalami stres, putus asa, dan berbagai macam emosi, tetapi tidak bisa melampiaskannya. Entah karena faktor lingkungan atau alasan lainnya, mereka lebih memilih melampiaskan pada tubuh mereka.
Sejak saat itu, Rima tidak pernah tampak lagi. Hal itu membuat Salsa khawatir. Fakta bahwa Rima mengidap self-injury, membuatnya bisa melakukan apa pun di luar nalar. Tepat pada malam hari, Rima mengirimnya pesan, membuat perasaan Salsa tidak enak. Dengan segera, Salsa mencari Rima. Namun nihil. Namun, entah kenapa, perasaannya mengatakan, dirinya harus ke kelas.

Betapa terkejutnya Salsa saat menemukan Rima dalam keadaan sudah tidak bernyawa dengan tubuh tergantung. Seketika, kakinya melemas, air mata perlahan meluruh, tangannya bergetar, pikirannya blank. Dengan cepat, Salsa berusaha menguasai diri dan menelepon polisi.
Salsa melaporkan kasus yang menimpa Rima dengan menyerahkan bukti berupa video yang selama ini disimpannya. Pihak polisi menuntut semua pelaku atas pelanggaran HAM. Sekolah juga dituntut atas tuduhan ikut menyembunyikan fakta adanya tindak perundungan.

***

Kini, Salsa menjadi seorang psikolog dan bekerja sebagai guru BK di sebuah-sekolah. Dirinya bertekat untuk mencegah adanya kasus Rima lainnya terjadi lagi. Merangkul anak-anak yang butuh dekapan serta dukungan. Tanpa peduli status sosialnya.

-T H E  E N D-

🎍Tentang Anisya🎍

Anisya Nur. Cewek asli Surabaya, pecinta kucing, dan Negeri Ginseng. Cewek yang hobi membaca dan menonton Drakor ini mulai menyukai dunia literasi sejak duduk di bangku SMP. Saat ini, dirinya aktif di sebuah komunitas kepenulisan.

Mari berteman di👇
Instagram : @anii68_
Wattpad : @_glucklich

Children Protection (Short Story by GWA) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang