°FARELLIA STORY°

26 8 0
                                    

Karya: rivava27

Kebahagiaan? Entahlah aku tak pernah merasakannya.

***

Farellia Delinda, gadis berusia 15 tahun yang hidup dan tumbuh di keluarga toxic. Semuanya penuh kebohongan dan semuanya penuh kepalsuan. Lia, gadis itu adalah anak kandung yang hidup seperti anak tiri. Hidup seperti Cinderella yang memiliki kakak tiri yang jahat dan bedanya ini ibu kandungnya, sedangkan ayah tirinya yang begitu menyayanginya telah tiada dipanggil Sang Pencipta.

“LIA, KEMARI KAU JALANG KECIL!!” teriakan itu membuat Lia kecil, lari tergopoh-gopoh menghampiri ibunya yang berkacak pinggang dan memegang sebuah baju.

“Iya, Nyonya.” Bahkan ia sudah tak diberikan izin memanggil ibunya sendiri dengan sebutan mama.

“Kenapa baju saya warnanya jadi luntur begini, hah?! Kau memang tak becus dalam hal apa pun, dasar kau jalang kecil. Masih untung saya mau menampung sampah seperti dirimu.” Pukulan demi pukulan dilayangkan Maya, ibunya itu tanpa ampun. Suara tangisan dan permohonan ampunan tak membuat wanita paruh baya itu iba sedikit pun.

“Ampun, Nyonya. Saya tidak sengaja melakukannya.” Tangisan gadis itu terdengar begitu pilu. Akan tetapi, tak menyurutkan kemarahan ibunya.

“Wah, ada pertunjukan apa, nih?” ujar seseorang membuat pukulan ibunya berhenti.

“Eh, Sayang, kamu udah pulang?”

“Udah, Ma, baru saja sampai. Tadi dianterin sama Andre.”

“Ya sudah, kamu masuk kamar dulu sana dan ganti baju habis itu makan, ya.”

“Oke, Mama. Semangat nyiksa jalang kecil itu. Oh, iya, kemaren juga dia kayaknya sengaja deh, Ma, mecahin guci Mama waktu Mama pergi arisan."

Maya yang mendengar ucapan anak tirinya kembali berang, wanita itu menatap anaknya dengan wajah penuh amarahnya.

“Enggak, Nyonya, itu semua bohong. Nona Tasya—”

“DIAM KAU JALANG, RASAKAN INI. KAU BERANI-BERANINYA MEMBUAT KEHANCURAN DI RUMAH SAYA!”

Kembali Maya melayangkan cambuk ke tubuh ringkih gadis itu. Semua asisten rumah tangga di rumah tersebut tak berani menolong nona mereka atau pekerjaan mereka yang menjadi akibatnya. Dengan prihatin mereka hanya bisa mendoakan semoga nona mereka baik-baik saja.

—ooo||ooo—

Lia berjalan dengan langkah cepatnya, ia menenteng plastik belanjaan berisi sayuran yang ibunya suruh. Ia kadang menatap iri anak-anak seumurannya yang memakai seragam putih abu-abu. Ia terpaksa putus sekolah karena ibunya sudah tak mau membiayainya lagi dan lagi pula ia tak mempunyai uang. Namun, di tengah lamunannya ia menabrak seorang ibu-ibu membuat belanjaannya berserakan.

“Ma—maaf, Bu, sa—saya tidak sengaja,” ujarnya terbata.

“Lo, Lia, kamu Lia, 'kan?” tanya ibu-ibu itu kaget.

Lia mengangkat pandangannya dan terkejut melihat tantenya, adik dari almarhum ayah kandungnya.

“Tante Mita?”

“Iya, Sayang. Ya ampun, kamu sama Mama kamu ke mana saja. Tante sama yang lain nyariin kalian?” ujar Mita membuat Lia bingung harus menjawab apa.

“Kami ada kok Tante, kalau begitu Lia pergi dulu tante,” pamit Lia. Akan tetapi, tangannya kembali dicekal.

“Sebentar, kok kamu di sini? Kamu gak sekolah, sayang?“ Jujur saja Lia bingung harus menjawab apa, ia akhirnya memilih melarikan diri.

“Maaf tante, aku pergi dulu.”

Children Protection (Short Story by GWA) Where stories live. Discover now