Mati Lampu (Miya Osamu)

3.6K 496 40
                                    

"Jadi hari ini giliran piket (Surname) dan Osamu ya? Kalau begitu tolong antarkan buku-buku ini ke perpustakaan ya, susun berdasarkan rak dan urutan yang tepat," ucap Harashima Sensei.

"Untuk yang lain, silahkan pulang,"

Guru muda berkacamata itu pun keluar dari kelas bersamaan dengan helaan nafas lega dari para murid. Osamu mulai mengemasi barang-barang nya dan bersiap untuk membawa buku.

"Oi, Miya-san," panggil (Name).

Osamu menoleh, menatap gadis berambut pendek sebahu itu.

"Aku harus pergi ke ruang klub sekarang, bagaimana jika kita menyelesaikan ini setelah selesai kegiatan klub?" Ujar (Name) sambil melipat tangan di dada.

"Terserah mu saja," tanggap Osamu.

"Baiklah, aku pergi dulu. Kau jangan coba-coba kabur nanti,"

(Name) segera berlari menuju lapangan. Latihan klub atletik sudah mulai.
Osamu hanya menghela nafas, lalu menyusul kembarannya yang sudah pergi duluan ke ruang klub.

***

"Oh,"

(Name) bergumam kecil begitu berpapasan dengan Osamu di depan pintu kelas. Hari sudah gelap, jam menunjukkan pukul setengah 7. Osamu sudah menyuruh saudara kembarnya untuk pulang terlebih dahulu.

"Senang melihatmu tidak kabur dari tugas ini," ujar (Name) sambil membuka pintu kelas.

"Hm," sahut Osamu.

'meski wajahnya tidak terlihat senang sama sekali sih,' batin Osamu.

Mereka berdua mengambil tas masing-masing, dan mulai membagi buku untuk dibawa ke perpustakaan. Sepanjang perjalanan ke sana, tidak ada percakapan yang mengisi selang waktu itu. Keduanya hanya sama-sama diam, mungkin karena sudah lelah setelah menjalani kegiatan klub.

"Dengar, kita akan menyelesaikan ini dengan cepat. Aku sudah lelah beraktivitas seharian," tukas (Name) sambil melirik Osamu.

"Cih, memangnya yang lelah cuma kau saja?" Balas Osamu kesal.

(Name) hanya mengangkat bahu, lalu melangkah memasuki perpustakaan. Osamu mendecih, ia harus bersabar jika bersama (Name). Gadis itu terlalu cuek dan ketus.

Mereka berdua mulai menyusun buku sesuai rak. Osamu melirik (Name), gadis itu menyusun buku dengan cepat sambil sesekali menguap.

"16 C," gumam (Name) sambil menatap buku yang dipegangnya.

"Ah, 16 C disini," beritahu Osamu.

(Name) melangkah mendekati Osamu dan menaruh buku itu di urutan ketiga dari atas. Sekali lagi, ia menguap.

"Kau masih lama, Miya-san?" Tanya (Name).

"Yah tinggal satu buku ini, oh 16 A,"
Osamu menaruh buku terakhir dan meregangkan kedua tangannya ke atas.

"Bagus, ayo kita pu--"

*Pats!

Lampu perpustakaan tiba-tiba padam. Membuat suasana menjadi gelap.

"Aaaaaaa!!!!" Pekik (Name).

Osamu tidak takut, ia hanya kaget. Ia merasakan sesuatu yang memeluk lengan kirinya.

"Ja-jangan khawatir, sebentar lagi pasti hidup," ujar Osamu.

*Pats!

Lampu pun kembali menyala, membuat Osamu menghela napas lega. Ia menoleh ke arah kiri, dan tercekat mendapati (Name) sedang memeluk erat lengan kirinya.

Tubuh gadis itu tampak gemetar, sedangkan wajahnya dibenamkan pada lengan Osamu. Osamu tertegun, ia mulai mengelus pucuk kepala (Name) dengan tangan kanannya.

"N-nee Miya-san, apakah lampunya sudah menyala?"

"Belum,"

Omake

*Pats!

"Kyaaa! Papaaa!"

"Ya sayang, Papa disini,"

Osamu mendekap gadis kecil berusia 3 tahunan. Ia mengusap-usap pelan surai hitam milik anaknya itu. Kemudian datanglah seorang gadis bersurai (h/c) panjang sambil membawa piring dengan lilin di atasnya.

"Izumi-chan, daijoubu?" Tanya (Name) sambil menaruh piring itu di atas lantai.

"Daijoubu, Mama," jawab Izumi sambil menoleh kan kepalanya kepada sang Mama. Sesaat kemudian, ia memandang papanya yang masih setia mendekapnya erat.

"Papa kenapa tersenyum seperti itu?" Tanya Izumi.

"Ah tidak, mati lampu begini membuat papa teringat dengan kenangan masa lalu,"

"O-Osamu!"

END

𝐇𝐚𝐢𝐤𝐲𝐮𝐮 𝐎𝐧𝐞 𝐒𝐡𝐨𝐨𝐭 𝐇𝐞𝐚𝐫𝐭𝐰𝐚𝐫𝐦𝐢𝐧𝐠 [∞]Where stories live. Discover now