Part XVIII

3.3K 392 15
                                    

Jisung bersama temannya terlihat berdiri di depan pintu gerbang pabrik yang dulunya sudah ditutup kini dibuka kembali.

"Ji, untuk apa kita ke sini?" tanya teman Jisung.

"Kalian tidak lihat, pabrik ini kembali dibuka."

"Memangnya ini pabrik apa?"

"Aku dengar ini pabrik makanan dan minuman yang harganya menyamai harga sewa satu flat sederhana. Katanya pemilik pabrik ini adalah orang kota, dari Seoul."

"Perumpaanmu sungguh berlebihan, Ji. Tapi aku jadi ingin sekali makanan-makanan itu!" timpal teman Jisung yang berbadan gembul.

"Kalau kau mau, ya beli saja. Kau kan punya banyak uang, dan jangan berpikir untuk mencuri di sini. Arraseo?" peringat Jisung, karena terkadang makanan bisa membutakan temannya yang satu itu. "Ayo masuk, kita lihat-lihat."

"Ah Ji, aku lupa. Aku harus segera pulang. Aku sudah janji pada eomma untuk pulang cepat. Daa!"

"Aku juga harus pulang. Daa!"

Kini hanya tinggal Jisung dan satu temannya yang berbadan gendut.

"Jaewon-ah.." Jisung sedikit memelas.

"Sebenarnya aku mau menemanimu untuk masuk ke dalam. Tapi saat ini tidak bisa. Aku dipaksa diet dengan ibuku, jadi aku tidak mau tergoda oleh makanan-makanan menggiurkan di dalam. Maafkan aku, Ji. Lain kali saja ya!"

Jisung merengut kesal. Ketiga teman penakutnya sudah pergi. Wajar sih, karena ada kabar burung yang mengatakan jika konon pabrik ini ada penunggunya, semua makhluk dedemit berkumpul di siniーistilah kerennya markas para xetund. Jadi, hanya Jisung sendiri yang akan masuk ke dalam pabrik yang membuatnya penasaran.

Dengan perasaan campur aduk, Jisung memberanikan diri masuk ke dalam dan alangkah terkejutnya ia melihat apa saja yang ada di pabrik besar ini.

"Ini data-datanya, sajangnim."

Jisung langsung bersembunyi di balik tong besar ketika mendengar suara langkah kaki dan suara orang sedang berbincang.

"Baiklah. Akan kusampaikan semua data-datanya."

Jisung merasa familiar dengan suara itu.

"J-jisung?" Mark segera menahan tangan Jisung yang hendak kabur.

"Apa yang kau lakukan di sini?"

"Bukan urusanmu. Lepaskan tanganku!"

"Seharusnya kau tidak berkeliaran di tempat ini karena akan membahayakan dirimu."

Jisung berdecak malas sebagai respon.

Mark melihat Jisung masih memakai seragam sekolah. Bukankah ini sudah terlalu sore untuk pulang sekolah?

"Sebaiknya kau pulang, jangan membuat kakakmu khawatir di rumah."

Jisung hanya diam saja.

"Baiklah. Aku yang akan menyeretmu pulang."

"O-oi!"

Mark menyeret Jisung secara paksa memasuki mobil limited-nya.

"Kau mau apa? Kau mau menculikku? Turunkan aku!"

"Pasang sabuk pengamanmu. Aku akan mengantarkanmu pulang."

"Tidak usah! Aku tahu ini hanya akal-akalanmu agar bisa bertemu Hyuckie hyung. Jangan coba-coba mendekatinya lagi karena kau akan berurusan denganku!"

Ancaman Jisung bukanlah apa-apa bagi Mark. Ia tetap melajukan mobilnya meskipun telinganya sakit mendengar suara Jisung yang melengking.

•••

Because of you || MarkhyuckTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang