Part VII

5.6K 661 30
                                    

BRUG!

Entah karena Donghyuck yang berlari terlalu cepat atau Mark yang tidak melihat ke samping, kini tubuh Donghyuck sudah menempel di lantai yang membuat isi paper bag yang ia bawa berserakan.

"Donghyuck?"

Orang yang dipanggil mengulurkan tangannya meminta tolong. Mark hendak membantunya namun tidak jadi, ia kembali menarik tangannya dan menyilangkan di depan dada.

"Kau tidak mau membantuku? Kau yang menabrakku,"

"Kau yang berlari lalu menabrakku!"

"Ck!" Donghyuck berdiri dengan bantuan meja di sampingnya kemudian ia memungut isi paper bag yang berserakan.

"Kau membeli baju untuk siapa? Untuk pacarmu?"

Donghyuck tahu Mark sedang menyindirnya. "Bukan urusanmu!"

"Tentu saja ini menjadi urusanku. Kau menyuruhku menjemputmu di halte tapi ketika aku datang kau tidak ada di sana. Sekarang kau baru pulang. Bukankah itu kelewatan?"

"Kau yang kelewatan! Sudah puluhan kali aku menghubungi ponselmu tapi tidak aktif. Kau juga tidak membalas pesan-pesanku. Kau pikir siapa yang mau menunggu hingga berjam-jam di halte dengan cuaca yang sangat dingin, hanya orang gila yang mau melakukannya." jawab Donghyuck tak mau kalah.

"Lalu dengan siapa kau pergi?"

Donghyuck gelisah, jujur atau tidak?

"Ayo katakan siapa laki-laki yang mengantarmu pulang?" Tatapan Mark berubah tajam.

"Tapi jangan marah dulu, aku akan menjelaskan semuanya. Sebenarnya tadi aku pergi dengan Jeno,"

"Shit!" Rahang Mark mengeras mendengar jawaban Donghyuck.

"Ini salahku, aku yang mengajaknya pergi jadi aku mohon jangan marah pada Jeno."

'Bahkan kau memohon padaku demi membela laki-laki itu.'

"Bersihkan dirimu, aku akan menunggumu di kamarku."

"Apa? Di kamarmu?"

"Kenapa? Mau membantah perintahku?"

"Tidak."

"Bagus. Sekarang bersihkan dirimu,"

Mark pun melangkah menuju lantai atas. Baru beberapa langkah ia berjalan, tiba-tiba Donghyuck menarik tangannya dan sedetik kemudian ia merasakan bibir Donghyuck menempel di bibirnya.

Mark mendorong pelan tubuh Donghyuck hingga ciumannya terlepas.

"Apa yang kau lakukan?"

"Membuktikan sesuatu." jawab Donghyuck santai, padahal sekarang jantungnya berdetak dengan kencang seolah ingin melompat keluar.

"Apa?"

Bukannya menjawab pertanyaan Mark, Donghyuck melenggang pergi menaiki tangga dan ketika sampai di atas, ia berlari menuju kamarnya yang membuat Mark tertawa pelan.

•••

Donghyuck memegang dada dan bibirnya secara bergantian. Efek berciuman dengan Mark sangat luar biasa dibandingkan ketika ia mencium Jeno tadi. Apa ia benar-benar sudah jatuh cinta pada Mark?

"Ini gila!" erangnya.

•••

Donghyuck mengendap-endap keluar dari kamarnya. Pasca aksi nekatnya mencium Mark, Donghyuck tidak yakin bisa tenang jika bertatap wajah dengan Mark. Donghyuck tidak lupa dengan pesan Mark yang menyuruhnya datang ke kamar tapi Donghyuck tidak akan ke sana karena ia tahu apa yang akan terjadi nantinya.

Because of you || MarkhyuckTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang