Manda

2K 251 3
                                    

"Akbar gak jadi pulang, Bu. Katanya mau  liburan ampe januari," ucapku pada ibu, ketika kami sedang membahas acara untuk akhir tahun.

"Yah ... pergi bertiga lagi dong," balas Ibu.

"Iya,  tapi katanya Amir mau keluar kota juga."

"Coba kamu tanyain aja dulu."

"Mir, Amir," teriakku dari ruang TV, tapi dia tidak menjawab.

Aku pergi ke kamarnya, ternyata dia sedang asik bermain game di ponselnya sambil menggunakan headphone.

"Woy! Daritadi dipanggil gak nyaut-nyaut," ucapku mengagetkannya.

"Apaan sih, Kak?" balasnya sambil melepas headphone.

"Nanti ikut gak tanggal 30?" tanyaku.

"Ikut, Kak. Amir ke Bandungnya baru tanggal 31."

"Oh ya udah." Aku ke luar dan kembali menutup pintu kamarnya.

"Amir ikut katanya, Bu," ucapku pada ibu.

"Ok."

Setiap menjelang akhir tahun, keluargaku selalu mengadakan acara makan di luar. Bukan untuk merayakan tahun baru, tapi karena hari ulang tahunku.

*

Malam harinya,

Aku sedang menemani ibu menonton film luar negeri di televisi. Tiba-tiba, Amir ke luar kamar dengan tergesa-gesa.

"Ada apaan, Mir? Buru-buru amat," tanyaku ketika melihat Amir kebingungan mencari kunci motornya.

"Ini kunci motor ke mana, Ya?" tanyanya.

"Tuh jatuh ke lantai, paling dimaenin kucing," ucapku sambil menunjuk kunci motor yang tergeletak di bawah meja.Amir mengambil kuncinya.

"Temen Amir kesurupan, katanya gak bisa dikeluarin udah manggil ustad juga."

"Hah kesurupan apaan ampe gak bisa dikeluarin gitu?"

"Gak tau ini juga, Amir belum sempet cek, udah disuruh ke sana."

"Doain ya, Bu," ucap Amir, lalu mendekati ibu dan mencium tangannya.

"Hati-hati, De. Dah malem gini," balas Ibu.

"Tengah malem tepatnya, Bu. Nanti ceritain, Ya!" ucapku.

"Iya, Kak. Nanti pulangnya aja Amir ceritain," ucap Amir sambil berjalan ke luar rumah.

*

Sebelum subuh, Amir sudah pulang ke rumah, lalu membangunkanku.

"Kak, mau denger ceritanya gak?" bisiknya sambil menepuk punggungku.

"Hah?" balasku dalam keadaan masih setengah sadar.

"Bangun dulu makanya." Amir menarik tanganku, memaksa turun dari tempat tidur.

"Iya," balasku dengan mata setengah terbuka, lalu berjalan ke kamar mandi untuk cuci muka.

Ke luar dari kamar mandi, Amir sudah menyambutku di ruang tengah.

"Belum subuh, Kan?" tanyaku.

"Setengah jam lagi. Sini Amir mau cerita dulu, takut lupa."

"Cerita apaan sih?" tanyaku masih belum sadar sepenuhnya.

"Kesurupan."

"Oh ya, baru inget. Gimana jadinya? Kesurupan apaan?"  balasku mulai nyambung dengan omongannya.

*

Manda, salah satu teman kuliah Amir. Kemarin dia ada acara bersama teman lainnya di kota Bandung. 

Seusai acara, menjelang isya, mereka baru meninggalkan kota Bandung menuju Karawang, dengan menggunakan mobil milik Erik. Manda duduk di depan, sebelah Erik yang memegang kemudi. Sedangkan dua teman lainnya duduk di bangku tengah.

Cuaca pada saat itu sedang sedikit mendung, sehingga jalanan agak sedikit gelap. Ditambah, masih ada lampu jalan yang belum menyala, membuat kondisi semakin gelap.

Hari ini, Manda memang sedang kurang fit, lantaran sedang awal menstruasi. Sebelum memasuki tol, dia sudah meminum obat, agar bisa beristirahat di dalam mobil.

Kondisi yang agak gelap, membuat mobil tidak bisa melaju dengan cepat. Manda pun sudah mulai menurunkan sedikit joknya, dan menyandarkan kelapanya. Dia pun akhirnya tertidur.

Manda!
Manda!

Sayup-sayup terdengar seseorang memanggilnya.

"Apaan?" sahut Manda dengan mata terpejam.

"Hah? Ngelindur, Lu?" balas Erik.

Manda membuka matanya, menegakan posisi duduknya.

"Tadi ada yang manggil gue?"

"Gak ada," balas teman-temannya kompak.

"Mimpi kali lu, dah sana tidur lagi aja," ucap Erik.

"Kayanya sih. Ini dah sampe mana, Ya?"

"Baru KM 100," balas Erik.

Manda kembali menyenderkan kepalanya dan memejamkan mata. Tidak lama kemudian, suara itu terdengar lagi.

Manda!
Manda!

Kali ini dia langsung membuka matanya, melirik ke arah teman-temannya.

"Ada yang manggil gw lagi, ngaku dah. Jangan jail!" ucap Manda mulai kesal.

"Daritadi gw nyetir tuh anak dua juga tepar. Siapa yang manggil lu sih?"

"Gak tau dah ah, halu kali gw."

Mobil baru saja melewati Rest Area KM 97.  Manda belum bisa tidur, masih memikirkan siapa yang daritadi memanggilnya.

Manda membuka jendela sampingnya, untuk menghirup udara segar pegunungan. Dilihatnya banyak pepohonan berbaris di pinggir jalan tol.

"Tutup jendelanya," ucap Erik meminta Manda menutup jendela, karena anginnya terlalu kencang.

Manda pun menurut, dia menekan tombol untuk menutup jendela secara otomatis. Sesaat sebelum jendela tertutup, Manda melihat ada seseorang wanita berdiri di dekat bahu jalan.

Manda kembali membuka jendelanya, lalu menengok keluar. Wanita itu masih berdiri di sana. Seorang wanita yang menggunakan baju berwarna merah. Dia pun melambaikan tangannya ke arah Manda, lalu terbang mengejar mobilnya.

BERSAMBUNG

Kuntilanak Merah Tol CipularangWhere stories live. Discover now