Chapter 8 ㅡ We See Them

167 55 4
                                    

Soul menginjak gas dengan pasti, ia tidak mau mengebut juga karena membawa banyak nyawa bersamanya.

Di depan masih banyak polisi-polisi yang entah tengah menembaki apa dan siapa. Hanya ada asap-asap tebal dan lontaran fire gun ke arah nya.

"Hei! Siapa yang mengendarai mobil?!" Salah satu polisi menunjuk kearah mobil yang Soul gunakan.

Pemuda Jepang ini kaget, namun sebisa mungkin untuk mengerem dengan tenang. Ia harus memastikan keadaan dulu. Matanya yang tajam setia memandang kearah depan.

Asap-asap tebal yang disangka kabut itu, Soul rasa pernah melihatnya. Entahlah, mungkin seperti adegan klise di film.

WOARRRRRGHH!!!

Sebuah teriakan keras dan aneh berasal dari kabut itu. Soul tertegun, itu mirip sekali dengan suara—

"ZOMBIE?!" Pekik seorang polisi.

"HAH?! ZOMBIE?!" Kawan-kawan Soul di belakang menjadi ribut. Mereka panik dan tentu saja ketakutan.

Soul terdiam dalam kursi setirnya. Makhluk menjijikan tanpa otak dan jelek yang biasa ia lihat di film itu kini hadir di depannya dalam jarak yang cukup jauh.

"What the fu—"

GROAAA!!!

Belum selesai dengan beberapa zombie yang mulai memunculkan diri, kini sebuah monster aneh turut hadir.

Tingginya tiga kaki dengan perawakan zombie yang lebih jelek lagi. Tangannya berbentuk tentakel aneh yang terlihat bisa menghisap.

Jleb!

"ARGHHH!" Benar saja, monster itu dalangnya. Satu tentakelnya menembus kepala salah seorang polisi, menyedot isinya dan polisi itu berubah jadi mayat seketika.

Soul mual, itu menjijikan sekali.

Tak lama kemudian, mayat polisi itu berdiri berubah menjadi zombie layaknya sekawanan zombie tadi.

Aksi tembak-menembak tidak bisa dihindarkan. Zombie yang terkena timah panas pada kepalanya akan cepat mati, begitu yang Soul ingat.

Tetapi bagaimana dengan monster tentakel menjijikan itu? Soul tengah berpikir.

Di sela-sela berpikirnya, kawan-kawannya di belakang menguatkan pegangan pada sesama. Oh astaga, mereka belum ingin mati saat ini.

"SOUL! KITA HARUS PERGI!" Intak meneriakinya.

Soul diam, itu bukan solusinya. Ia menggeleng sebagai jawaban.

"ASTAGA! KAU INGIN MEMBUNUH KAMI?!" Keeho mencengkram pundaknya erat.

Pemuda Jepang ini menyeritkan dahi, kemudian menatap kearah kawan-kawannya di belakang.

"Adakah senjata api di belakang?" Tanyanya dingin.

Semua orang menatap Soul. "Carikan satu untukku." Titah Soul, auranya tampak menyeramkan.

Maka semua orang di mobil itu mencari ke berbagai sudut mobil. Sampai akhirnya Jiung menemukan satu buah shotgun dengan peluru cadangan di bawah kursi penumpang.

"S-Soul! Shotgun!" Pemuda Jepang itu mengangguk berterimakasih, diambilnya senjata api manual itu dan mengecek kondisinya.

"Ini bisa ku gunakan. Aku akan turun." Ucap Soul membuat semuanya terkejut.

"Tenang saja, aku, tidak akan mati konyol."


scared, p1harmony. [✓]Where stories live. Discover now