Naya

3.5K 529 213
                                    

There's a lot of things will happen in this chapter.

Bacanya pelan-pelan aja, ya :)

Chapter ini full tentang Naya, bagian selanjutnya kita nanti ketemu Keluarga Moon lagi :)

⚠️Abusive parents! (terutama secara verbal)

Ps: Baca sampai akhir yaa ;)

Happy Reading!

ㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡ

Kalau ada seorang yang terlihat begitu sempurna, mungkin Naya bisa mendeskripsikannya.

Gadis ini cantik, pintar, bertalenta, bahkan segala tindak tutur katanya pun begitu menyenangkan hati yang melihat dan mendengarnya.

Tapi tentu saja tidak demikian.

Naya ini jauh sekali dari sosok sempurna yang hanya kelihatannya saja.

Nyatanya, dirinya dibesarkan di lingkungan keluarga dengan segala ke-toxic-an mereka. Bukan cuma di rumah, tapi juga sampai ke dalam-dalam keluarga besarnya sendiri.

Waktu kecil, Naya tidak pernah mengerti. Ketika mamanya bilang kalau papa sedang bekerja, banting tulang untuk Naya bisa sekolah, dia percaya saja.

Tapi rasanya begitu aneh dan menyakitkan. Mengapa papanya begitu mudah melayangkan pukulan-pukulan dan tamparan di wajah mulus mamanya?

Lagi, Naya tidak mengerti.

Padahal waktu yang dia habiskan dengan mamanya masih sebentar, tapi kenapa mama pergi dengan cepat?

Jujur saja, waktu itu Naya benaran ingin bergantung pada papanya. Ekspetasi gadis kecil yang sesederhana dipeluk oleh sang ayah di hari kematian ibunya, ternyata sebatas angan.

Papanya tidak pernah menyentuh dirinya dengan hangat, apalagi sekedar memberi perhatian basa-basi, seperti menanyakan apakah putrinya ini telah makan atau belum.

Keluarga lainnya tak membantu. Mereka sama saja tak acuhnya kepada Naya kecil. Tak ada yang bertanya bagaimana perasaannya. Tak ada yang peduli juga kalau si cantik ini pernah jatuh demam sebab terpeleset dari kamar mandi.

Tapi sekali lagi, Naya masih tidak mengerti.

Hanya satu saja pesan mama yang ditinggalkan, rasa-rasanya itu menjadi hal yang membuat Naya tak terlalu memikirkan tentang tindakan tidak menyenangkan papanya.

"Naya, gadis kecilnya mama yang kuat."

Bahkan sampai saat ini, Naya masih ingat wajah pucat mamanya yang selalu mengatakan hal itu padanya.

Karena itu, sejak kecil Naya sudah punya pemikiran kalau dirinya harus bisa mandiri. Dia tidak boleh sedikit-sedikit mengadu.

Entah bagaimana caranya, Naya kecil berhasil merawat setiap lukanyaㅡ

ㅡatau lebih tepat jika dibilang bahwa ia bisa menyembunyikan rasa sakitnya sendiri dengan baik.

Waktu itu di usia 7 tahun, belum sampai menyentuh tiga bulan kematian mama, Naya sudah punya mama baru.

Naya pikir, ini mungkin akan jadi suatu awal yang baik lagi untuk dia. Pasalnya, sosok mama yang selama ini dia kenal adalah mama yang baik, selalu menemani Naya bagaimanapun kondisinya.

Naya tahu, mungkin mama barunya akan berbeda daripada mamanya sendiri. Tapi sama sekali gadis kecil itu tak membayangkan, kalau sosok ibu tirinya itu begitu dingin dan hampir tak berperasaan pada dia.

Sewaktu wanita itu menikah dan tinggal di rumahnya, Naya menyadari kalau mungkin dirinya memang tidak akan pernah bisa menemukan mamanya di diri orang lain.

MAS IL [Ilyoung]Where stories live. Discover now