24. Kembali Tertangkap

229 83 0
                                    

Keita dan Guno membuka matanya, mereka mengerjap kala lampu di ruangan tersebut menyala. Dan menampilkan seseorang yang tak mereka kenali. Menurut ingatan mereka, kejadian terakhir adalah mereka yang sedang memeluk Kakek. Setelahnya tak ada ingatan lagi.

Lelaki itu tersenyum miring begitu melihat Guno dan Keita yang berusaha melepaskan diri dari ikatan sihirnya itu. "Berikan aku benda ajaib itu, maka aku akan melepaskan kalian dan Yujin akan memberhentikan penyerangannya."

"Kami takkan pernah memberikannya! Siapa kau ingin benda kami dengan mudah, hah?!" tanya Guno. Beruntung sekali pensilnya dititipkan pada Kevin, jadi lelaki dihadapannya ini tak bisa mengambilnya.

"Untuk melihatnya pun kalian tak pantas," desis Guno menatap lelaki itu dengan tajam.

Arnius, ayah dari Yujin, mantan atasan Kakek dan musuh bebuyutan Holland. Seperti yang Kakek bilang, Arnius lebih kaya dan kekuasaannya lebih luas dibandingkan Holland. Tapi ia tak pernah merasa puas, selalu ada keinginan lagi dan lagi, ia tak bisa mengendalikan diri untuk menahan keinginan itu hingga ia menjadi orang jahat.

Selain menginginkan benda-benda ajaib milik anak-anak Holland, ia juga menginginkan dunia sihir milik musuhnya itu.

Tak ada jalan masuk ke sana terkecuali Holland yang membuka sendiri pintunya.

"Kalian mirip seperti ayah kalian. Sama-sama lebih ingin mati, tapi akhirnya benda yang aku inginkan akan menjadi milikku," ujar Arnius mengangkat dagu Guno.

Guno tertawa jahat, "Ayahku takkan pernah mati ditangan mu. Karena kau sendiri baru bertemu dengannya sekali seumur hidup dan tak tahu dimana letak kediamannya."

"Darimana kau tahu itu?!"

"Woah, Guno hebat bisa tahu berapa kali pertemuan ayah dengan Pak Kumis Jahat!" seru Keita, ia merasa kagum pada Guno yang pintar.

Guno takkan pernah menjawab hal itu. Noah belum pernah menceritakannya, tapi ia menemukan sendiri kisah lengkapnya. Selama tinggal di rumah Kakek, ia menemukan dua buku.

Satu buku adalah buku kegunaan dan cara pakai benda-benda ajaib, satunya lagi adalah bagaimana terjadinya permusuhan antara Arnius dan Holland.

Guno pikir itu hanya karangan, tapi saat mencobanya tadi, tampaknya itu adalah kisah nyata. Darimana penulis buku ini mengetahuinya?

Arnius mencekik leher Guno sampai lelaki itu terbatuk, "Aku membencimu, aku membenci ayahmu dan dunianya."

"Ayahku tak patut dibenci. Yang patut dibenci adalah kau. Pembunuh dan pembohong," sahut Keita mengalihkan perhatian Arnius dari Guno.

Ia tak bisa membiarkan Guno mati di tangan si Kumis Jahat ini.

Rencananya itu berhasil, Arnius melepas tangannya dari Guno. Lelaki itu menghirup oksigen sebanyak mungkin karena hampir saja ia mati. Menyebalkan.

Sekarang bagaimana cara melepaskan diri? Tali ini bukan tali biasa. Melainkan tali yang muncul karena mantra, ada mantra yang membuat tali ini hilang. Tapi, Guno tak mengetahuinya.

Andai saja pensilnya ada disini. Mungkin ia akan membuat benda yang sekiranya bisa membuat mereka lepas. Oh atau membuat Arnius dalam jaring dan tak bisa keluar.

Woosh!

Mata Guno membelalak, pensil itu datang tepat di samping pahanya. Ia tersenyum lebar kemudian menoleh pada Keita dan Arnius yang masih beradu mulut.

Guno bisa menggambar di manapun. Mau medianya kertas atau bukan, ia bisa melakukannya. Tapi apakah benda yang digambarnya akan jadi kenyataan?

Coba saja.

Saat akan mengambil pensil itu, tiba-tiba pensil tersebut bergerak sendiri dan menunjukkan penghapus kecil yang ada padanya. Ah, Guno mengerti. Pensil itu akan menghapus talinya!

Baru tahu kalau penghapus pensil gunanya seperti ini.

Beberapa detik kemudian talinya terlepas, Arnius tak mengalihkan perhatiannya sama sekali. Ia mulai menggambar jaring-jaring untuk manusia dan kemudian benda itu jadi nyata.

Dengan pelan lelaki itu membawanya ke arah Arnius dan kemudian dilempar.

Jaring-jaring yang lebar itu merubah menjadi seukuran Arnius saat jongkok. Sontak Guno dan Keita tertawa.

"Wah, kok bisa lepas? Bukannya pake sihir, ya?" tanya Keita pada Guno yang bergerak menghapus tali sihirnya.

"Penghapus pensil gue ada sihirnya juga kali. Makanya bisa lepas."

Setelah Keita bebas, mereka berdua pun keluar dari ruangan ini. Dan kemudian mereka melihat bagaimana dunia Arnius.

Penuh kegelapan. Petir menyambar tapi tak hujan, mendung, banyak pohon kering, pantas saja Arnius ingin merebut dunia Holland. Ternyata dunianya tak asik.

"Bagaimana cara kita keluar dari sini?" tanya Keita. Mereka berdua terus berjalan ke depan tanpa berbelok.

Burung gagak dan burung kelelawar populasinya begitu banyak disini. Tapi yang menakutkan adalah mata mereka merah dan cakarnya tajam. Bagaimana kalau burung-burung itu mencakar Keita dan Guno?

"Lo bisa gak bikin pintu kemana saja? Demi apapun gue takut," ucap Keita.

Guno terkekeh. Ia mencoba menggambar dengan gambar tak terlihat. Tak disangka, ternyata sebuah pintu muncul di hadapan mereka.

Guno membuka pintunya dan terlihat sebuah tempat yang lebih indah dari dunia Arnius. Banyak bunga, burung berkicau merdu, wangi, suara sungai, pohon-pohon dengan buahnya.

Mata Guno dan Keita menangkap adanya buah mangga yang menggantung. Tampaknya mangga itu sudah matang dan rasanya pasti manis.

Mereka pun berlari, pintu tersebut menghilang.

Di sisi lain, tiba-tiba Yujin merasa kalau dadanya sakit. Pasti ada orang tak dikenal masuk ke dunianya. Gadis itu pun menghilang di tempat lalu masuk ke dunia yang diberikan oleh Arnius.

Matanya menangkap dua orang lelaki sedang berlari sambil mengendus bunga yang tumbuh di sana. Keita dan Guno ternyata masuk ke dunia Yujin.

"Kalian mencabut bunga itu?!" tanya Yujin dengan mata melotot.

Guno dan Keita membuka matanya bersamaan. Jadi ini dunia Yujin? Itu berarti mereka masih di kawasan Arnius?!

Tanpa disangka-sangka gadis itu malah tersenyum dan menjentikkan jarinya. Kemudian tali sihir kembali mengikat mereka berdua. Sekarang mereka diikat saling membelakangi, tak berpisah seperti tadi.

"Berani-beraninya lo berdua masuk ke dunia gue? Mana cabut bunga wangi punya gue lagi!"

"Eh lo siapa ya?" tanya Keita.

"Ahn Yujin, salah satu anak Arnius yang terlahir di dunia. Kenapa?"

"Ooh, anak si babi gendut itu."

"Apa lo bilang?! Lo berani bilang ayah gue babi gendut?! Lo babi jelek!" ucap Yujin.

Ia mendekat dan berbicara, "Awas aja kalo berani nyentuh bunga-bunga wangi gue. Gue pastikan lo gak bakal bisa balik ke dunia Tuan Holland."

Kemudian Yujin menghilang. Keita dan Guno menghela nafasnya, percuma dong tadi. Sekarang malah tertangkap anaknya.











______
Cerita ini selesai part 40-an. Jadi tinggal 16 - 20 part lagi. Biasanya aku bikin cerita maksimal sampai 44 part, kayak cerita sebelah. Intinya 40 - 44 part ya😉💗

Sebelas Robot PelindungWhere stories live. Discover now