Bab kesembilanbelas|| Pertemuan yang tidak terduga

1.5K 190 18
                                    

Gaara dan kedua kakaknya akhirnya tiba di desa Konoha, setelah melapor dan mengunjungi hokage kelima, ketiganya berjalan-jalan sebentar bersama dengan Shizune, dan babi pink kecil.

Konoha ramai seperti biasanya, namun tidak ada para Rookie yang nampak di depan mereka, sedikit mengherankan. Ya, sebenarnya tak masalah juga mereka ada atau tidak.

Temari hanya menemani Gaara dan membantunya dalam misi, Kankuro juga. Setidaknya Temari berharap tidak akan bertemu dengan wajah pemalas itu, sangat menyebalkan melihat wajahnya.

"Menurutmu, dimana Naruto?"

"Jangan tanya padaku Gaara, aku bukan orang Konoha," jawab Kankuro.

"Aku pikir kau tau,"

"Sudah, berhenti menganggu Gaara, Kuro."

"Hei! Aku sama sekali tidak mengganggunya tahu. Ada apa denganmu belakangan ini?"

Kankuro kesal, sangat kesal. Jangan lupakan ketika ia baru menyelesaikan prepare barang mereka, ia pikir mereka akan langsung berangkat setelahnya. Yang Kankuro dapatkan adalah menunggu Temari berjam-jam dan Gaara yang sibuk dengan dirinya sendiri tentu saja tidak mengetahui suasana hati Kankuro.

Baiklah, untung Kankuro anak yang sabar. Jika tidak, ia pasti sudah mengamuk tapi apakah dia berani? Oh, tentu tidak. Kankuro mana berani mencari gara-gara dengan Temari. Salah-salah badannya bisa remuk.

Setelah tiba di penginapan, sebelum kembali ke kantor hokage Shizune berkata, "Aku akan memanggil seseorang untuk menemani kalian selam berada disini."

"Baiklah, terima kasih."

Setelah Shizune pergi, Gaara mengedarkan pandangannya ke sekitar. Saat ini dia hanya ingin bertemu dengan Naruto, Gaara bahkan sama sekali tidak memikirkan tujuan mereka datang ke Konoha.

"Ayo masuk Gaara, kau pasti sangat lelah," Temari merangkul pundak Gaara dan membawanya masuk ke dalam penginapan.

Kankuro, "..."

Setelah bersantai beberapa saat, Temari ngambil kipas raksasanya dan dan membersihkannya, disana ada Gaara juga yang sibuk bermain dengan guci pasirnya. Jangan lupakan Kankuro yang kembali mengurus koleksi bonekanya.

"Hei, Buatkan satu boneka untuk Gaara, mungkin dia akan bosan bermain dengan pasir."

"Jangan perlakukan aku seperti anak kecil Temari, aku bukan perempuan."

"Memangnya ada apa dengan perempuan?"

"Mereka merepotkan."

'Hei, kenapa dia seperti si nanas?'

Mungkin beberapa tahun lalu, Gaara masih akan menerima Boneka tapi sekarang sudah berbeda. Gaara bukan lagi anak yang kesepian, Gaara sudah perlahan membangun ikatannya juga sama seperti Naruto.

Gak lama, seseorang menghampiri penginapan mereka. Sepanjang jalan orang ini selalu menghela napasnya karena tidak bisa bersantai seperti yang sudah ia rencanakan setelah latihan dengan timnya.

Tadi di tengah jalan Shikamaru bertemu dengan Zhisune, dan wanita dewasa itu berkata kalau Konoha sedang kedatangan tamu tapi tidak mengatakan dengan detail karena kebetulan ia juga sedang terburu-buru.

Tiba di penginapan, Shikamaru menemui resepsionis dan bertanya tentang tamu tersebut. Setelah itu, Shikamaru di antar ke sebuah ruangan, sang resepsionis itu meninggalkan Shikamaru di depan pintu.

Secara kebetulan ketika pintunya ingin Shikamaru buka, ada seseorang di Balik pintu ya g sudah membukanya lebih dulu. Bunyi jangkrik pun akhirnya terdengar.

Krik...
Krik...

"KAU!" Teriak lah kedua orang tersebut.

Setelah beberapa menit kemudian terjadilah keheningan di dalam sana. Shikamaru duduk tepat di depan Temari, tidak ada yang mau membuka pembicaraan lebih dulu.

'Sial mengapa harus nanas ini?'

'Ini akan merepotkan, jika berkaitan dengan perempuan satu ini.'

Gaara melirik Kankuro dan bertanya dengan pelan, "Ada apa dengan mereka?"

"Ssstt...Lebih baik kau diam Gaara, jika tidak angin kencang akan menerbangkan mu."

"Angin kencang? Apa Temari akan menggunakan senjatanya? Tapi kita tidak sedang berhadapan dengan musuh."

"Sudah, Gaara. Kalau kau bosan, mainkan saja salah satu koleksi bonekaku."

"Baik, ayo bertukar. Aku dengan boneka mu dan kau dengan pasir ku."

"Tidak terima kasih."

'Siapa yang mau bermain dengan senjata mengerikan itu? Lagi pula, aku tidak busa mengendalikannya,' lanjut Kankuro membatin.

Baru menyadari bahwa ia berada di antara dua Monster menyeramkan. Kankuro tidak bilang kalau teknik Kugutsu-nya lemah tapi boneka ninja itu masih harus dikembangkan lagi.

Shikamaru berdehem sebelum berkata, "Aku sudah dengar, tetang misi rahasia kalian. Jadi apa langkah selanjutnya? Aku hanya akan menemani kalian berkeliling. Dan tidak ingin menghadapi hal yang merepotkan."

"Tepatnya, ini misi khusus untuk Gaara. Kami hanya ikut menemani, benarkan Temari?"

'Tidak, aku harus mengetahui siapa yang menginginkan Gaara.'

Sejak awal memang sedikit aneh. Temari selalu memikirkan hal ini, bagaimana bisa ada seseorang yang datang entah dari mana, dan berkeinginan untuk bertemu dengan Gaara?

Siapapun yang kenal Gaara pasti akan ketakutan, jika sampai Gaara lepas kendali lagi.

Tapi orang ini berbeda, mereka hanya tamu di Konoha namun misi yang mereka jalankan di laksanakan secara rahasia. 

"Hei, apa kau melamun?"

"Eh, apa tadi?"

"Mendokusei, aku berkata langkah apa yang kalian ambil selanjutnya? Jangan membuang waktu berhargaku."

"Ck, kalau kau tidak mau pergi saja sana. Kami tidak pernah meminta mu untuk menjadi pemandu jalan."

"Aku hanya melaksanakan tugas, jangan membuatnya semakin rumit dan cepat lah."

"Dasar Nanas."

"Gadis merepotkan."

"Nanas"

"Merepotkan"

"Hei, kalian berdua, berhenti bertengkar."

"Kalian seperti anak kecil yang merebut permen."

"Kami tidak!" Keduanya barengan.

Kankuro geleng-geleng kepala, ia memilih untuk berdiri lalu menatap Gaara sebentar. Mengambil tangan Gaara, dan menariknya menjauh dari Shikamaru dan Temari.

"Ayo pergi Gaara, jangan ganggu bulan madu mereka."

"HEI!!!" Teriak mereka lagi, yang sudah di tinggalkan bersama dengan orang yang  paling menyebalkan dalam dunia mereka.

TBC

H

ai

Berapa umur kalian?

Terima kasih sudah membaca dan nungguin lapak ini update, jangan lupa bersyukur dan tetap jaga protokol kesehatan yah

Time Travel Mr&Mrs UchihaHikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin