9

1.7K 337 100
                                    

.

Cahaya matahari masuk menembus sela-sela tirai jendela milik Kim Taehyung. Anak itu menggeliat, ia membuka matanya perlahan. Kepalanya sakit, rasanya seperti ingin pecah.

Ia mengibaskan selimutnya hingga jatuh kesamping tempat tidur. Kedua kaki ia bawa menyentuh tanah, Taehyung membuka laci lalu mengambil sensor yang akan ia pasang kembali.

Berbentuk seperti Cup yang jika ditekan, sensor beserta jarumnya akan menancap dikulit. Taehyung mengambil plester motif dinosaurus hijau agar ia tidak merasa bosan dengan sensor tersebut. Ia segera mengecek gula darah, dan ternyata masih tinggi seperti kemarin sore.

Ia segera bangkit berdiri, meneguk segelas air lalu meraih insulinnya. Setelah insulin di injeksikan, barulah ia keluar dari kamar.

Merepotkan bukan? Pagi-pagi begini sudah dihadapkan dengan kenyataan jika alat-alat ini tidak bisa lepas dari kehidupannya kecuali ia mati. Tidak masalah, Taehyung sudah biasa.

Ia berjalan menuruni tangga, merasa bingung saat mencium aroma kukusan nasi yang wangi. Ia mengecek jam, pukul 9 pagi dan ini hari rabu, Jihan tidak mungkin datang kemari.

Ia berjalan menuruni tangga dengan ragu, berjalan ke arah dapur lalu melihat meja makan yang terisi lauk sehat. Taehyung semakin merasa bingung. Ia melangka memasuki dapur lalu melihat presensi seorang wanita dengan rambut dikuncir kuda yang sedang membelakanginya.

"Eomma." Gumamnya pelan.

Wanita itu berbalik dengan segera, menatap Taehyung dengan pandangan datarnya.

"Duduk lalu makan."

Taehyung mengikuti perintah sang ibu, duduk dikursi meja makan sambil melipat kedua tangan. Apakah ia sedang bermimpi? Pagi-pagi begini di hidangi oleh ibunya?

"Gula darah bagaimana?" Taehyung mendongak. "Diatas 600."

Yoona menatap Taehyung saat itu juga, setinggi itu?

"Pusing?" Taehyung menggeleng.

"Hanya sakit kepala."

Selanjutnya Yoona tak lagi menjawab, ia segera mengambil nasi merah dan sayuran yang ada di atas meja, dan segelas air putih. Tidak lupa satu buah pisang segar disamping Taehyung.

"Makan." Tukas Yoona. Ia duduk didepan Taehyung lalu menyantap makanannya.

Taehyung menyantap makanannya dalam diam, ia hanya merasa terjebak dengan atmosfer asing yang ia rasakan. Jarang sekali, bahkan tidak pernah Yoona mau repot-repot memasakkannya makanan seperti ini.

Apa ibunya merasa bersalah? Jika ia berarti masih ada sedikit ruang untuk Taehyung dalam hati sang ibu.

Taehyung menoleh ke arah bar dapur, ia mendorong kursinya kebelakang lalu segera beranjak dari sana. Hal itu tidak luput dari pandangan sang ibu.

Ia mengambil gelas lalu meraih kopi instan dilaci dapur. Baru saja ingin menuangkan gula diabetes, Tangannya dicekal seseorang.

"Bukannya gulamu sedang tinggi? Kenapa mau minum minuman seperti ini?"

Taehyung menatap Yoona. "Sedang ingin, sedikit saja." Yoona menggeleng tegas. Menarik tangan Taehyung dengan pelan untuk meninggalkan bar dapur.

"Duduk." Taehyung menghela nafasnya lalu mengangguk. Ia segera meraih sendoknya kembali dengan wajah murung tidak terima.

Tidak lama berselang, segelas air es diletakan disebelahnya. Raut wajah senang langsung menghampirinya saat itu juga, pasalnya Taehyung sejak awal tidak disarankan untuk mengonsumsi makanan maupun minuman dingin karena anak ini rentan terjangkit flu dan batuk.

Less Sugar [Kim Taehyung]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora