22.

2.8K 339 69
                                    

.

Kegiatan paling jarang yang seorang Kim Taehyung lakukan adalah menonton tv. Dalam sebulan, bisa dihitung berapa kali anak ini akan menonton siaran televisi di ruang tengah. Memiliki kepadatan jadwal yang sangat banyak, membuatnya tidak sempat untuk sekedar duduk dan menyeduh segelas teh panas dengan sedikit gula khusus penderita diabetes.

Ia meminta Namjoon untuk menurunkannya ke lantai satu, setengah jam tadi. Berhubung ini masih liburnya, ia memutuskan untuk turun dan menonton tv. Tidak lama Seokjin pamit ke rumah depan untuk mengambil beberapa berkas lalu berjanji akan kembali dan mengerjakannya disini.

Taehyung menonton film bergenre horor, meski begitu anak itu sama sekali tidak takut. Ia menikmati kukis tanpa gula yang dibelikan oleh Yoona minggu lalu saat ia masih di rumah sakit.

Mengenai ibunya, Yoona sedikit sibuk dua hari ini karena sedang dalam proses untuk meminta cuti pada agensinya. Taehyung sudah bilang, Jimin, Namjoon dan Seokjin akan selalu menemani anak itu bergantian tapi ibunya menolak. Taehyung masih ingat apa alasan ibunya padanya saat itu, katanya "Sudah tujuh belas tahun lebih aku menghiraukan putraku sendiri, kali ini tidak lagi."

Sejak mendengar itu Taehyung sadar, ia mungkin tidak butuh sosok ayah lagi disampingnya.

Ia sudah cukup berharap keajaiban akan datang, ia juga sudah merelakan jika ia anak hubungan gelap antara ibunya dan ayahnya Jungkook. Taehyung sudah lelah bermimpi jika Siwon adalah ayahnya, ya meski ia sama sekali tidak bisa menghilangkan pikiran sialan itu dari kepalanya.

Ting tong!

Taehyung menoleh ke arah pintu rumah yang tertutup dengan bunyi bel yang mengganggu telinganya. Ia berpikir itu Seokjin, kenapa harus memencet bell?

Dua kali bell itu berbunyi lagi membuat Taehyung mendorong kursi rodanya menuju pintu. Ia menekan knop pintu lalu menemukan presensi seseorang didepan sana.

"Paman?" Taehyung mengernyit kala menemukan Siwon berdiri menjulang dihadapannya. Ia menatap wajah Siwon yang masih setia berdiri di hadapannya, sembab sekali mata pria satu ini dan Taehyung tidak tau apa penyebabnya.

"Paman? Paman menangis?"

Taehyung tak kunjung mendapat jawaban, anak itu hanya bisa merelakan dirinya ditatap entah karena apa. Ia mendorong kursi rodanya maju kala merasa khawatir dengan tingkah siwon yang seperti ini.

Digenggamnya tangan Siwon perlahan lalu menatap wajah pria ini dengan lekat.

"Paman kenap-"

"Taehyung-ie, ini appa, nak."

Taehyung terdiam, telinganya berdenging setelah kalimat itu menyapa telinganya sedetik yang lalu. Air matanya jatuh, kalimat paling ia tunggu-tunggu pun menghampirinya pagi ini.

"H-a?" Pelukan itu Taehyung terima dengan segera, ia serasa melayang kala ayahnya menggendong tubuh kecilnya ke udara, mengecup surainya tak habis-habis sambil menggumamkan kata "taehyungie anakku."

"Paman, ada apa ini?" Taehyung bertanya pelan di pundak Siwon. Ia bisa merasakan getaran tubuh pria dihadapannya ini dari posisinya sekarang yang memumpuhkan dagunya pada pundak Siwon.

"Anakku, Kim Taehyung anakku. Hiks.. aku sangat menyesal nak, aku sangat menyesal." Sejenak Taehyung terdiam.

"Ini appa, aku ayah kandungmu nak. Maafkan aku kumohon maafkan aku, Taehyung."

Taehyung mengusap wajah itu lalu menggeleng kuat. Di usapnya kedua pipi Siwon.

"Appa." Siwon menatapnya dengan air mata yang mengalir. "Ya?"

Less Sugar [Kim Taehyung]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang