Selalu dilindungi membuat kita merasa diperhatikan. Memang saat masih kecil kita akan bahagia mendapat perlakuan itu. Namun, begitu kita dewasa. Semuanya telah berubah. Bagai burung di dalam sangkar.
7 Serangkai
.
.
.
"Masa sih? Nanti deh gue coba es kelapa di kantin."
"Enak. Nggak percayaan sih lu."
"Wah rumah kamu jauh banget! Di asrama apa ngekos?"
Apa yang Cleon alami saat ini sangatlah buruk. Ia kesepian di kelas. Tidak tau harus bicara apa, mau ikut siapa, dan bagaimana. Ya, seperti itulah ada ada di kepala Cleon. Benar-benar bingung. Sebab, ini adalah pengalaman pertamanya bersekolah di tempat umum seperti kebanyakan orang. Selama ini ia hanyalah anak rumahan yang belajar dari rumah. Lebih tepatnya dibantu oleh guru privat yang dipilih Daddy-nya secara khusus untuk mengajarinya.
Semuanya berjalan dengan lancar, sebelum pada akhirnya Cleon memaksa Daddy untuk menyekolahkannya di sekolah umum. Alasan utama Cleon meminta hal itu karena ia iri. Ia iri saat kedua matanya melihat dengan jelas bagaimana anak-anak tetangga berangkat sekolah di depan rumahnya. Banyak tawa, banyak canda. Sedangkan Cleon hanya mampu mengintip dari balik jendela rumahnya.
Daddy bilang, di luar rumah itu berbahaya. Tidak aman untuk Cleon. Sayangnya Cleon tidak peduli. Tapi, ayolah. Cleon sudah besar sekarang. Tidak mungkin juga Cleon dikurung sampai ia tua. Sudah waktunya Cleon untuk bebas dan bermain seperti anak remaja pada umumnya. Namanya juga Daddy, dia sangat keras kepala, buktinya semua itu menurun pada diri Cleon. Anak dan Ayah sama-sama tidak nurut.
Tidak ada Javas di sini suasananya jadi berbeda. Entah mengapa berbicara dengan anak itu terasa lebih menyenangkan. Atau mungkin gara-gara Cleon sudah kenal lama. Cleon melirik ke sekeliling kelas. Semuanya pada berkenalan, saling menunjukkan nama, asal sekolah, bahkan cerita tentang kesukaan. Dilihat-lihat sih sangat seru.
YOU ARE READING
7 SERANGKAI | NCT Dream
Teen Fiction[FOLLOW DAHULU SEBELUM MEMBACA] Berawal dari luka dan rasa sakit yang menghancurkan, hidup mereka terjebak dalam keputusasaan. Harapan perlahan memudar, menyisakan bayang-bayang kelam yang menggerus hati. Di tengah gelapnya kehidupan, luka-luka mere...