[FOLLOW DAHULU SEBELUM MEMBACA]
Berawal dari luka, rasa sakit, hancur, dan keputus asaan. Semua harapan hidup yang semakin memudar, samar, dan tak nampak terus menggerus batin. Dan saat itulah satu luka dengan luka lainnya mulai bertemu, saling meng...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Hidup itu menyenangkan. Siapa bilang hidup itu menyedihkan? Hanya orang-orang lemah, bodoh, dan tolol yang bilang begitu.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
7 Serangkai
.
.
.
"Perasaan gue ngajaknya makan mie ayam deh ...., napa malah pecel Lele?!"
"Haeh? Kenapa? Lu takut ya nama lu bakal diledekin gara-gara kita semua makan pecel Lele?"
"Dih kagak! Alah, biasanya kalian juga nistain gue. Udah kebal kuping gue mah," bantah Cleon pada Lintang.
Lintang terkekeh geli. "Kuping gajah."
"Weh-weh, gak gue bayar ni, gak gue bayar loh mau pulang aja ini- Vas ayok! "
"Dih jangan gitu napa. Bercanda doang. Plis!"
Cleon tersenyum jahat. Kemudian ia memilih duduk di tempat yang kosong. Yang jelas masih berkumpul dengan rekannya yang lain. Disusul dengan Javas yang kadang menggaruk tengkuknya karena merasa canggung. Seperti biasa anak itu hanya terlihat bar-bar di hadapan Cleon saja. Sisanya masih malu-malu kucing padahal bodi jantan.
Sebelum Cleon dan Javas datang, sebenarnya meja sudah penuh dengan makanan yang dipesan oleh kelima remaja tersebut. Bedanya Jelano masih belum makan. Katanya masih berpikir mau makan pakai sendok atau tangan. Soalnya malas cuci tangan katanya. Beda lagi kalau Lintang dan Iqbal yang seperti biasa bakal makan dengan rakus layaknya seekor babi.
"Lo lagi mikirin apa? Dari tadi diem. Nih makan bareng gue, cukup kok banyak nih," tawar Raka sambil menggeser piring miliknya ke dekat Javas. Memang sedari tadi bocah berambut acak-acakan itu hanya diam saja.
Javas nampak berpikir sesaat, sebelum akhirnya ia memutuskan untuk ikut juga makan bersama Raka dalam satu piring, satu nasi, dan satu lauk. Benar-benar sudah seperti kakak beradik mereka. Bedanya cuma satu sih, enggak satu hati aja.
