Two

5.7K 580 13
                                    

🌟 WARNING TYPO BERTEBARAN 🌟

🦋

" Yang namanya suka sama cinta itu, mana ada yang tau bakalan datengnya ke siapa "

°°°

Bel Istirahat baru saja berbunyi, Tapi Beby terlihat dengan cepat menata semua Buku dan peralatan-nya dengan rapih. Ia hendak saja ingin berjalan keluar kelas menuju perpustakaan saat dengan brutal ketiga temannya menariknya paksa menuju kantin. Beby menggerutu.

" Udahlah Beb lo tuh jangan jadi anak kutu buku mulu" Ujar Kila yang merasa kesal mendengar Beby menggerutu.

Beby mendengus, " Gue bawa buku satu deh," tawarnya.

" apasih , kekantin tuh makan bukannya malah baca buku" Seru Luna.

" udah lo mendingan ikutin mau mereka aja, dari pada berisik" Ujar Dina menengahi perdebatan mereka.

Dia sudah tidak tahan dengan perutnya yang berteriak meminta untuk segera di isi. Dengan patuh Akhirnya Beby menuruti keinginan Teman-temannya itu, berjalan memasuki Area kantin. Sedikit risih karena kantin yang terlihat ramai. Beby tidak suka keramaian.

Luna Bangkit, " Biar gue yang pesen, kalian mau apa?" tanyanya.

" Baso deh sama es jeruk," Jawab Kila.

"samain, tapi baso gue nggak pake daun bawang," Ujar Beby.

Dina Mengangguk saat luna menatapnya , " Sama ya Lun".

" Okey " Luna mulai ikut serta mengantri di stan Bakso mang Iko.

Beby Menatap Ponselnya, membuka sebuah aplikasi membaca favoritnya mulai mencoba mengalihkan perhatiannya dengan keramaian Kantin.

Prang

Beby Mendongak menatap penuh tanya ke arah segerombol orang yang terlihat sedang cekcok, dahinya berkerut ketika melihat seorang perempuan tampak menunduk merapalakan kata maaf sedangkan perempuan di hadapannya masih saja melontarkan kata-kata kasar. Ternyata adik kelasnya itu menumpahkan semangkuk batagor dan sialnya mengenai sepatu mahal keluaran terbaru milik Cindy.

" Siapa?" Tanya Beby kepada Kila dan Dina.

"Ha? Oh Kak Cindy, emang gitu suka cari-cari masalah" bisik Kila.

" MANGKANNYA PUNYA MATA TUH DI PAKE!" Teriak Cindy.

Kini terlihat seluruh murid di kantin mengalihkan atensinya ke arah Cindy dan adik kelas di hadapannya. Dengan dandanan yang menor, rok di atas lutut, dan baju yang ketat, Beby yakin Jika kakak kelasnya itu adalah jajaran anak nakal di sekolahnya.

" M-maaf kak" Ujar adik kelas itu masih dengan kepala menunduk.

" LO KIRA LO MAMPU BELI SEPATU MAHAL GINI?!" Cindy masih saja berteriak tanpa malu.

Beby Mendengus, merasa risih dengan keributan karena hal sepele seperti itu. Jika kalian kira ia akan bertindak seperti pahlawan kesiangan menghampiri Cindy dan berteriak pada gadis itu karena membuat keributan, maka kalian sepertinya harus berhenti berkhayal. Beby tidak suka ikut campur urusan orang lain, itu bukan passionnya. Apalagi ia tidak suka menjadi pusat perhatian.

Dari arah pintu masuk kantin terlihat Jeno berjalan masuk dengan ketiga temannya, melangkahkan kakinya menuju keramaian yang berada tepat di tengah kantin.

" Ga usah lebay, sebutin berapa harga sepatu lo? Biar gue yang ganti." Ujar Jeno saat berada di hadapan Cindy.

Cindy menatap Jeno air mukanya mendadak berubah melembut, " eh jeno? Gak usah, ini kan bukan salah kamu" ucapnya sok manis.

My Bad Senior [Slow Up]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang