P1 : Scars

132K 3.3K 54
                                    

Erga Wijaya.

Sekali lihat saja semua orang sudah tahu kalau ia pria nakal dengan tingkat seksualitas tinggi. Bahasa mudahnya, penjahat kelamin. Hobinya berpindah dari pelukan satu cewek ke cewek lain. Siapapun yang ingin menjadi kekasihnya pasti diterima namun ia tidak akan pernah setia.

Ia kini menjabat sebagai seorang General Manajer di perusahaan milik keluarganya. Soal bekerja, jangan kau pikir ia tipikal bos yang suka meraba-raba sekretarisnya saat tidak ada yang melihatnya. Ia bisa membedakan kapan harus bekerja dan kapan boleh bersenang-senang. Di kantornya, ia disegani sampai ke taraf ditakuti, namun diantara teman-temannya ia adalah korban keusilan paling menyenangkan karena emosinya yang meledak-ledak membuat mereka senang menertawakannya.

Ia tampan namun berwajah garang dan terlihat pemarah. Bila mereka terlibat tawuran, Erga sudah pasti kapten yang berdiri paling depan bahkan meski tanpa strategi sekalipun. Sewaktu kuliah, ia salah satu murid yang paling sering dikeluarkan dari kelas karena menjadi biang keributan. Hobinya menganggu Khea, adik Dave sampai menangis yang terkadang membuat ketiga temannya kesal dan menendang bokongnya secara bergantian.

Punya banyak musuh, namun hanya satu lawan yang dianggapnya tangguh, Ayah kandungnya.

Welcome to the second of the bad boys series and please be nice.

Love, JessJessica.

**

Bab 1.


"Staring at the ceiling in the dark, same old empty feeling in my heart..."

**

Kelas 3 SMA, rumah keluarga Pranata.

Erga meringis kesakitan dan sesekali mengaduh, namun segera bungkam saat sepasang mata dari gadis yang duduk di hadapannya melotot galak padanya.

"Kali ini kenapa? Merebut pacar orang?" Khea sedang membalur luka di sudut bibirnya dengan anti septic yang membuat Erga semakin berjengit karena perih dan sakit.

Erga menggeleng, "Mana aku tahu kalau dia sudah punya pacar." Gerutunya.

"Lain kali tanya dulu! Kalau perlu suruh buat pernyataan dari lurah yang menyatakan bahwa dia single, jomblo alias nggak punya pacar." Ucap Khea masih marah. Tangannya dengan sengaja menekan luka tersebut lebih keras, membuat Erga semakin kesakitan.

"Kenapa kamu sangat pemarah?" akhirnya Erga jengkel juga.

"Karena kamu selalu membuat repot! Setiap kali datang selalu membawa luka. Mungkin sebaiknya aku menjadi perawat setelah lulus SMA nanti." Omel gadis itu lagi.

Memang ini bukan yang pertama kalinya bagi Erga datang ke rumah keluarga Pranata hanya untuk mencari Khea agar mengobati lukanya. Anehnya gadis itu akan selalu mengobati lukanya meski mengomel tak karuan. Dan yang lebih aneh lagi Erga akan tetap kemari meski Khea berkata ia tidak akan peduli lagi pada Erga bila terluka. Bahkan meski gadis itu tidak pernah mencoba berlaku lembut saat mengobatinya, namun toh Erga lebih suka bila Khea yang mengobati lukanya.

"Jangan menjadi perawat." Ucap Erga pelan sambil mengamati tangan mungil Khea yang sedang membuka plester bergambar jerapah. Ini juga salah satu kebiasaan Khea, menutupi lukanya dengan plester berwarna-warni, namun Erga tetap tidak protes.

"Kenapa?" tanya Khea sementara ia berkonsentrasi memasang plester tersebut.

"Karena aku nggak mau kamu mengobati luka orang lain. Satu pasien saja sudah cukup merepotkan kan?" Ucap Erga sambil tersenyum tipis, dan Khea hanya memutar bola matanya tanpa menjawab ucapan pria itu.

Players - Bad Boys Series #2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang