Bagian 17

28 2 0
                                    

Fardo menyeret kopernya setelah berhasil mengunci pintu kamar, lalu menuruni tangga yang di lantai bawah sudah berdiri Mami dan Daddy disana.

Fardo benar-benar memenuhi perkataannya, hari ini dia akan terbang ke Bali, sendirian. Fardo ingin melupakan sejenak apa yang telah mengganggu pikirannya, kalau bisa, melupakan selamanya jika Zikra sudah tak bisa lagi untuk dia dapatkan.

Aargh! Zikra Zikra Zikra
Nama yang berhasil membuat Fardo hampir gila. Seumur-umur dia tidak pernah merasakan hati yang sepatah ini. Fardo bukan tipe laki-laki yang mudah rapuh, tapi kenapa hanya soal wanita dia bisa tumbang seperti ini?

Fardo harus segera melupakannya. Melupakan jika dia pernah jatuh pada perempuan bernama Zikra, melupakan jika perempuan itu sudah bukan menjadi tujuannya lagi. Oleh karena itu, Fardo memutuskan untuk pergi ke Bali sendirian.

"Kamu mau pindahan? Sampai bawa koper." Celetuk Ranti melihat Putranya menyeret koper.

Fardo berhenti setelah sampai didepan orang tuanya dan menegakkan kopernya sejenak, "Fardo disana lama, Mi."

"Berapa hari?" Kini gantian Aldo yang bertanya.

"Dua Minggu." Aldo hanya mengangguk paham.

Kabar mendadak saat Fardo pamit akan pergi ke Bali kemarin benar-benar membuat Aldo heran. Pasalnya Fardo tidak pernah membahasnya jauh-jauh hari, seperti yang biasa laki-laki itu lakukan setiap kali berencana ke luar kota. Dan juga, bisanya kalau pergi keluar kota tak lebih dari lima hari. Tapi ini sampai dua Minggu. Aldo khawatir kalau ini ada hubungannya dengan Zikra.

"Mau ngapain aja sampai dua Minggu?" Aldo mengangkat dagu kedepan Fardo.

"Ya mau liburan Dad."

"Sendiri?"

Fardo mengangguk mantap.

Aldo mengangguk sekali lagi.
"Ini nggak ada hubungannya sama si Zikra kan?"

Fardo terhenyak sesaat. Ternyata pikirannya mampu terbaca oleh Daddy-nya.

"Ya sedikit." Aldo menghela napas.

"Kan udah Daddy bilang, kalau jodoh nggak akan kemana."

"Tetep aja Dad, namanya melupakan juga nggak bisa gitu aja kan. Butuh usaha juga."

"Terus?"

"Ya makanya Fardo pergi ke Bali biar bisa lupa sama Zikra. Siapa tahu pulang dari sana perasaan Fardo udah nggak ada." Fardo semakin menjawab ngawur.

Ranti hanya geleng-geleng kepala, sedangkan Aldo nyengir lebar.

"Kalau melupakan itu nggak cuma butuh usaha, tapi niat juga."

"Iya, Dad." Kemudian Fardo menyerahkan sebuah undangan pada Aldo.

"Apa nih?" Tanya Aldo bingung.

"Undangan pernikahan Zikra."

"Jangan bilang kamu ke Bali karena menghindari ini juga?" Aldo bertanya sambil mengangkat undangan warna coklat itu.

Fardo memejamkan matanya sejenak. Lagi-lagi Daddy-nya berhasil membaca pikirannya.

"Iya." Jawab Fardo pelan.

"Kenapa mesti menghindar sih. Maksudnya apa, nanti kamu nggak dateng karena alasan masih di Bali, iya?"

Betul. Itu yang sedari awal Fardo rencanakan. Dia tidak akan datang ke pernikahan Zikra. Fardo tidak sanggup jika harus melihat perempuan itu bersanding dengan laki-laki lain.

"Fardo nggak sanggup Dad. Nanti Daddy sama Mami aja yang dateng wakilin Fardo, ya?" Fardo merayu.

Aldo diam beberapa saat, lalu mengangguk. "Bisa diatur."

Besok dan Selamanya [ Selesai✔️ ]Where stories live. Discover now