Sirkel B - 07

1.1K 178 6
                                    

Dua malam sudah berlalu dimana Senja menginap di apartemen Pras. Selasa sore ini, dia pulang ke rumah menunggu kepulangan mama petang nanti. Senja sudah membeli bahan-bahan untuk dia masak sebagai menu makan malam.

Mereka sudah tidak memiliki asisten rumah tangga lagi, mengingat biaya hidup yang amat banyak. Mulai dari keperluan rumah tangga, keperluan mama hingga keperluan Senja sendiri.

Tiga bulan ini segalanya terasa berat bagi Senja dan mama, meski mama tidak pernah mengeluh padanya tapi Senja tau kalau mama membatasi diri untuk tidak bermewah-mewahan lagi. Perempuan yang berprofesi sebagai akuntan disalah satu perusahaan ternama itu sedang berusaha menata hidup mereka dan keuangan keluarga. Sampai semuanya pulih dan kembali normal.

Mama mengusir papa tiga bulan yang lalu karena laki-laki yang Senja anggap super hero itu berselingkuh dengan seorang wanita dari keluarga terpandang. Senja tidak tahu siapa wanita tersebut, karena mama yang selalu merahasiakannya entah apa alasannya. Bahkan mama menolak seluruh uang dari papa untuk mereka. Senja tau, mama sebegitu kecewanya.

Meski kata mama, setelah mereka bercerai nanti mama akan membiarkan papa membiayai Senja. Setidaknya Senja tidak boleh kekurangan apapun setelah keluarga mereka terpisah.

Mama bahkan selalu memikirkannya.

Suara bel yang dipencet terus menerus membuat Senja berdecak malas, dia sudah tau kalau rusuh seperti ini siapa yang datang. Dengan langkah malas, Senja membuka pintu dan yang pertama kali dia lihat cengiran dari lima orang pemuda dan senyum segaris dari satu pemuda lainnya.

Sirkel B, si tukang rusuh.

"Apasih ih! ganggu aja deh, aku lagi masak tau!"

'Aku' Senja sedang mode soft sekarang.

Arka mendorong bahu Senja dari belakang, dan yang lain masuk mengikuti. Ditangan masing-masing sudah ada beberapa kresek besar dengan berbagai macam isi.

"Gua bantuin masak tenang, nih kita bawa bahan."

Senja cemberut, padahal dalam hati sudah kesenangan pekerjaannya akan bertambah ringan.

Arka dan Geo membantu Senja memasak, sementara Rama meracik bumbu dan mencuci bahan-bahan. Afkar, Davin, dan Pras membereskan meja makan dan menyusun peralatan makan.

"Vin, jangan suka melisa deh. Lo ngga tau ya?"

Davin tertarik, cowok itu mencondongkan tubuhnya pada pras. "Apa-apa?" tanyanya penasaran.

"Tadi siang tuh gua denger dari anak kelas.." Pras melihat kesana-kemari seolah apa yang akan dia ucapkan adalah hal yang berbahaya dan tidak boleh ada orang lain selain Davin yang mendengar. "..katanya melisa suka kiko yang ngga dingin, dia minum yang masih cair."

Davin memukul meja makan hingga berbunyi cukup keras, membuat Afkar yang berada diujung mengusap dadanya kaget.

'Apalagi, Allahu' tidak ingin peduli, cowok jangkung itu melanjutkan pekerjaannya.

"Wah ngga bener, makan kiko tuh harus dingin padet!"

Pras manggut-manggut, mempengaruhi Davin gampang juga. Sebagai pecinta kiko padat, Davin sangat tidak suka ada yang meminum kiko masih cair. Pras duduk di kursi setelah pekerjaannya selesai, yang dia katakan pada Davin memang berbohong, tapi perihal Melisa ada sesuatu yang menurut Pras tidak pantas seorang Davin menyukai gadis itu.

Ada gosip yang beredar, Melisa ketahuan jalan dengan om-om.

Butuh waktu satu jam hingga semua masakan terhidang rapi di meja makan. Kata Senja, si mama sudah hampir sampai. Ketujuh pemuda itu bergantian mandi, sambil menunggu mama senja sampai rumah.

Sirkel B [BTS Lokal] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang