3

2K 208 0
                                    


Seperti yang dikatakan John,Jimin akan mengikutinya setiap hari.Mulai dari jamuan sarapan,makan siang,makan malam bahkan hingga janji golf atau sekedar minum kopi.Ia berada disampingnya menempel seperti perangko.Tidak sulit bagi orang orang untuk mengetahui kalau pria muda disamping John itu lebih dari sekedar orang kepercayaannya.

"Aku tidak tau tuan John memiliki seorang putra,hebat sekali kau meyembunyikan keberadaannya selama ini"seru Daniel seorang politisi senior yang sedang makan siang bersama dengan John.

"Untuk apa aku memamerkan buah yang belum matang?Tidak ada yang akan peduli dengannya"

"Wah,apa berarti sekarang buah itu sudah matang makanya kau mengajaknya bersama denganmu ke pertemuan penting kita?"

John menepuk pundak Jimin.

"Matang sempurna,ia akan menggantikan tua bangka ini dan melakukan pekerjaan yang lebih baik dariku"

Daniel mengarahkan pandangannya pada Jimin.Ia memperhatikan pria muda itu dengan seksama setelah mendengar perkataan John barusan.

Jimin hanya tersenyum kecil.Ia tidak pandai dan tidak berminat untuk berbasa basi dengan orang orang itu.

*****

Jadwal padat hari itu diakhiri dengan pertemuan dikantor ayah angkatnya dengan klien usaha peminjam uangnya.

Seorang pria usia 30-an masuk kedalam ruangan dengan tatapan penuh ketakutan.Sepertinya berjalan melewati pilihan anak buah itu membuat lututnya lemas tak terdaya.

"T-tuan John!!Saya mohon beri saya waktu sebentar melunasi hutang itu,saya benar benar---"

"Hmm....berapa hutangnya?"

Jimin membuka sebuah map dan membacakan nominal hutang pria itu dan melirik sekila kearah profile klien tersebut.Kemuadian dengan tenang Jimin menyatakan jumlah hutang klien tersebut.

"Kau meminjam uang untuk berjudi bukan?Seharusnya kau tahu kapan harus berhenti jika sekali,dua kali atau tiga kali kau masih belum juga beruntung.Maka kau memang tidak bisa berjudi anak muda"

Tuan John,1 Minggu.Ijinkan aku mencoba 1 minggu lagi!!"seru pria itu sambil berjalan menghampiri meja John.

"Akhh!!"pekiknya saat sebelah tangannya ditekuk dengan kasar kebelakang oleh Jimin.

"Jaga kelakuanmu"Jimin berucap singkat.

"Aku tidak bisa memberi kelonggaran lagi padamu"ujar John sambil melirik kearah Jimin.

"Apa kau punya ide bagaimana kita bisa mengambil kembali uang darinya Jimin?"

"K-kau mohon jangan siksa aku!!"

Jimin melepaskan tangannya dan membuat pria itu jati tersungkur kebawah.

"Untuk apa aku membuang tenaga untuk menyiksamu?Aku akan meminta ayahnya untuk mengurus hutang hutang putranya"

Wajah pria itu mendadak pucat saat mendengar solusi dari Jimin.

"K-ku mohon!!Aku benar benar akan mati jika ayahku mengetahui soal ini!!"

John tersenyum bangga.Ia tahu Jimin tidak akan mengecewakannya.

"Kalau begitu, bisakah aku mendapatkan uangku malam ini,Jimin?"

"Tentu saja.Aku akan mengurusnya sekarang"

*****

John tersenyum menatap layar ponselnya yang memperlihatkan sebuah foto cek terlampir dipesan yang dikirimkan Jimin beberapa menit lalu.

"Jimin sudah membereskan urusan penjudi itu"ucap John pada salah satu anak buah yang ada didekatnya.

"Cara Jimin memang singkat dan tepat"

"Tidak sia sia aku menyekolahkannya mahal mahal.Sepertinya anak itu memang punya otak yang jauh lebih baik dariku"

"Apakah anda benar benar tidak akan melanjutkan pengobatan?"

"Tidak perlu sibuk mengurusi penyakitku, pastikan saja anak anak buah kita semua solida dan mendukung Jimin saat aku tiada.Semua yang tidak menurut harus dibereskan dari sekarang"

"Baik, tuan"

Tidak lama suara ketukan pintu terdengar dan menyusul suara Jimin dari luar.

"Masuk.Yang lain boleh keluar sekarang"perintah John pada semua anak buah yang berjaga diruangannya.

Jimin berjalan masuk dan menutup pintu rapat rapat setelah hanya tersisa mereka berdua didalam.

"Aku sangat puas dengan jalan kerja mu hari ini.Kau membuktikan kalau ada cara yang lebih efektif daripada baku hantam"

"Aku sudah sering melihat caramu bekerja.Tidak mungkin aku mengecewakan papa dalam hal ini"sahut Jimin dengan serius.

"Aku senang dengan kepala dinginmu.Jarang ada orang yang berkepala dingin sepertimu diduniaku ini.Hanya saja ingat 1 pesanku ini baik baik,ada beberapa hal yang tidak bisa diselesaikan dengan cara yang baik,kau harus menggunakan tanganmu dan buka otakmu saja"

"Aku akan mengingatnya baik baik.Ini sudah malam lebih baik papa istirahat sekarang"

John mengangguk,ia terbatuk batuk untuk kesekian kalinya didepan Jimin.

Ia beranjak ketempat tidurnya dan membuka laci disampingnya.Ia mengeluarkan sebuah map berwarna coklat yang tersegel rapat.

"Ini semua data hartaku,aku ingin menyerahkannya sendiri padamu dan tidak membuatmu menerimanya dari orang lain setelah aku mati"

Jimin terlihat ragu sebelum akhirnya mengambil map tersebut dari tangan ayah angkatnya.

"Aku akan membuka ini setelah aku memang perlu membukanya"sahut Jimin.Ia berusaha agar tidak menampilkan kesedihan apapun diwajahnya.

John terkekeh dan menepuk pundak putra angkatnya itu.

"Maaf, selain beberapa anak buah yang pandai berkelahi dan bisnis illegal,aku tidak bisa meninggalkan apapun untukmu.Pastikan kau menjalani hidupmu tanpa penyesalan,Jimin"






CONTINUE~

Into You [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang