10

1.9K 197 6
                                    

Rose keluar dari box ATM tepat didepan bank tempat ia bekerja.Ia baru saja mengirimkan pembayaran bunga hutang papanya.Dengan itu setidaknya ia bisa mengulur waktu dari bahaya lintah darat tersebut.Namun ia kembali mengingat ingat perkataan si bos itu.Mengingatnya kembali membuat perut Rose mulas.

"Aku tidak bisa terus seperti ini,aku harus cari cara supaya dapat melunasi hutang itu jika mau hidupku damai"gumam Rose pada diri sendiri.

Rose kembali ke ruangannya dan mencoba menghitung beberapa jumlah pinjaman karyawan maksimal yang bisa ia ajukan ke bank.

Saat itu tiba tiba saja ponselnya berbunyi.Sebuah pesan singkat masuk dari daftar nomor yang tidak ada di kontaknya.

'Ini Liana,istri Cavin.Kau masih perlu meminjam uang?Aku bisa membantumu,tidak perlu cari Cavin lagi'

Rose menghela nafas.Kenapa posisinya seolah olah menjadi wanita perusak rumah tangga orang?

Rose memutuskan untuk mengabaikan pesan dari Liana,namun berselang beberapa menit Liana menelponnya.Rose menutup pintu ruangannya sebelum mengangkat telpon dari wanita itu.

'Halo?'

'ini Liana.Kau belum membaca pesan dariku?'

'sudah'

'Kau sudah tidak perlu pinjaman lagi?Jika kau sampai menghubungi suamiku,maka aku yakin kondisi keuanganmu tidak baik'

'terima kasih atas perhatian mu,tapi biar aku memikirkan cara lain sana'

Terdengar suara Liana menghela nafas diseberang sana.

'jangan salah paham.Aku melakukan ini bukan karena aku peduli padamu tapi aku hanya tidak ingin kau mengganggu Cavin lagi'

'aku tidak menggangu suamimu,jadi kau tidak perlu risau'

'Buktikan omonganmu kalau begitu!!Temui aku di Bar langgananku malam ini!!Aku akan mengirimkan alamatnya'

Liana memutuskan sambungan telpon sebelum Rose memberi respon apapun.Rose nyaris melemparkan ponselnya karena kesal.Untung saja ia ingat jika ponselnya hanya satu dan tidak mungkin ia melemparnya dan membeli yang baharu lagi.

*****

Jimin mengangkat kakinya tinggi tinggi sementara kedua tangannya berpegangan pada tiang pancang.Ruangan gym dirumahnya adalah tempat favoritnya.Ia bisa menghabiskan waktu berjam jam berolahraga disana.

Otot perut dan lengannya terbentuk sempurna disana.Bahkan anak anak buahnya merasa kagum sendiri pada bos mereka itu.

Pagi tadi ia barus saja menghantar Simon ke pemakaman tempat ayah angkatnya dimakamkan.Malam nanti ia akan kembali menemani rekan bisnisnya itu makan malam.Maka dari itu ia memutuskan untuk menghabiskan sela waktunya untuk berolahraga.

Tiba tiba pintu ruangan gym terbuka dan Taehyung masuk sambil menyeret seorang anak buahnya.Wakah ank buah itu berdarah dan penuh dengan lebam.

Jimin segera turun dan mengerutkan keningnya.Tatapannya mengisyaratkan bahwa ia sedang menunggu penjelasan dari Taehyung.

"Keparat ini penyusup.Ia aku temukan berada di kamarmu barusan"

Jimin mengelap keringatnya dan berjalan mendekat kearah yang sudah babak belur itu.Pria itu spontan menutupi kepalanya dengan kedua lengannya.Ia tahu Park Jimin tidak akan segan memukulinya.

"Siapa saja yang dikirim bosmu kemari?"tanya Jimin sambil berjongkok disamping pria itu.

"H-hanya aku saja!! K-kumohon lepaskan aku,aku tidak mengambil apapun dikamarmu,aku bersumpah!!"

Into You [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang