🐰 Kabar

447 88 7
                                    

"Loh Na, kok lo di rumah?" tanya Minkyung begitu keluar dari rumah dan ketemu Eunha lagi jongkok depan rumah, ngasih makan kucing-kucing komplek.

Biasanya yang suka ngasih makan kucing bang Jinyoung, tapi berhubung orangnya lagi perang di kamar mandi, jadilah tugas ngasih makan kucing dialihkan sebentar ke Eunha.

"Emang harusnya gue di mana?" tanya Eunha berdiri, tapi rasa jongkok karena dengan tidak sopannya Minkyung yang punya tinggi lebih dari 170 cm pake high heels di sebelah Eunha yang tingginya cuma 160 cm lebih sedikit beralaskan sendal jepit.

"Kirain jalan sama Kiming, soalnya dari siang dia udah pergi?"

"Hubungannya sama gue?"

"Gue udah tau soal kalian, jangan pura-pura gak ada hubungannya gitu."

"Ah, hehe," cengir Eunha setengah seneng, seperempat malu, seperempat jengkel karena Mingyu kok gak bilang-bilang Minkyung udah tau?

"Terus kalau gak pergi sama lo, sama siapa dong ya? Bawa dua helm soalnya tuh, mana rapih banget, kirain lo berdua mau malmingan," lanjut Minkyung yang sekarang bikin Eunha setengah bingung setengah kaget.

"Temennya kali?"

"Iya kali ya, jemput Dokyeom atau Minghao kali ya?"

Eunha ngangguk-ngangguk aja, entah siapa Dokyeom sama Minghao, Eunha gak kenal.

"Iya kali. Lo sendiri mau kemana? Kok rapih banget?" tanya Eunha setelah sadar kalau dandanan Minkyung rapih banget.

"Ada janji sama temen."

"Oooh," angguk Eunha gak kepo lebih jauh karena takut Minkyungnya risih ditanya-tanya.

"Ah itu abang ojol gue," kata Minkyung menunjuk sebuah motor yang jalan ke arah mereka.

Yang gak lama kemudian motor itu udah sampai di depan mereka.

"Gue pergi ya Na, bye!" kata Minkyung setelah pake helm dan naik ke motor yang udah biasa banget Eunha liat karena dulu hampir tiap malam main ke rumah tetangganya ini.

"Hm, tiati," kata Eunha melambai sambil nyengir.

Setelah Minkyung pergi, Eunha jadi masuk ke dalam rumah.

"Udah ngasih makan kucingnya?" tanya bang Jinyoung keluar dari kamar mandi dan duduk di sebelah Eunha yang lagi nyemilin ayam goreng.

"Udah, sisa dikit tuh makanan yang keringnya."

"Iya, besok pulang kerja abang beli," kata bang Jinyoung jadi ikutan nyemil ayam goreng.

"Main hape main hape, makan makan, gausah sok penting gitu main hape sambil makan," kata Eunha sebel karena tangan abangnya yang satu sibuk ngetik yang satu sibuk mretelin ayam.

"Ini penting, abang belum ngabarin pacar abang kalau abang lagi sakit perut," kata Jinyoung yang dapat decihan dari Eunha.

"Jomblo mana paham," ledek Jinyoung kemudian ninggalin Eunha sendirian.

"Enak aja! Eunha punya pacar tauk!" pengennya sih Eunha teriak begitu yang kenceng biar satu dunia tau Eunha gak jomblo lagi, tapi inget kalau hubungan dia sama Mingyu itu rahasia antara mereka dan Tuhan. Eh ralat, udah ketambahan Minkyung juga.

"Baguss, dicemil aja, nanti makan malam pake nasi tabur garem aja ya," kata mamanya tau-tau ada di belakang Eunha.

Eunha cuma bisa nyengir habis itu kabur ke kamar.

Di kamar Eunha buka hapenya, ngecek mana tau ada notif dari Mingyu. Tapi ditungguin sampe hape Eunha mati, gak ada notif dong.

Eunha bisa aja ngechat duluan nanyain Mingyu di mana dan lagi apa. Tapi ah, masa Eunha nanya kabar duluan?

Gengsi dong! Lagian biasanya Mingyu duluan yang ngehubungin duluan.

Akhirnya Eunha jadi rebahan aja di kasur natap langit-langit kamarnya. Sampai akhirnya ada bunyi notif.

Eunha udah kesenengan dong, kirain dari Mingyu, eh ternyata...

Halo Eunha, binatang di peternakan merindukanmu.

...notif dari HayDay.

"Ya ya ya gue juga kangen," ketus Eunha.

Terus jadi terpaksa buka itu aplikasi game buat ngasih makan sapi, kambing, ayam, dan babi. Gak lupa panen beberapa tanaman dan ngurus-ngurus pemesanan.

Duh, banyak ya kerjaan Eunha.

Dah beres ngasih makan, panen, tanam bibit, ngurus pesanan, bantu tetangga, dan nyelesain lomba, Eunha kembali rebahan.

Eunha masih kepikiran, Mingyu pergi kemana ya? Sama siapa? Kok gak ngabarin? Padahal biasanya gak gini.

Dari yang penting, gak penting, sampe gak penting banget Mingyu tuh pasti ngabarin.

"Nanti juga ngabarin. Iya, nanti juga ngabarin. Biasanya juga ngabarin." Eunha bermonolog, menyakinkan hatinya sendiri buat gak nethink sama Mingyu.

Eunha narik napas pelan-pelan terus ngeluarinnya pelan-pelan. Berharap dengan begitu hatinya jadi tenang.

Tapi gabisa!

Eunha gak bisa buat gak negatif thinking mengingat gimana sifat Mingyu yang begitu. Ramah sama semua orang!

"Gimana kalau Mingyu jalan sama man... ah engga engga!"

"Tapi bisa aja kan Na, buktinya dia gak ngabarin?"

"Iya juga ya?"

"Hhhhhhhh!"

"Hhhhhhhh!"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

24

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

24.06.2021

тєтαηggα ✓Where stories live. Discover now