TRIAL OF LOVE : CHAPTER 10

30 12 11
                                    

Song : I love u 3000

RUMAH Gio diisi teriakan marah dari sang kakek. Lantai penuh dengan sisa pecahan gucci yang dilempar olehnya.
Disisi lain, mereka juga kaget menemukan mayat asisten Kakek mereka--Devon Alainggara.

"Gio! Liat itu. Si bodoh Yuro sudah mengirim mayat asisten ku. Aku mau kau membalas nya, Gio" ucap kakek Devon marah.

"Malas banget. Gio mau rebahan aja" balasnya kesal. Yang punya masalah kakeknya kenapa dia ikut diseret.

Ia menggeram marah. "Gio!! Oh, atau kamu mau? Kakek buat gadis yan--"

"Kakek ribet tau gak?! Gio males ikut urusan kakek. Satu lagi, jangan pernah kakek sentuh gadis Gio kalo sampai seujung kuku pun kakek celakain dia. Bukan cuma sama Gio doang urusannya, lebih dari itu" Potong nya menatap sengit sang kakek. Meninggalkan mereka yang terdiam dengan suasana hati yang berbeda. Kakek nya ini selalu mengancam nya agar mau mengikuti kemauan gilanya itu.

Nafas Gio memburu kakek nya itu jago sekali membuat nya marah disetiap saat. Disisi lain, ia juga merasa takut karna ia tau betul sifat dan kelakuan kakeknya itu.

"Cih, bau tanah sok-sokan. Jalan aja udah pincang, sialan!" gumamnya kesal.

Jantung nya berdegub kencang melihat sebuah kertas terselip di antara jendelanya. Tangan nya meraih kertas itu dan membukanya perlahan.

Kunci gudang, huh.?

Dahi nya mengeryit bingung. Apa mungkin surat ini salah kirim? Seingat nya ia tak pernah mengunci gudang sama sekali. Ia berjalan cepat kearah komputer miliknya melihat CCTV.

Kosong...

"Kalo kameranya kosong, terus siapa" Gio bergumam masih memperhatikan dengan detail kamera pengawas itu.

Selama ini Ratagos hanya mempunyai masalah dengan RichX selebihnya tidak ada. "Orang gila setengah waras gini ya?" gumamnya kesal menaruh kertas itu kedalam laci.

Jemarinya mulai mengetik pesan ingin bertanya kepada teman-teman nya. Menurutnya ini seperti teka teki yang aneh dan membingungkan.

GRUP ANU

Anda
Tadi gua nemu kertas tulisan nya 'kunci gudang?' gitu. Menurut lo semua itu apa?

Pedro_wrnwn
Musuh lo ada berapa, sih? Banyak amat. Herman gua

FhmNett
Lo pernah kunci gudang, yo?

nikPutra
Karna lo bodoh.

Dahi Gio mengeryit bingung membaca pesan Niko. Ia tau bahwa Niko adalah teman nya sekaligus junior nya yang kalem tapi sekali berbicara sangat sarkas. Bisa dibilang julukan untuk Niko itu 'si mulut cabe'

Suara dering dari ponselnya menyadarkan nya dari lamunan.

"Bilang pada kakek mu yang bau kecut sekaligus bau ketek. Jangan pernah menyakiti putri ku atau aku akan menjadikannya tumbal" Gio mendegar kan dengan seksama suara itu.

Tut.. Tut.. Tut..

"Astaga ... suara itu"

"KAU?! DEVON AKU PASTIKAN HIDUP MU YANG TAK BERGUNA ITU AKAN SENGSARA. DASAR BAU KETEK!"

Suara itu bagai nyanyian yang menyakitkan jika didengar dengan seksama. Dari setiap nadanya selalu menghantarkan rasa sakit dan kehilangan. Hatinya bergetar ia ingat dengan kejadian yang di ceritakan papah nya saat perang darah itu terjadi yang memakan korban banyak termaksud nenek nya. Dan ia disaat itu hanya bisa diam ketakutan di pelukan sang bunda saat beberapa orang berpakaian hitam mengepung nya.

"Gila! Bisa gila lama-lama gua" Gio mengacak rambut nya frustasi.

________

Pessa tersenyum puas melihat hasil mahakarya nya. Bertepuk tangan berkali-kali. Niko ikut tersenyum walaupun harus dirinya yang menjadi korban.

"Yey!! Kak Niko udah kayak Atta Gluduk" Ucapnya bangga. Mengelus lembut rambut lebat Niko yang sekarang berubah menjadi warna ungu bercampur abu-abu.

"Iya, Sa. Ganteng banget gua sampe kaya mau pingsan" Niko tersenyum paksa. Tidak ada yang lebih penting dari kebahagiaan Pessa baginya.

"Iya, dong. Tapi besok kita sekolah nanti malam Pessa ubah lagi jadi hitam, ya" Ucap Pessa mengambil hairdryer.

"Iya, pesek"

"Pesek gini manis loh" balas Pessa dengan nada kesal.

"Ak--"

"Tanda peringatan dua!! Pintu kamar siapa yang suruh tutup?! Kamu Niko sekali lagi ngelanggar saya blacklist dari daftar calon menantu" Potong Vareno menatap tajam Niko yang hanya bisa tersenyum nanar.

"Sa, keluar dulu, nak. Niko mau belajar dulu sama papah" lanjutnya di angguki Pessa.

Tangannya meraih sesuatu di kantong celana nya. Melempar nya ke Niko tanpa pikir panjang ia langsung menutup pintu diakhiri dengan suara teriakan Niko.

"AALLAHUMA LAKA SHUMTU WA BIKA AMANTU WA ALARIZQIKA AFTHARTU BIRRAHMATIKA YAA ARHAMA ROHIMIN. YA ALLAH MAAF NIKO SALAH BACA DOA!"

Niko menjerit semakin kencang saat kecoa itu terbang kearahnya.

"ALLHULA ILA--AAA BUNDA TOLONG NIKO. CALON MERTUA KEJAM BANGET PASTI DULUNYA PSIKOLOGI. MAKSUD NIKO PSIKOPAT"

Pessa yang berdiri di depan pintu bersama sang papah hanya diam terkejut mendengar teriakan Niko.

"Papah, itu kenapa kak Niko teriak?" Pessa menatap Vareno meminta jawaban.

"Lagi belajar ilmu tenaga dalam"

"SIALAN!! KECOA BAU UDAH JELEK NGAPAIN TERBANG. PLAGIAT BURUNG LO?!"

Suara itu menjadi penutup kisah sore hari ini. Vareno dan Shepara percaya pada Niko bahwa lelaki itu tak akan berani menyentuh anaknya. Gantinya disetiap sudut ruangan diisi dengan kamera pengawas termaksud di depan pintu kamar Pessa.

T. B. C.
»»---->

𝙏𝙧𝙞𝙖𝙡 𝙊𝙛 𝙇𝙤𝙫𝙚 (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang