Gugup

34.2K 2.8K 18
                                    


TOK TOK TOK TOK.......

Suara pintu hanan diketukk,

Mendengar itu dhira berusaha mengenyampingkan kram nya , ia berusaha bangkit dengan panik

" mas itu ada yang ketuk pintuu, ya allah gimana dong mas , nanti kita ketahuan gimana?" Panik dhiraa

Hanan yang tak perduli kembali mendudukan istrinya pelan

" kamu jawab mas ,  kamu kenapa? Perut kamu sakit " tanya hanan memastikan ,,ia mengelus lembut perut dhiraa yang masih rata..

" mass jangan tanya itu dulu,, itu ada orang mau masuk gimana? Kalo mereka tau ada dhira disini dengan pintu kekunci gitu ,udah pasti bakal ada yang curiga" 

" mas gak peduli mereka tau apa nggak ,yang mas tanya kamu kenapa? Mas tau kamu nahan sakit , bilang sama mas apa susah nya sih, mas ini suami kamu, kenapa kamu tutup tutupin " tegas hanan

" mas dhira baik baik aja,  tadi perut dhira keram , tapi gapapa kok bentar lagi juga ilang , tadi pagi juga cepet ilang nya " jawab dhira panikk, ia benar benar takut ketahuann

" jadi tadi pagi juga kram gini,, kenapa gak bilang sama mas ?" Hanan mengelus perut dhira khawatir

" udah mass, ini juga udah mendingan kok sakitnya,,  sekarang mas buka pintu nya , dhira akan sembunyi di kamar mandi" jelas dhira sembari berjalan ke arah pintu

Hanan yang sudah benar benar khawatir sekaligus kesal menahan tubuh dhira..

" gak... kamu disini aja , duduk ,,kalo perlu rebahan kayak tadi,  mas akan bilang kalau kamu istri mas dan minta dia rahasiakan kalau memang kamu takut ketahuan " tegas hanan sekali lagi

" mas ,dhira mohon" dhira menatap suaminya berkaca kaca

" kamu tau kan mas khawatir , kamu gak boleh egois" hanan memegang kedua bahu dhira dan menatapnya dalam

" dhira tau mas , tapi mas berlebihann, ini alasan kenapa dhira gak mau bilang sama mas" jawab dhira kesal, jujur saja ia sangat tertekan dengan keposesifan hanan pada dirinya, bukan ia tak suka , tapi reaksi dan tindakan suaminya sangat berlebihan ,mungkin suaminya lupa bagaimana kehidupan dhira sebelum menikah, jangan kan sakit kram semacam ini ,  dhira bahkan sudah sering menahan sakit hingga hampir berada diambang nyawa,

Hanan kaget mendengar jawab nadhira..

" kalau mas mau umumin gapapa , lakuin semau mas , dhira gak masalah ,, kalau perlu dhira yang bukain pintu, itu kan mau mas ?" Tanya dhira ,,

" kenapa mas selalu bertindak berlebihan ? Dhira tau mas khawatir, tapi dhira juga khawatir sama kandungan dhira mas , bahkan khawatir dhira berlipat lipat karna dhira ikut ngerasain semuanya, terus kenapa mas seolah olah gak percaya kalau dhira mampu ngejaga anak mas dikandungan dhira?"  Matanya sudah sangat sendu saat mengatakan itu

" gak gitu nadhira mas cuma mau ikut andil ngejaga dan ngelindungin kalian"

Dhira tak menjawab ucapan suaminya lagi ,ia berjalan mendekati pintu dan menghapus airmatanya sesekali

" mas mau umumin tentang kita kan , ayokk kita buka pintu nya sama sama dan bilang kalau tadi di dalem mas mijitin kaki aku yang pegel karna lagi ngandung anak mas ," ajak dhira ,airmatanya turun deras , namun tak ada isakan disana ..

Hanan menatap bersalah nadhira, apa benar dirinya telah bersikap berlebihan dan itu membuat istrinya tertekan ,, ia berjalan mendekati nadhiraa

" maaf sayang , maaf kalu kamu ngerasa tertekan, mas gak sadar kekhawatiran mas udah nyakitin kamu, mas percaya sama kamu , mas tau kamu bisa ngejaga anak kita ,  kamu boleh sembunyi dikamar mandi , biar mas yang buka pintu " ucap hanan bersalah  suara nya sudah tidak sekeras tadi

DOSEN HALAL KU ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang