Dua Dua

18 6 2
                                    


__________---------
_________

"Papah, kenapa rahasiain ini semua pah!?"

"Papah, bukan rahasia in nya, hanya saja menunggu masanya, dan mungkin masa itu adalah sekarang" jawab Fahad.

Flashback

Alta yang tengah berada dalam ruangan kantor ayahnya ini, ada berkas yang harus di ambilnya sebelum menuju markas.

Tapi, yang membuatnya heran, ada sebuah bingkai foto di atas meja sana. Dua bocah pria tengah asik bermain salju, dan apa ini kenapa wajah mereka begitu sama?
Alta mulai mencari bukti bukti lain, untuk memecahkan keanehan ini.
Sebuah berkas usang bewarna coklat di atas sana tanpa fikir panjang ia mengambil dan mengecek langsung.

Bintang itu terlalu banyak, disaat aku lengah sedikit semua sudah berubah.
Aku tidak tahu ending kisah kita, apa akan Happy atau Sedih.
Tapi, jika kita bertemu aku tak kan melakukan kesalahan yang sama.

Apa maksud kalimat tersebut? Siapa itu Bulan, Matahari, Bintang?
Pertanyaan itu terus terngiang dalam otak Alta.

Flashback off

"Jadi, selama ini papah punya saudara kandung?" tanya Alta yang dibalas anggukan.

"Ceritain" titah Alta.

"Kamu bakal tau Semuanya, ikut papah"

                             *****

Pagi ini, Zidan memutuskan untuk pergi ke London. Caramel hanya memandang datar semuanya, ia lelah di tambah lagi tantenya itu yang tak henti hentinya memaki dirinya. Bisa kah seseorang menyudahi hidup nya sekarang ini?

"Anak tidak untung, PUAS KAMU HAH!!"

"Zidan berhenti! Dengerin kata mamah!!" Seakan tuli Zidan tetap melangkah di ikuti dengan Caramel di samping nya menggenggam jemari gadis itu dan tepat saat membuka pintu 3 orang lelaki berdiri di hadapan mereka.

"Arka?" Beo Rani.

"Masih punya malu kalian?"

"K-kamu?"

Pria berjaz itu menggelengkan kepalanya terkekeh "lihatlah keserakahan kalian, bahkan saya tak sudi menganggap kalian saudara"

"Semua yang kalian perbuat akan ada balasannya" Ujar pria itu yang kini terkesan dingin dan tegas.

"bahkan lebih dari yang kalian lakukan" Lanjutnya

Rani sudah mati kutu di tempat diam tak bisa berkutik terlalu terkejut, dan suaminya Zain sudah pasrah.
Caramel yang tak paham akan situasinya dan ia bingung mengapa ada Alta di rumahnya?

"Maaf anda siapa? Dan ada perlu apa" tanya Zidan, lantas pria itu menoleh.

"Saya kesini ingin menjemput putri saya?"

"Putri?" Beo Zidan

"Caramel adhisty Chintya, putri saya satu satunya"

Deg

Mendengar namanya disebut lantas pandangannya terarah penuh pada pria depannya.
Apa katanya dia putrinya? Permainan apa lagi ini Tuhan?
Tidak kah cukup membuatnya bingung dengan kehidupannya ini?
Mata teduh Caramel memandang wajah pria depannya ini yang turut memandang nya balik, ada rasa tenang ketika menatap mata itu, apakah benar sosok depannya ini ayah kandung nya? Ia menatap lelaki ber jas rapih itu dengan pandangan sulit di artikan.

Brugh

Gadis cantik itu jatuh tak dapat lagi menahan beban tubuhnya, Zidan yang melihat Caramel jatuh pingsan tepatnya di samping nya sontak membuatnya kalang kabut dan bergegas membawa masuk Caramel menuju kamar.

CarLend (Caramel & Glend)Where stories live. Discover now