DREAM OR REALITY

31 32 12
                                    

Jam makan siang sudah berlalu, namun Lee bersaudara dengan formasi lengkap baru saja akan pergi untuk makan siang. Bukan tak ingin memasak, tetapi Aera dilarang oleh kedua saudaranya tersebut. Untuk sementara waktu mau tidak mau mereka harus makan di luar dari pada Aera terluka dan mereka usus buntu karena hanya makan mie yang dibuat mas Adin dan Dajun.

Aera merasa kepulangan mas Adin kerumah hanya ilusi yang ia ciptakan karena merindukan sosok sang kakak. Selama mas Adin tidak ada bersamanya ia selalu dituntut untuk terlihat baik dan mandiri sebagai panutan bagi Dajun, ia di tuntut menjadi sosok pengganti mas Adin saat mas Adin tidak bersama mereka.

Disatu sisi ia menyukai menjadi kakak tertua dirumah mereka, tapi entah ada angin apa ia seperti ditekan untuk menjadi orang lain agar terlihat pantas menjadi sosok yang dapat dicontoh sang adik. Tak ada sosok untuk menaruh manja saat ia sedang ingin bermanja, ia hanya bisa menghubungi sang kakak untuk berbicara tentang masalahnya.

Semilir angin ia rasakan dari luar jendela mobil menyapu lembut wajahnya, jika kepulangan mas Adin kerumah adalah mimpi ia berharap agar tidak dibangunkan, selama ini keluh kesah yang ia rasakan hanya mas Adinnya yang mengetahui.

"Dajun lu tau nggak kalau ini mimpi jangan bangunin gua yang, gua seneng begini aja" ucap Aera tiba-tiba

"Adek kenapa sayang, kok ngomongnya kek tere liye" tawa mas Adin

"Kan nuna emang anak sastra mas" ujarnya dengan nada meledek sang kak

Mas Adin yang tau tentang kondisi sang adik pun mencoba membuat lelucon agar Aera tertawa seperti dulu.

Berhentilah mereka di salah satu restoran yang sedang naik daun karena mengusung konsep nature and healty. Mas Adin banyak berbicara dengan Dajun sedangkan Aera hanya tak ingin keadaan ini hanya mimpi, sepertinya masih tidak menyangka kepulangan mas Adin.

"Adek ayo, mau mas gendong ha? Kok bengong aja"

"Iya mas yok" ia ganti wajah datarnya dengan senyum manis saat melihat sosok mas Adin

Mereka makan bersama dengan ditemani candaan receh dari mas Adin, walaupun yang paling tua tapi ia juga yang paling receh diantara Lee bersaudara. Notif Aera dan Dajun terdengar secara bersamaan, mereka berdua melihat pesan yang masuk. Wajah mereka berubah seakan membenci pesan yang masuk itu, rapat dadakan BEM diadakan saat itu juga disaat mereka sedang asik dengan kakak sulungnya.

"OOOHHH NOOOOO!!!" ucap Aera dan Dajun serentak

"Kenapa dek? Ada masalah?" Tanya mas Adin yang terkejut karena keduanya menghentakkan handphonenya ke meja

"Mas adin kita berdua ada rapat dadakan BEM, gimana dong" ujar Aera

Tak ingin rasanya waktu mereka diganggu, namun karena rapat itu melibatkan mereka berdua mau tidak mau mereka harus hadir.

Baru saja mereka menikmati me time Lee bersaudara formasi lengkap tapi ada saja halangan, mas Adin hanya bisa tersenyum dan menjanjikan pergi bermain ke game canter setelah selesai rapat. Ia senang melihat kekompakan kedua adiknya tersembut

"Yaudah makan dulu abisin, ntar mas antarin sama mas tungguin juga. Abis rapat kita jalan-jalan lagi" dengan senyum khasnya mas Adin

"Bener ya mas, tapi mas nggak capek" ucap Dajun memastikan

"Iya bener, emang mas capek kenapa? kan mas naik pesawat bukan jalan kaki hahaha gimana sih" ucap mas Adin bercanda

"Mas jangan bercanda gitu dong, yah walaupun naik pesawat kan tetap aja capek karena subuh berangkatnya" timpal Aera

"Enggak ahh, mas sih kasian liat ayamnya di potong, terus dimasak hahaha" tawa mas Adin pecah karena kerecehannya sendiri

Tawa siang itu pecah karena candaan receh mas adin, Aera pun terlihat sedikit membaik. Diantarlah mereka ke kampus, mereka juga mengajak mas Adin ke ruangan rapat dan menunggu disana. Sudah banyak yang datang dan beberapa calon anggota BEM yang baru juga sudah hadir.

Aera,Sastra&WaktuWhere stories live. Discover now