ANASTASHA

17 18 0
                                    

     Aera mencari tempat duduk yang tertera di tiketnya dan ternyata ia mendapatkan tempat duduk favoritnya yaitu bersebelahan langsung dengan jendela. Perempuan itu duduk disana dan berdoa sebelum perjalan, ia juga melihat hp-nya apakah sudah dalam airplane mode.

     Aera pikir dalam perjalan ini dia akan duduk sendiri ternyata ada seorang perempuan, yang terlihat seperti orang barat. Perempuan itu duduk satu seat dengan Aera, dia cantik dan terlihat sudah lebih dewasa dari Aera. Dia tersenyum melihat Aera dan Aera membalasnya dengan senyuman yang sedikit terpaksa, mengingat ia yang jarang berinteraksi terhadap orang lain

     Lampu pemberitahuan untuk memakai sabuk pengaman telah dinyalakan dan tidak lama kemudian pesawat pun berangkat dari bandara internasional Seokarno-Hatta menuju bandara internasional Inchoen, Korea Selatan dengan waktu tempuh sepuluh jam dengan satu kali pemberhentian.

     Setelah lampu seatbelt padam Aera pun mengeluarkan buku coretannya. Ia menulis beberapa kata tentang kepergiannya disana,dia juga menulis tentang adiknya yang menangisi kepergiannya. Kalau dipikir-pikir walaupun sangar di kampus tapi kalau ditinggal seperti itu Dajun bisa juga menangis histeris. Aera berhenti menulis dan menutup buku coretannya, ia teringat perkataan mas Adin dua hari sebelum seberangkatnnya.

"Aera ingat ya kata mas, ini itu awal perubahan kamu. Jangan jadi Aera yang ada dikampus, jadilah Aera yang sama saat dengan mas dan Dajun. Kamu tinggal disini nggak sendiri jadi jangan merasa sepi, kalau kamu pergi nanti tebarlah aura positif. Orang-orang akan senang hati membantu kamu saat sulit jika kamu ramah terhadap orang lain. Satu lagi kalau ntar di pesawat ada orang yang duduk di sebelah kamu ajak bicara siapa tau dia jadi teman kamu"

Nasihat malam itu terngiang di telinga Aera pada saat itu, Aera ingin mengajak perempuan disebelahnya mengobrol, tapi ia takut jika nanti perempuan disebelahnya tidak mersponnya.

"Ayo ra lu bisa, kemana Aera yang dulu" suara gaduh batin

     Dengan keberanian yang ia kumpulan, Aera mengajak perempuan di sebelahnya itu mengobrol. Belum lagi sepatah kata keluar darinya, perempuan itu pergi menuju ke belakang. Aera kembali mengurungkan niatnya, keraguan melandanya. Tetapi pesan kakak tertuanya terngiang-ngiang dikepalanya.

     Saat Aera menoleh kearah perempuan itu. Perempuan juga menoleh kearahnya dan menawarkan Aera sebuah permen karet. Perempuan itu mengenalkan dirinya kepada Aera, ia bernama Anastasha . Dia mengatakan kalau mereka memiliki tujuan yang sama yaitu Korea. Anastasha merupakan seorang warga kenegaraan Australian ia berumur dua puluh dua tahun.

     Aera pun balik memperkenalkan dirinya, mereka berbincang-bincang dan berbagi cerita tentang pengalaman mengunjungi negara-negara lain. Mereka juga memiliki niatan yang sama menulis novel disana. Anastasha yang tau jika itu adalah novel pertamanya Aera memberikannya sebuah nasihat yang singkat namun bermakna dalam.

" Maybe in the future you wil fell tired, bored and want to stop writing novels. But believe it is just a feeling because you think too much so that your novels is good without you in it" ucap bijak Anastasha

Mereka berdua larut dalam perbincangan yang begitu panjang. Aera mendengar Anastasha bercerita tentang ia yang sudah melakukan perjalan selama satu tahun lama dengan dana seadanya yah atau bisa dibilang backpacker.

" I will surround world in my own way. Maybe singing and sleeping in an uncomfortable place looks sad but that's where I know about how the world and contents show theis identity" ucap gadis bule itu

Aera pun tercengang mendengar cerita dari perempuan itu. Aera memberikan kontaknya ke anastasha, agar ia bisa menghubung Aera jika terjadi sesuatu nantinya, begitu pun sebaliknya.

     Saat itu Aera percaya dengan ucapan mas Adin tentang orang-orang baru dengan sifat yang berbeda pula, ia juga mulai berani membuka diri setelah pertemuan dengan perempuan bernama Anastasha tersebut.

     Tak terasa satu hari terasa sangatlah singkat bila dihabiskan dengan orang lain, bahkan waktu sudah memasuki KST(Korean Standar Time) dan tinggal menghitung menit lagi mereka mendarat.

     Pesawat mereka pun take off dengan selamat di bandara Inchoen. Mereka berjalan bersama menuju tempat pengambilan koper, Aera mengajak Anastasha untuk tinggal satu malam saja di apartemennya karena sudah larut malam Aera takut jika terjadi apa-apa dengan perempuan itu. Tapi tentunya Anastasha menolaknya.

     Keluar dari bandara Aera disambut paman serta anaknya. Ia mengenalkan Anastasha kepada mereka, paman yang mendengar cerita Aera juga ingin menolong Anastasha dengan mengantarkannya ke tempat tujuannya. Ia tetap saja menolak dan berpamitan dengan Aera serta pamannya.

"There will be many ways of the world to bring us together in a place in korea,thank you for your offer, see you again Aera" ucapnya sebagai kalimat pamit

"Have we become friends?"tanya Aera

"Of course, we become friends now" jawab Anastasha sambil berjalan mundur menjauh

"thank you for being my friends. See you again Anastasha" cicit Aera dengan teriak

Perempuan itu hanya melambaikan tanganya dan berjalan menjauhi Aera serta pamannya, mengilang dibalik taksi-taksi yang terparkir disana.

















Maybe in the future you wil fell tired, bored and want to stop writing novels. But believe it is just a feeling because you think too much so that your novels is good without you in it"
-anastasha

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Aug 04, 2021 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Aera,Sastra&WaktuWhere stories live. Discover now