AWAL KEHIDUPAN BARU

22 22 1
                                    

  Lima hari berselang bunda dan ayah telah pulang kini rumah lebih ramai. Sedikit demi sedikit sepertinya Tuhan mengabulkan permintaan Aera. Kini sarapan pagi tidak ada lagi ucapan ayah dan bunda yang meminta Aera untuk mandiri dan ini itu seperti sebelum-sebelumnya.

"Dek, semalamkan ada yang nelfon adek, katanya dari penerbit xxx" celetuk mas Adin

"Ooo iya mas, nuna sering dapat begitu tapi nggak ada yang diterima" jawab Dajun

"Terus gimana?" Tanya penasaran mas Adin

"Nggak Aera ambil mas" jawab Aera

"Ayah capek ngasih taunya, tetap aja kekeh nggak mau" timpal ayah

Mas Adin hanya menggelengkan kepalanya merasa heran dengan adiknya yang menolak mentah-mentah tawaran bagus tersebut.

     Aera memutuskan pergi dengan mas Adin karena ada kelas pagi dengan dosen killer, ditambah lagi Dajun yang terlambat bangun dan belum bersiap-siap karena menemani Aera bermain game hingga larut malam. Pagi itu sangat macet parah ditambah cuaca yang mendung.

     Aera itu suka hujan, semasa kecil jika anak-anak lain akan sakit jika bermain hujan bagi Aera itu kebalikannya. Justru jika ia tidak diizinkan untuk bermain hujan keesokannya ia demam tinggi dan mogok makan, kejadian itu terus berulang. Hingga pada akhirnya bunda mau pun ayah tidak ada yang melarang Aera bermain hujan.

"Aera, kenapa nggak pernah diterima tawarannya sayang?"

"Mas kan pasti tau kenapa nggak Aera terima"

"Hey sayang mas, kalau kamu terus-terusan nolak kapan mau majunya, mau kan kek dulu lagi? Mau maju kan? Katanya kemarin mau sukses jadi sastrawan"

Aera hanya diam seribu bahasa, ia ingin tapi ia tidak berani.

" sampai kapan kamu mau menutup diri dari dunia dek, kamu masih muda perjalanan kamu masih panjang, bunda, ayah, mas, Dajun mau kamu keluar dari zona kamu sekarang. Mas yakin diluar sana banyak orang yang bakal bisa nunjukin ke kamu kalau dunia itu nggak seperti yang kamu lihat dan pikirkan sekarang Aera, disini dikampus kamu hanya kurang dari 1% populasi manusia di dunia. Akan banyak orang baru yang kamu temui sayang" ujar mas Adin panjang lebar

"Mas mau kamu terima tawarannya, mas juga udah jumpa dengan mbak dewi, ini kesempatan besar untuk kamu. " timpal mas Adin

"Hmmm...yaudah aera bakal mikirin tawarannya"

"Jangan dipikirin aja Aera, tapi juga diterima. Kamu, mas kita semua manusia itu nggak ada yang penyendiri, hanya saja mungkin kita terlalu nyaman dengan situasi yang kita buat. Tanpa sadar situasi itu membuat tembok penghalang untuk kita bersosialisasi dengan orang lain "sambil menggusap-usap rambut adiknya sampai berantakan.

     Karena bujukan sang kakak akhirnya siang itu Aera menerima kontrak kerjasama dengan penerbit xxx tersebut. Mas Adin yang tau terus-terusan menasehati adiknya agar tidak berubah pikiran hingga tanda tanggan kontrak berhasil.

"Heran gua tapi bagus deh kalau lu udah mau tanda tangan kontrak" ucap Dajun

"Iye, lu dari mana? Lama bener jemput gua?"

"Heh tau diri dong nuna, gua mau ngedate gara-gara elu jadi batal" jawabnya nanar

"Ngedate, gaya banget lu. Ngedate tuh sama satu cewek bukan satu cewek fakultas yang lu cicipi goblok" ucap Aera dengan nada datar seraya memukul kuat kepala Dajun yang terlindung helm

"Suka banget mukul kepala, lagi mereka juga mau. Emang elu jomblo" ejek Dajun

     Seminggu setelah penjelasaan kontrak kerjasama Aera kembali lagi ke kantor penerbit xxx tersebut untuk mentanda tangani kontrak yang telah disepakati diantara kedua pihak, di mana dalam kontrak tersebut Aera diwajibkan menulis cerita yang menarik dalam jangka waktu enam bulan.

Aera,Sastra&WaktuWhere stories live. Discover now