02. Personality

179 52 36
                                    

"Sunghoon! Hari ini ada jadwal latihan, jangan lupa dateng, ok."

Pagi ini, seseorang menyapa satu dari ketiga pria populer di sekolah. Park Sunghoon mengiyakan salah satu teman se-perjuangan nya selama dirinya menjadi trainee. Selama kurang lebih dua tahun ia sudah berjuang bersama dengannya, Nicholas.

Sunghoon berjalan di depan kelas 10. Saat ia ingin menginjakkan kakinya di tangga untuk naik ke lantai dua. Sunghoon menabrak seseorang, dilihatnya anak itu perempuan, dia turun dari atas dan tak melihat Sunghoon.

"Maaf,"

"Tidak apa, aku juga minta maaf." Balas gadis berambut panjang sebahu dengan sedikit poni.

Ketika Sunghoon akan pergi, gadis yang menabraknya tadi menahan tangannya. Sontak membuat Sunghoon berbalik dan menatap penuh tanya.

"Maaf, aku cuma mau tanya. Ruang kepala sekolah dimana, ya?" Tanya gadis itu sedikit ragu sekaligus gugup.

Didepannya sekarang, ada sosok keturunan malaikat yang sedang beradu tatap dengannya. Siapa yang tidak gugup, bingung, sekaligus gemetar jika sudah begini.

"Liat dan baca itu," Sunghoon menunjuk sebuah kertas yang cukup lebar tertempel di dinding seberang mereka.

Gadis itupun mengikuti arah tunjuk Sunghoon. Lalu, ber-oh kecil sambil mengangguk paham. Tanpa pamit, Park Sunghoon pergi begitu saja. Tak menghiraukan gadis tadi.

Mungkin dia murid baru disini, pikirnya.

"Ya Tuhan, itu anak beneran manusia bukan?" Gumamnya sembari berjalan ke arah yang ditunjuk Sunghoon tadi.

...

"Gadis yang manis," batin Sunghoon yang berhasil membuat dirinya tersenyum saat memasuki ruang kelas.

Berjalan ke tempat bangku miliknya, duduk dan melepas tasnya. Di otaknya masih terbayang wajah gadis yang tak sengaja menabraknya tadi.

Wajah gadis itu, manik mata miliknya, rambut yang indah, kulit putih bersih seperti buntalan kelinci, sekaligus tutur kata yang lembut. Sungguh, apa anak itu murid baru? Mengapa selama ini ia tidak pernah bertemu.

"Liat temen lo tuh, kesambet apa coba," ujar Jay tak jauh dari Sunghoon bersama Jake. Dua anak lelaki itu sedari tadi memerhatikan temannya mulai masuk ke kelas.

"Gak tau, serem juga anjir," Balas Jake bergedik ngeri sekaligus menahan tawa lalu menghampiri Sunghoon.

"Helloo my bestieee!" Suara Jake terdengar begitu memekak di telinga Sunghoon. Jake menyambar pundak laki-laki itu dan merangkulnya.

"Ganggu aja," cibir Sunghoon yang berusaha berontak melepas pelukan menggelikan itu. Diliriknya Jay yang hanya tertawa dan mengedikkan bahu pada Sunghoon.

Lantas Sunghoon mendecak sebal. Masih berusaha melepas, memegangi tangan kanan Jake. Akhirnya, dia punya ide.

"Ada cewek cantik," singkat namun mampu membuat keduanya terdiam.

Jake melepas rangkulannya, Jay yang langsung berhenti tertawa seketika. Dua bujang itu kini menatap Sunghoon dan mendekat.

"Siapa?" Ucap Jay dan Jake bersamaan.

"Giliran perempuan aja langsung gini," Sunghoon melirik keduanya serta mendecih.

"Ada pokoknya, anak baru kayaknya." jelas Sunghoon setelah melihat wajah penuh tuntut dari dua temannya.

Jay dan juga Jake hanya manggut-manggut paham. Itu urusan mudah, nanti mereka bisa cari tahu mana murid baru itu.

Ketiga lelaki ini adalah siswa populer untuk angkatan mereka, bahkan bisa jadi semua angkatan di sekolah.

Jay dan Jake yang lebih dikenal playboy di ketiganya. Dua bujang itu yang sering dan paling suka menggoda perempuan. Dan, tentu saja tidak ada yang bisa menolak dengan alasan mereka berdua memiliki wajah tampan juga sexy.

Sedangkan Sunghoon, lelaki itu lebih dominan cuek, bicara seperlunya, dan juga ia bisa lebih perhatian pada dua temannya. Berbeda dengan Jay dan Jake, Sunghoon terlihat lebih dewasa untuk segi pola pikir. Kalau ada istilah leader di antara mereka, mungkin Sunghoon akan mengambil peran itu.

"Oh iya, mana Nara? Tumben nggak heboh pagi-pagi," Sunghoon menoleh kesana kemari dan melirik ke luar mencari satu sahabat perempuan nya.

"Yaelah palingan dia masih galau di kelasnya," sahut Jake yang sudah duduk dibangku samping Sunghoon.

"Galau kenapa?" Tanya Jay penasaran yang duduk dibangku depan Sunghoon.

"Ya kan kemarin bias dia ketauan dating tuh, siapa sih, anu, aduh gue lupa," jawab Jake sambil mengingat-ingat nama idol yang kemarin baru saja tercyduk.

"Jungkook anjir! Bisa-bisanya lo lupa sama idol internasional," lanjut Jay untuk membalas hilang ingatan sementara Jake.

"Nah iya itu. Ya santai aja njir," Jake melirik Jay dengan muka julidnya.

"Lah, Hoon! Mau kemana lo?" Jay sedikit terkejut ketika melihat Sunghoon berdiri dan keluar dari kelas.

"Biarin aja deh, suka-suka dia," cegah Jake pada Jay yang hendak berdiri menyusul Sunghoon.

. . .

"Hai Ra," sapa Sunghoon mengacak rambut anak gadis yang sedang menutup mukanya menggunakan tangan.

Sunghoon pergi ke kelas sebelah untuk melihat Nara. Iya, temannya, lebih tepatnya sahabat. Tapi saat Sunghoon menyapanya, gadis itu hanya diam tak berkutik

"Jangan galau terus lah, nanti gue ajak ketemu Jungkook deh. Gimana? Mau?" Sunghoon duduk dibangku samping kanan Nara. Berharap tawaran yang ia berikan diterima.

"Nggak," selang beberapa detik, akhirnya gadis itu mengangkat wajahnya lesu. "Apaan sih kesel banget gue," rengek nya sembari memasang wajah cemberut.

Sunghoon terkekeh mendengar itu. "Jadi mau ketemu Jungkook nggak? Tawaran gue masih berlaku sampai dua tahun lagi," ujarnya lalu tertawa melihat reaksi lucu sahabatnya ini.

"Beneran, ya, janji? Awas kalo php," balas Nara yang sudah memosisikan tubuhnya menghadap Sunghoon.

"Iya beneran, janji."

Keduanya tersenyum dan melanjutkan topik yang lain sampai kelas dimulai dan Sunghoon kembali ke kelas. Ketahuilah, meski Sunghoon mempunyai sifat cuek aka dingin. Ketika ia sudah dekat dan akrab dengan seseorang, sisi lain kepribadian anak itu terlihat. Dia sangat hangat.

-To be continued-

Kurangi siders, perbanyak vote and comment.

WITH(OUT) : give him back to meWhere stories live. Discover now