5th Slice

88 14 1
                                    

Jangan lupa vote dan komen:)
Happy reading^^

•••

5th Slice

•••

Tetapi, seperti kata pepatah, bangkai yang disembunyikan akan tercium juga baunya. Begitupun hubungan Alta dan Ilona.
Malam ini adalah malam yang istimewa, malam peringatan dua bulan hubungan Alta dan Ilona, hari jadi ke dua bulan. Seperti satu bulan lalu, mereka mengawali dengan makan malam bersama di ruangan VIP. Bedanya kini di restoran Korea atas permintaan Ilona. Juga sama seperti sebelumnya, setelah makan malam mereka pergi ke bukit, menonton pertunjukan alam yang memukau. Di bawah pemandangan city light dan di atas sana bintang-bintang berserakan indah.

"Selalu kamu yang lebih cantik," kata Alta seraya merangkul pundak Ilona.
Ilo tertawa menanggapi, sudah biasa digombali Alta.

"Suatu hari aku akan melamarmu lalu kita menikah dan punya anak." Alta bergumam, menatap menerawang ke kejauhan. Ilona terdiam, tidak langsung menanggapi pengandaian indah Alta.

"Anak, ya."

"Ya, kenapa?"

"Entahlah."

Alta merasa Ilona tengah menyembunyikan sesuatu. Pria itu menoleh, menyelipkan rambut Ilona ke belakang telinga. Wajah cantik itu terlihat murung. "Hei, ada apa?"

Tapi Ilona menggeleng, enggan menjawab. Alta sekali lagi bertanya ada apa, mencoba membujuk dan meyakinkan Ilona untuk bicara. "Apa ini soal ucapanku tadi? Kamu tidak mau punya anak?" Tembak Alta tepat sasaran, dilihat dari reaksi Ilo yang langsung menoleh padanya dengan cepat.

"Maaf Alta," lirih Ilona.

Seharusnya Alta tahu karir Ilona baru saja dimulai, kalimatnya tadi pasti menjadi beban bagi perempuan itu. Apalagi membahas anak, Ilona tidak sanggup. Setidaknya untuk saat ini. Malam itu berakhir dengan suasana yang tidak nyaman. Alta masih terdiam ketika sampai di lobi apartemen Ilona. Tidak banyak bicara mengucapkan salam perpisahan, kata-kata kangen atau gombal. Juga Ilo, dia tidak banyak bicara, merasa buruk telah membuat Alta sedih.

Begitu Ilona turun dari mobil, Alta menjalankan mobilnya menjauh. Sempat dia lihat Ilona yang berbincang dengan seorang perempuan lain.

Alta tidak tahu malam itu rahasia mereka terbongkar. Ada satu orang yang mengetahui hubungan keduanya, manager Ilona, Kak Nau. Alta tidak tahu sebab mobilnya sudah melaju jauh, meninggalkan Ilo yang tengah dicecar, berusaha menjelaskan.

"Ilo, kamu buat aku kecewa. Kenapa tidak bilang?"

Dan malam itu Ilona sungguh keliru mengartikan pertanyaan Kak Nau. Ilo kira, Kak Nau marah karena dirinya telah berbohong, tidak jujur pada manager sendiri. Tapi sungguh, Ilona salah besar, ada alasan lain atas kemarahan Kak Nau. Kemarahan yang segera berubah menjadi badai di hubungan Alta dan Ilona.

Jauh sebelum Ilona datang, Kak Nau pernah bekerja di perusahaan Alta yang masih berkembang. Mereka sebaya. Alta yang pada dasarnya ramah berteman dengan karyawan biasa seperti Kak Nau. Alta tampan, baik, ramah, cerdas, tidak susah untuk jatuh cinta padanya. Kak Nau menyukai pemuda itu, memupuk perasaannya dengan baik hingga semakin lebat. Tetapi Alta selalu saja abai, menganggap Kak Nau sebatas teman. Tidak lebih.

Sampai akhirnya Kak Nau bertemu dengan Ilona, dia memutuskan bekerja pada Ilona dengan harapan menjauh dari Alta. Bukannya semakin padam, perasaan itu justru semakin menggebu. Tidak semudah itu bagi Kak Nau untuk melupakan Alta.

Dan baru saja dia melihat mobil Alta menurunkan Ilona di lobi. Kak Nau memang sejak lama curiga jika Ilo punya pacar, anak itu tidak mau mengaku dan dia untuk sejenak memutuskan untuk membiarkan saja, hendak mencari tahu sendiri. Namun Kak Nau sungguh tidak punya ide bagaimana bisa pacar Ilona justru Alta. Bahkan menurut pengakuan Ilona, mereka sudah dua bulan menjalin kebersamaan.

Kak Nau sungguh kecewa, dia yang lebih dulu kenal dan dekat dengan Alta tapi Ilona dengan mudahnya mencuri perhatian. Rasa kecewa itu berbuah menjadi sesuatu yang buruk, kecemburuan itu membawa energi negatif, kebencian yang amat dalam. Kak Nau segera tau Alta dan Ilona sedang diam-diaman karena masalah anak, Ilo yang bercerita dengan sendirinya. Perempuan bermata biru itu terlalu polos.

Kak Nau memanfaatkan situasi, menabur garam pada luka, meniupkan angin untuk mengencangkan api perselisihan. Tanpa menimbulkan kecurigaan, Kak Nau mulai menghasut dan memanipulasi Ilona, entah dengan alasan profesi model atau dengan alasan Alta yang sangat menginginkan seorang anak.

"Dengar Ilo, sebelum bertemu denganmu aku sudah mengenal Alta. Sekali dua kali dia pernah bercerita, begitu bertemu dengan perempuan yang dia cintai, dia akan langsung melamarnya lalu menikah, memiliki anak-anak yang lucu dan menggemaskan. Sedangkan kamu Ilo, kamu masih muda, karirmu baru dimulai, mungkin butuh beberapa bulan lagi hingga kamu menjadi model yang terkenal dengan bayaran tinggi. Kamu tidak bisa berhenti di sini demi pria seperti Alta.

"Kamu bukanlah perempuan yang dicari oleh Alta. Sadarlah, Ilo! Sebelum pria itu meninggalkanmu lebih baik kamu yang melupakan dia duluan."

Besok-lusa, kalimat itu menjadi awal bencana yang berkepanjangan dan menyedihkan, seperti tidak ada tawa lagi yang tersisa, hanya tertinggal rasa sakit, kegetiran dan luka mendalam. Bagi Ilona, Alta, Kak Nau dan sesosok yang tidak berdosa.

•••

Apa pendapatmu tentang bab ini? Tentang Alta dan Ilona? Tentang Kak Nau? Silahkan komen ya:)

Kemungkinan ini potongan terakhir, setelah ini tidak ada lagi '6th slice' atau '7th slice'. Sepertinya cukup sampai di sini saja.

Silahkan menebak-nebak siapa sebenarnya mereka ini? Berperan sebagai apa di cerita ini?

Thanks for reading, vote and comment
Don't forget to share this story

Follow 👇👇
Wp: Reirin_
Ug: reirin2018

You Are Brave [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang