Daddy John -Johnten

1.8K 129 12
                                    

"Daddy John ayo buruan dong!" Haechan yang tidak sabaran karena mereka akan pergi ke Lotte world, ia terus menerus menarik narik tangan Johnny.

"Sabar sunflower, kalo kamu begitu terus kita ga jadi pergi nih." Johnny mengelus kepala Haechan.

"Jangan gajadi pergi." Bibir Haechan melengkung kebawah.

"Makanya sabar sayang." Johnny mengecup pucuk kepala malaikat kecilnya.

"Okay." Haechan memberikan senyum terbaiknya agar daddynya itu luluh.

°°°

"Paaa, kita ga usah ke Lotte world lah, papa tuh baru sembuh, ya Mark tau sih tiketnya udah kebeli tapi ya tetep aja." Mark menolak untuk pergi bahkan ia belum mandi.

"Ayo dong Mark, papa pengen jalan jalan." Ten memeluk Mark dengan manja.

"Udahlah Mark, ayo jalan aja." Hendery juga berusaha membujuk kembaran non-identik nya untuk pergi ke taman hiburan ternama itu.

Mark yang selalu luluh dengan papanya dan kelewat sayang sama papanya akhirnya mengiyakan kemauan papanya. Tentu saja dengan berbagai syarat. Salah satunya mereka tidak boleh pulang lewat dari jam 6 malam.

"Thankyouu sweetiee." Ten tersenyum senang, ia segera merapihkan barang barang yang akan dibawa ke Lotte world sedangkan Mark langsung mandi dan juga bersiap siap pergi.

Tak berapa lama kemudian Ten dan kedua anaknya sudah siap untuk pergi, Mark memutuskan untuk mengendarai mobil hari ini soalnya kalo Hendery yang bawa bisa jantungan dia.

"Woi Dery, lu ga bawa si Xiaojun kan?" tanya Mark yang pandangannya tetap berfokus pada jalanan.

"Ngga, kan gua mau nemenin papa." Hendery yang duduk di kursi depan menjawab Mark sambil memainkan ponselnya.

"Ok." Mark menoleh pada kaca spion, ia melihat papanya tertidur, mungkin karena sang papa berfikir biar dia ga cepat lelah nantinya.

"Mark, gua khawatir sama kesehatan papa, lu tau kan bentar lagi gua bakal tinggal di dorm. Apa kita ga cariin papa dominan lain?" Hendery akhirnya meletakkan ponselnya dan berbincang agak serius kepada saudaranya itu.

"Ada gua, gua bisa jagain papa. Ga sudi nyerahin papa ke dominan manapun. Semua dominan itu brengsek, termasuk gua maupun lu tapi minimal gua ataupun lu ga bakal nyakitin papa." Mark mulai memasang raut tak senang.

Hendery menghela nafas, orang yang lahirnya lebih tua beberapa menit darinya itu memang sensitif kalo udah menyangkut sang papa. Ya memang sih dia juga tipe yang protektif tapi Mark itu 10x lipat lebih protektif darinya.

"Gua...ketemu sama orang itu Mark. Ga sengaja ketemu tepatnya, si brengsek yang nelantarin kita." Hendery mengepalkan tangannya.

"Udah Der. Jangan ngomongin itu disini, gua gamau papa sampe denger, lu berhenti aja cari dia. Kita bisa hidup tanpa dia." Mark menatap adiknya itu sekilas. Dalam hatinya ia juga tak tega melihat adiknya yang berusaha keras mencari keberadaan 'ayah' mereka.

Mark tau. Ia tau Hendery bertemu 'ayah' mereka itu bukan tak sengaja, melainkan Hendery yang merencanakan. Namun hasilnya nihil, Mark mendengarkan pembicaraan mereka dan di dalam pembicaraan itu sang 'ayah' bahkan tak mau mengakui mereka sebagai anaknya.

Hendery tertunduk, ia mengingat ingat kejadian saat ayahnya sendiri tak mengakuinya sebagai anak.

'Kalian itu bukan anakku! pria jalang itu bisa saja tidur dengan orang lain! enyah kau!' Begitulah kira kira perkataan ayah nya terhadap Hendery.

Ten Uke Universe (allxten)Where stories live. Discover now