CHAPTER 46.1 : Pengalaman dan Pengetahuan

19 3 2
                                    


"Biar aku perjelas, kau itu tidak buta. Benar?" Oase memastikannya sekali lagi. Sementara Elfenda hanya diam, dia tersenyum mendengar itu. Orang berpengetahuan, sedang ada depannya saat ini. Karena itu Elfenda, dia tidak berniat menyembunyikan apapun. Toh dengan maha tahu milik Oase, Elfenda tidak bisa merahasiakan apapun.

Sejauh ini, meski sudah membicarakan beberapa hal. Mereka belum saling melihat satu sama lain. Elfenda tidak membuka mata karena sebuah alasan yang belum jelas. Sementara Oase. Dia tidak bisa membuka mata karena khawatir sihir teleportasi aktif. Karena itu sampai saat ini. Mereka seperti dua orang buta yang bertemu.

"Aku dengan senang hati, akan mendengar penjelasan itu. Sisanya akan aku koreksi," jawab Elfenda tersenyum.

"Menutup mata, itu adalah bayaran skill nafsu milikmu. Sejauh ini apa aku benar?"

Elfenda mengangguk bersama senyum. Artinya, dia setuju dengan pernyataan Oase barusan. Tetap diam dalam keadaan mata terpejam, Elfenda membiarkan Oase agar melanjutkan.

"Pertama, akan aku singkirkan hal yang mempersulit. Mengenai papan catur. Itu tidak ada hubungannya dengan skill nafsu milikmu. Dia hanya aksesoris agar kau terlihat anggun. Tapi, kau bisa menginput unsur skill nafsu pada papan catur. Membuat papan catur itu menjadi wujud nyata dari skill nafsu. Benar?"

"Saking sempurnanya aku sampai merinding," respon Elfenda tersenyum kecil.

"Masalah utama. Skill nafsu milikmu adalah wewenang bersyarat. Kau memiliki wewenang untuk mengubah denah di dalam peta. Tentu saja dalam skala yang sangat kecil jika itu peta dunia. Tapi jangkauan wewenang itu, lebih besar dibanding gunung ini. Itu cukup menjelaskan kenapa para siswa dibuat berputar-putar dalam perjalanan. Kau juga bisa memindahkan lokasi iblis atau siswa dengan mudah. Membuat pertemuan tidak terduga dalam keadaan yang tidak menguntungkan."

"Benar lagi."

"Terakhir. Sebagai ras iblis, kau memiliki tipe unik ruang dan waktu. Hasilnya, kau memiliki semua skill teleportasi dan pemanggilan khusus. Tentu saja, ada beberapa skill yang hanya bisa dibuka oleh dirimu. Skill teleportasi bersyarat seperti tadi, itu adalah salah satu skill yang hanya dimiliki oleh dirimu."

Elfenda mengangguk. Dia tersenyum kecil dengan cantik. Mengekspresikan kepuasan terhadap penjelasan Oase. Elfenda bertanya.

"Kau belum menjelaskan. Kenapa aku bisa menandai dirimu dan siswa-siswa yang lain? Skill teleportasi bersyarat, bisa diaktifkan jika aku mengetahui targetnya. Minimal, aku harus tahu nama asli target."

"Kalau itu ... mungkinkah, administrator memberikan datanya? Hanya itu yang bisa menjelaskan sih. Bahkan tanpa maha tahu, aku bisa memikirkan itu sendiri."

"Benar. Semua penjelasannya benar. Tidak ada satupun yang meleset. Aku tidak bisa berhenti kagum. Oh iya Oase, boleh aku bertanya? Aku tahu pertanyaan ini tidak sopan. Tapi, berapa usiamu? Usiaku 270 tahun. Tapi dengan usiaku yang setua ini, aku belum bisa mencapai maha tahu sepertimu."

"Umurku ya ... umurku sekarang 416 tahun, hehe. Meski 400 tahunnya, aku habiskan untuk tidur sih. Bisa dibilang selama tidur, aku menabung poin statistik," jelas Oase.

"Aku mengerti. Aku tidak akan bertanya lebih lanjut mengenai topik ini. Tapi aku ingin menagih bonus yang kau janjikan. Tentang, otoritas yang sebenarnya kau miliki."

"Percakapan kita sudah mencapai ujung ya ... baiklah. Otoritas yang sebenarnya kudapat saat meraih title witch adalah ..."

Elfenda terkejut dan diam sejenak. Setelah mendengar kata terakhir dari kalimat barusan, dia tidak bisa mengomentari apapun. Itu benar-benar di luar dugaan dan pengetahuan dari pengalamannya.

DREAMER (Volume 1) Where stories live. Discover now