(GAK FOLLOW DULU SEBELUM BACA SIAP-SIAP GUE SANTET ONLINE)
Note : untuk di baca bukan untuk di tulis ulang! Berani plagiat, hukum karma siap memantimu.
DEJAVU! itu lah kata yang pas untuk menarik garis besar cerita ini. Eitss... Bukan Dejavu yang be...
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Sebanyak apapun mulut Lo bilang gak bakal suka sama gue, mata Lo gak bisa boong, kalau cinta itu ada.
🥀🥀🥀
"Nih, bawain!"
Tubuh Rerra terhuyung ke belakang, karena Netta mendorongnya untuk membawakan tas milik cewek itu ke dalam kelasnya.
"Huft..." Rerra, menyeka keringet di pelipisnya, kemudian mengikat rambutnya kebelakang.
Cuaca sangat panas, awalnya saat di rumah memang berangkat berdua bersama kakaknya, tapi saat di depan gang Rerra di turunkan, alhasil cewek itu memilih naik kenderaan umum. Hm, untung saja uangnya cukup, jika tidak terpaksa harus jalan kaki sampei ke sekolah.
Perlahan Rerra mulai menapakkan kakinya lagi, menuju kelas Nettalia untuk mengantar tas, meski rada capek tapi senyum di wajah cewek itu tidak pernah pudar.
"LAMA AMAT SIH LO!"
"SINIIN TAS GUE!"
Gertak Netta, ketika Rerra baru saja sampai di dalam kelasnya.
"Maaf Kak." cicit Rerra menundukkan sedikit kepalanya.
Netta mengibas-ngibaskan tangannya. "Lelet tau gak? Singgah kemana dulu Lo hah? Genit-genitan dulu? Caper bener jadi cewek."
Kena marah lagi, selalu saja ia salah di mata kakaknya, entahlah Rerra juga tidak mengerti, kenapa Nettalia sangat tidak suka padanya. Sedikit demi sedikit Rerra mendekat ke arah bangku kakaknya, tepat saat selangkah lagi, tubuh Rerra hilang keseimbangan.