Part 20

146K 3.2K 391
                                    

"Kamu kenapa? Bukannya nginap dirumah klien kamu? Kok tiba-tiba pulang dengan kondisi muka kayak gini?"

"Tadi rumah klien aku kemasukan pencuri. Dan kami melawan pencurinya. Aku kena pukulan, tapi pencuri iu udah ketangkap kok"

"Oh gitu. Yaudah besok-besok lebih berhati-hati lagi ya. Kalau gini kan aku jadi khawatir sama kamu" Ucap Cia masih sibuk membersihkan luka Gio.

"Kamu khawatir sama aku?"

Deg.
Cia menghentikan tangannya yang membersihkan luka diwajah Gio. Cia menatap mata Gio yang berjarak dekat dengan wajahnya. Pipinya bersemu merah, sangat menggemaskan. Cia lalu tersadar, ia kemudian menekan luka diwajah Gio.

"Awww sakit. Pelan-pelan kenapa sih"

"Tuh bersihin aja sendiri"

Jawab Cia sambil berdiri ingin beranjak. Sebenarnya ia sangat malu dan salah tingkah sekarang. Cia berjalan namun tangannya digenggam oleh Gio. Gio menarik tubuh Cia membuatnya duduk diatas pangkuan Gio.

"Ka.. Kamu.. Ap... Pa.. Apaan sih"

Cia gugup ketika ia terduduk dipangkuan Gio. wajahnya sangat dekat dengan wajah Gio. Jantungnya kembali breakdance.

"Aku gak mau bersihin sendiri. Aku mau kamu yang bersihin luka aku sebagai istriku"

Blush.
Pipi Cia kembali bertambah merah, kini wajahnya sudah memanas. Ia memalingkan wajahnya dari tatapan mata tajam Gio. Gio tersenyum kecil.

"Jangan malu, kamu tambah manis kalau malu"

"Ih diam. Kalau aku obati luka kamu, kamu harus diam"

Cia ingin berdiiri namun di tahan oleh tangan kekar Gio. Cia kembali terduduk dipangkuan Gio dengan wajah yang sangat dekat. Cia dapat merasakan hembusan nafas hangat Cio mengenai wajahnya.

"Jangan pindah. Aku mau menikmati posisi ini sebentar"

Cia tidak menggubris ucapan Gio yang akan membuatnya sebentar lagi meleleh. Ia kembali mengobati wajah Gio. Tidak butuh waktu lama, Cia telah selesai mengobati luka diwajah Gio.

"Udah selesai"

"Terimakasih"

"Hmm, aku mau berdiri. Tangan kamu... "

Gio memang meletakkna tangannya memeluk pinggang Cia. Namun bukannya melepaskan, Gio makin mempererat pelukannya. Gio malah mendekati wajah Cia. Ia memiringkan kepalanya, namun Cie menutup mulutnya dengan tangan.

"No. Kamu lagi sakit. Yuk istirahat. Udah jam 10 malam"

Gio menggeleng.

"Aku masih mau kayak gini"

"kamu kenapa tiba-tiba kayak gini? Biasanya juga gak pernah. Tadi siang juga kamu jahat sama aku"

"Maafin aku Cia"

Cia membeku tidak tahu harus berkata apa. Gio kembali melanjutkan kata-katanya.

"Maafin aku.. Akuuu... "

"Iya aku udah maafin kok. Kamu pasti ada alasan sendiri kan tadi siang jahat sama aku? Yaudah gapapa. Jangan diulangi lagi ya?"

"Iya, smoga kamu memaafkan kesalahan besarku juga"

Cup.
Belum sempat Cia berpikir dan bertanya maksud perkataan Gio, bibirnya telah dilumat. Cia membalas ciuman Gio. Gio mulai melumat bibir bawah Cia bergantian dengan bibir atasnya. Kemudian Gio memasukkan lidahnya kedalam mulut Cia. Lidah mereka saling bertaut memberi kesan panas pada diri keduanya.

JODOH GUE LO!!! Where stories live. Discover now