I-e

5.4K 1.1K 30
                                    

Hai 🤗
Ak mau ngasih tahu nih, kisah Saphira udh complete update di Dreame/Stary Writing yaa...
Yuk yang mau nengokin Bang Dean & Mbak Aira bisa banget...
Sampe ketemu di lapak sebelah 😘

Yang di sini, sama Mas Awang dulu, wkwkss

@sailenndra

🍃

Awang mengemudikan mobilnya di jalanan malam Ibu Kota. Nai duduk sejauh mungkin merapat ke pintu mobil. Pandangannya mengarah keluar jendela. Awang tak mau memaksa wanita itu bersuara. Tak menolak diantar pulang saja sudah syukur setelah pertengkaran kecil tadi. Mobil berhenti di sebuah rumah bergaya skandinavian dua lantai.

"Masih marah? Maaf," ulang Awang menatap ke samping.

Nai tak memberikan tatapan balik. Raut wajahnya lebih tenang. Namun kata-katanya kemudian cukup mengagetkan Awang.

"Maaf reaksiku berlebihan, aku jadi sensitif saat menstruasi," kata Rinai.

Wanita dengan hijab biru muda itu menoleh ke Awang.

"Terima kasih sudah mengantarku."

Gerakan tangan Nai terhenti saat membuka pintu mobil. Awang menyodorkan bag kecil berwarna cokelat.

"Apa ini?" tanya Nai.

"Ambil aja, anggap permintaan maafku."

"Aku nggak mau menerimanya..."

"Kasih ke mbak kalau nggak mau, aku nggak suka makanan manis. Itu tadi dari klien," potong Awang.

Malas berdebat, Rinai akhirnya menerima bag tersebut dan mengucapkan terima kasih. Awang membuka kaca mobil hingga separuh. Mengangguk singkat saat berpamitan.

"Hati-hati menyetirnya," balas Nai.

...

Jarum jam sudah menunjukkan angka 22.30 saat Rinai keluar kamar mandi. Santai dengan baju tidur polos berwarna ungu muda. Ketika mengambil ponsel di nakas pandangannya tertuju pada bag pemberian Awang. Yang lantas diambilnya.

Tangannya menemukan box chocolate. Butir-butir chocolate itu menggodanya untuk makan. Nai menahan diri karena sudah terlalu larut makan makanan manis. Juga karena dirinya sudah sikat gigi.

Aku nggak suka makanan manis.

Kalimat itu kembali terngiang di kepalanya. Karena dulu sekali saat Nai masih berbaju putih abu-abu. Saat Awang masih menjadi mahasiswa teknik di UGM. Saat Nai masih menjadi anak SMA. Di satu momen, laki-laki pernah mengatakannya.

Aku nggak suka makanan manis, untukmu. Udah jangan nangis lagi.

...

Flashback

Awang memarkir motornya di garasi sepulang kuliah. Sepatu bertali yang bukan milik adiknya terletak di samping pintu, milik Nai. Gadis bernama Rinaira, sahabat Mayang itu sudah sering kali ke rumahnya. Bahkan beberapa kali menginap. Keluarga juga sudah kenal. Nai dan Mayang bersahabat dekat sejak SMP.

Belum sempat membuka pintu rumah, suara motor yang berhenti di depan rumah membuatnya menoleh. Dua orang pria dengan seragam putih abu-abu turun dan tampak sungkan melihatnya. Awang menampilkan wajah datar. Menilai dari atas ke bawah dua pria tersebut. Selama ini Mayang sangat jarang hampir tidak pernah bawa teman pria ke rumah. Karena sikap abangnya yang menyebalkan.

"Maaf Mas, bener ini rumah Mayang ya?" tanya seorang yang mengenakan jaket biru tua.

Awang mendekat ke gerbang mengangguk singkat.

AWANGWhere stories live. Discover now