NP :: [24]

13.9K 1.9K 126
                                    

"Oke makasih. Lo bisa percaya sama Boo Seungkwan!" Pemuda Boo itu menepuk - nepuk dadanya, meyakinkan Haechan kalau semua akan berjalan lancar.

"Tapi... Lo sedendam itu sama dia sampe - sampe mau ngespill ini Chan?" Tanya Hoshi, partner kerja Seungkwan. Pemuda itu terlihat ragu melihat video yang sudah Haechan kirimkan.

Seungkwan menyikut perut temannya itu, ia menatap Hoshi sinis. "Gue sama Haechan ini korbannya Somi. Lo gak tau sih gimana sakit hatinya waktu liat tuh cewe nempel - nempel ke pacar gue."

"Lo emang mau pacar lo kena juga?! Mending kita giniin biar dia kena mental trus pergi jauh - jauh dah dari sini." Lanjutnya menggebu - gebu.

Hoshi mendesah pelan lalu mengangguk, kalau memang ini bisa bikin banyak orang hidupnya tentram, dia ikut aja deh.

"Yaudah, Chan, gue pastiin besok karir dia hancur!" Ucap Seungkwan lantang dengan tangan yang mengepal keatas.

Segitu dendamnya.

Haechan mengangguk, gak sia - sia dia punya banyak temen. Banyak yang bisa diandalkan kalau dia lagi butuh.

Seungkwan dan Hoshi pamit untuk kembali lagi ke perusahaan mereka meninggalkan Haechan sendiri dengan sepotong kue pandan di mejanya.

Ini adalah toko kue favoritnya, karena cuma disini kue pandan yang pernah Renjun berikan dan kue pandan yang mereka jual rasanya sama.

Haechan tersenyum mengetahui fakta kalau ia berhasil menikahi orang yang dicarinya selama ini.

"Hoi!"

Pemuda Tan itu tersentak saat Lucas dengan wajah tanpa dosa memukul meja didepannya, berniat menyadarkan Haechan yang melamun.

"Bengong aja, nanti kesurupan." Ucapnya asal. Lucas menarik tubuh yang lebih kecil darinya untuk duduk bersama.

"Tebak gue bawa apa?" Tanya Lucas. Pemuda itu tersenyum sebari menutup wajah orang yang bersamanya menggunakan tangan Lucas yang besar.

"Bawa orang." Jawabnya tanpa mau susah - susah berpikir.

Seketika wajah lucas berubah datar, "Gak seru lo Chan."

"Kan ditanya, apa, bukan siapa. Ya orang lah."

"Koreksi kek gitu. Yaudah, sekarang tebak, gue bawa siapa?" Tanyanya berubah antusias.

Haechan memiringkan kepalanya, pura - pura berpikir. Tapi jawabannya benar - benar membuat Lucas kecewa.

"Gak tau." Jawab Haechan.

Lucas mendengus, ia lalu menyuruh pemuda mungil yang bersamanya untuk menunjukkan wajahnya.

Ragu, tapi Renzio tetap menurunkan tudung hoodie dan maskernya menatap Haechan yang membulatkan mata menatap dirinya.

"Rejun?!" Ujar Haechan tak percaya.

Haechan mau nangis rasanya ngeliat orang yang dia khawatirin udah mati karena Somi ternyata masih sehat tanpa luka sedikitpun.

"Renzio." Koreksi Lucas. Haechan mengernyit, menatap Lucas tak paham.

Siapa lagi Renzio?

"Rejun bukan nama aslinya. Renzio, baru namanya." Terang Lucas.

Flashback on.

Haechan mengumpati dosen botaknya itu karena membuat dirinya harus pulang malam, ditambah tugasnya harus ia revisi kembali. Ini sudah revisi yang ketiga kalinya! Haechan lelah, mau cepet - cepet lulus aja rasanya.

Ia membuka pintu mobilnya, memasukkan kertas - kertas tak berguna -menurutnya- dengan kasar.

"Sialan, kalo tau begini dari awal gue ganti aja itu topiknya." Omelnya.

Nikah Paksa | Hyuckren ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang