NP :: [1]

54.3K 4.1K 344
                                    

Pemuda manis dengan masih menggunakan jasnya terduduk melamun diatas ranjang.

Ia mengacak rambutnya frustasi, memikirkan bagaimana nasibnya kedepan.

Tidak, ia seharusnya pulang ke rumah membawa banyak makanan sebagai oleh - oleh, bukan malah duduk disini.

Ia menyesali semua, menyesali otak bodohnya yang membuat dirinya malah terikat dengan seseorang yang tidak ia kenal.

Demi Tuhan, ia tidak pernah membayangkan atau bermimpi hal seperti ini akan terjadi.

Flashback on

Pemuda manis dengan jas rapinya berjalan menyusuri toko camilan, ia tersenyum membayangkan keluarganya yang terkejut atas kepulangannya yang tiba - tiba.

Keluarganya cukup sederhana, dibawakan camilan saja sudah bisa membuat mereka senang.

Bruk!

Saat sedang menunduk melihat - lihat, dirinya ditabrak oleh pemuda yang juga berpakaian rapi sepertinya.

"Ah, maaf." Ucap pria yang menabraknya sambil terus berlari.

Pemuda manis itu berdecak, 'orang tidak punya sopan santun!' Pikirnya.

Ia berdiri, merapikan pakaiannya dan memasukkan banyak camilan. Membawanya menuju kasir.

Pemuda manis itu membuka pintu mobilnya, memasukkan dua kantong belanjaan besar.

Saat ingin menutup pintu mobilnya ia tersadar bahwa ponselnya tidak ada. Ia merogoh kantung celana dan bajunya namun tidak ada.

Ia memutuskan kembali ke toko itu, namun baru beberapa langkah ia berjalan, tangannya ditarik oleh pemuda yang menabraknya tadi.

"Ikut gue." Ucapnya sambil terus menarik tangannya.

"Oi oi! Ngapain sih?!" Pemuda manis itu berusaha melepaskan tangannya namun tak berpengaruh sama sekali.

"Siapa nama lo?" Tanya pemuda yang menariknya.

"Renjun, Huang Renjun." Pemuda itu hanya menganggukan kepalanya.

Mereka berhenti di samping mobil hitam yang ia tebak milik pemuda tidak tau sopan santun itu.

Pemuda manis itu menatap pemuda di hadapannya menunggu penjelasan.

Drrttt... drrttt...

Pemuda dihadapannya menghembuskan nafas kasar, ia mengangkat telepon itu sambil menatap Renjun.

"Halo."

"LU DIMANA SIALAN?!"

Bisa ia lihat pemuda itu meringis sambil menjauhkan ponselnya.

"Sabar, bentar lagi gue kesana."

"Cepet!"

Tut... tut...

"Ngapain narik - narik gue?" Pemuda dihadapannya memegang kedua bahu Renjun, menatapnya serius.

"Lo, hari ini harus nikah sama gue. Sekarang."

"HAH?!"

Renjun berteriak membuat pemuda dihadapannya lagi - lagi meringis. Pemuda manis itu berniat meninggalkan pemuda tidak tau sopan santun itu, namun tangannya kembali dicekal.

Tanpa berbicara lagi pemuda itu mendorong tubuh Renjun masuk ke dalam mobilnya.

Renjun tentu saja memberontak, ia berusaha lari namun itu semua sia - sia. Bahkan hanya dengan tatapan tajam pemuda disampingnya ia merasa takut.

Nikah Paksa | Hyuckren ✓Where stories live. Discover now