#spoiler

988 37 4
                                    

Caca menatap Cici dengan mata memicing, seolah memastikan sesuatu dengan saudari kembaranya itu.

"Napa lo? Burem mata lo liat gue?"

"Yakali burem, gue cuman memastikan kalo lo ga bercandaan doang"

"Yakali kaya ginian bercandaan oon" Cici melempar tatapan kesal pada Caca, rasanya pingin mrncak mrncak aja ngumpatin saudarinya yang kelewat bodo satu itu.

"Lagian sekali kali kita harus memanfaatkan kesamaan fisik kita berdua buat suatu hal, dan ini saatnya, mumpung lo sama gue fisiknya sama, ini pasti berjalan lancar"

"Ya juga sih, kita kembar, gampang ngibulin orang"

Caca setuju dengan Cici, mereka kembar identik, memiliki fisik yang sama persis, jadi ya gaada salahnya kalau bisa memanfaatkan itu untuk berjalan lancarnya suatu rencana yang sedang mereka susun.

"Ya trus gimana kak Mars?"

"Ya ga gimana gimana, paling marah doang nanti" ujar Cici sekenanya.

"Ya itu maksud gue bodo! Kalo dia marah gimana?" Caca mencebik kesal mendengar kalimat kelewat santai yang diucapkan Cici.

"Ya kalo mau jalanin rencana ini emang resikonya cuma satu, kena marah kak Mars, udah itu harus ditanggung" ujar Cici.

"Ya tapi kan...yaudah deh terserah lo aja gimana, gue ngikut" pasrah. Akhirnya Caca pasarah pada Cici.

Mereka sedang membicarakan sesuatu yang terbilang hmm...sedikit secret.

"Masalah Billy, serahin dia ke gue dan Derlano, kita harus ngerubah dia dalam waktu dekat, dia gak boleh keliatan kayak idiot di depan El nanti"

"Anjing, pacar gue dikata idiot, muk mati lo!!" Caca memekik kesal. Enak aja idiot, Billy mah cuman kekanakan doang, ga idiot.

"Ya itulah pokoknya ah, udah saatnya cowok lo berubah Ca, dia juga udah dewasa, setidaknya kalau dengan cara ini dia bisa sekalian belajar untuk jadi dewasa, ya bagus kan" ujar Cici.

"Tapi Billy---

"Lo tenang aja, dia aman sama gue sama Derlano"

*

"Caa"

"Iya kak?"

Mars menghampiri adiknya yang sedang berada di ruang tamu menonton Tv sendirian.

"2 minggu lagi ada liputan eksklusif kan sama El?"

"Hm" Caca berdehem pelan, malas mendengar nama El yang dibawa bawa dalam pembicaraan mereka.

"Ada rencana ketemu El sebelum itu?" Tanya Mars.

"Nggak, ngapain gue ketemu dia, buang buang waktu aja" Caca berdecih pelan.

Mars menghela nafas melihat respon negativ yang diberikan adiknya. Mars tau, Caca pasti tidak suka dengan semua ini, tapi hanya ini yang bisa Mars lakukan untuk kebaikan Caca dan Kariernya.

"Maaf kakak ya, nggak bisa berbuat lebih--

"Nggak kok, kakak nggak salah, kakak udah ngelakuin yang terbaik buat aku sama semuanya" Caca cepat cepat memotong omongan Mars sebelum kakaknya itu mulai menyalahkan dirinya sendiri lagi.

"Makasih ya kak, usah kerja keras, dan buat yang terbaik buat aku, kak Mars emang bukan kakak kandung aku, tapi kakak adalah kakak terbaik buat aku" ujar Caca dengan senyum tulus yang terpatri di wajahnya.

Semua yang Mars berikan, semua yang Mars lakukan untuk Caca itu sangat berarti dalam hidup Caca. Entah bagaimana hubungan mereka jadi sedekat ini, bahkan sangat dekat, tapi baik Caca maupun Mars menikmati proses proses itu.

*

Cici menghela nafas melihat saudari kembarnya yang melamun di balkon kamarnya, Cici ke kamar Caca berencana untuk meminjam charger pada saudarinya itu, tapi malah mendapati Caca yang melamun menarik perharianya.

"Ca"

Caca tersentak kaget saat mendengar seruan Cici.

"Hum?"

Cici mendekat ke arah Caca ikut menatap langit malam seperti apa yang sedang Caca lakukan sekarang.

"Susah ya jadi manusia dewasa, banyak masalah, banyak pikiran"

"Gue mau jadi kecil lagi aja rasanya, yang dipikiran cuman main doang, setiap hari main sama papah sama bunda, bahagia banget kita kecil Ca, papah sama bunda kasih segalanya buat kita, bahkan sampai sekarang"

Cici bergumam, pandanganya tidak teralihkan dari langit malam yang memberikan pemandangan banyak Bintang yang berkelip di langit.

"Dari awal lo ngenal cinta, udah berapa masalah yang lo hadapi?"

Caca menoleh, pada cici. Dari awal mengenal cinta...dia Derlano, setelah itu Caca tau rasanya disakiti, dihianati, dan patah hati. Lalu kenal Billy, dia juga harus menghadapi berbagai rintangan seperti sekarang ini.

"Hidup ini emang segalanya butuh perjuangan" gumam Cici.

Cici lalu menoleh menatap saudarinya sambil tersenyum tipis.

"Ini baru sebagian kecil dari ujian yang tuhan yesus berikan sama kita, baru segini aja lo udah galau? Udah sedih? Nggak bisa Ca...di depan sana masih banyak yang belum lo tau bakalan kaya gimana nantinya"

"Intinya gue minta, lo harus harus tetep semangat karna ini jalan yang lo pilih, dan resiko yang harus lo hadapi"

"Gue selalu dukung lo, kata bunda kita itu satu tapi dibagi jadi dua badan, makanya kita sama, itu berarti...gapapa kalau lo mau bagi semuanya sama gue, masalah lo, sedih lo, penderitaan lo, bahagia lo, gapapa...bagi aja sama gue" Cici tersenyum menatap Caca yang berkaca kaca menatapnya, ini adalah pembicaraan paling dalam yang pernah mereka lakukan.

"Gue tau, seberapa ngeselinya lo selama ini, tapi cuma lo yang bisa buat gue setenang ini"

Caca menarik Cici kepelukanya, menumpahkan tangis dan keluh kesahnya di bahu sang saudari kembar. Cici tersenyum kecil membalas pelukan Caca, mereka merasakannya bersama sama, secara batin mereka kuat, dan itulah yang membuat mereka selalu merasa nyaman satu sama lain. Kembali lagi, di dunia ini memang hanya keluarga kita yang bisa menjadi obat penenang terbaik, kecuali...jika keluarga adalah sumber kekecewaanmu.

***

Guys cerita udah sebagian aku hapus yaaa...yang udah baca kalian lucky banget..

Yang belom sempet baca cerita ini, bisa wait untuk novrlnya yang akan segera terbit ya guys.

Jangan lupa nanti pantengin ig @iuuci_ @shanapublisher

Makasih ya yang udah suka sama cerita ini, udah suport juga makasih banget. Ditunggu ya novelnya.

Yang pasti aku udah ubah beberapa alur cerita sampe nama tokoh pun aku ubah nama panjangnya demi kepentingan penerbitan.

Penggunaan kata dan kalimat juga udah aku ubah semua, dijamin makin bagus deh ceritanya. Tetap stay tune ya buat informasi informasi mengenai penerbitanya nanti.

Annyeong😍😍😍

My Childish Boy 《PROSES PENERBITAN》Where stories live. Discover now